Makalah Sejarah Desa Meranti
Kata Pengantar
Puji syukur penulis penjatkan
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah Sejarah.
Penyelesaian makalah adalah merupakan salah satu tugas mata pelajaran Sejarah. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Pangkalan Balai, 15 Agustus 2016
Penyusun
Daftar isi
Cover.....................................................................................................................................1
Kata Pengantar
...................................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan
Penulisan.............................................................................................................5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Asal Mula Desa Meranti................................................................................................6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................................7
Lampiran............................................................................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kabupaten
Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran
dari Kabupaten Musi
Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun
2002. Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten
ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air
sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai.
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu dari 15 kabupaten di Propinsi
Sumatera Selatan. Secara administratif, Kabupaten ini terletak antara 1,3o – 4o
Lintang Selatan dan 104o 40’ – 105 o 15’ Bujur Timur, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Muara Jambi
Propinsi Jambi dan Selat Malaka
-
Sebelah Selatan : Kec. Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering
Ilir; Kota Palembang; Kec. Gelumbang,
Kec. Talang Ubi Kabupaten Muara Enim. Sebelah
Timur : Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
-
Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin
Visi
Kabupaten Pemerintahan Banyuasin : “BANYUASIN SEBAGAI KAWASAN MANDIRI DAN
BERDAYA SAING” Misi Misi Kabupaten Banyuasin
1.Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia
2.Meningkatkan
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan
3.Mewujudkan
Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel
4. Meningkatkan
Pemerataan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 Km2 dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Akan tetapi di akhir tahun 2012 terjadi pemekaran kecamatan menjadi 19 kecamatan. Ada dua kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah, yakni kecamatan Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 174,89 Km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin.
Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 Km2 dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Akan tetapi di akhir tahun 2012 terjadi pemekaran kecamatan menjadi 19 kecamatan. Ada dua kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah, yakni kecamatan Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 174,89 Km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.
Bagaimana asal mula desa
meranti?
2.
Apa pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.
Mengetahui asal mula dari desa
meranti tersebut.
2.
Mengetahui pengaruh asal mula
desa meranti terhadap masyarakat.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Asal Mula Desa Meranti
Dahulu kala
hiduplah seorang petani yang kaya. Kekayaannya sangat melimpah. Dia mempunyai
anak perempuan yang cantik jelita bernama Putri Merilianti. Ia sangat ditakuti
di desanya, desanya bernama desa Talang Lama. Pak tani juga kaya tetapi pelit.
Setiap kali warga datang ingin meminta bantuan setiap kali kembali tidak
menimbulkan hasil.
Suatu hari datanglah seorang pemuda dari desa seberang, dia mendengar di daerah ini ada pak tani yang sangat pelit, dia ingin membuktikannya sendiri kepelitan pak tani, dia berpura-pura datang ingin meminta bantuan, pemuda itu berkata pada pak tani.
“ Pak tani, boleh saya meminta sepiring nasi ?”
“ Apa ? kamu ingin sepiring nasi ?” pak tani balik bertanya.
“ Ya, kalau pak tani membolehkan !”
“ Enak saja, di daerah ini lagi musim kering dan sawah kami lagi kekeringan, jdi tidak ada sepiring nasi untukmu.” Kata pak tani.
Melihat hal itu putri Merilianti merasa kasihan terhadap pemuda itu ia berkata pada ayahnya.
“ Ayah, mengapa ayah tidak memberikan sedikit nasi untuk dia? Padahal ayah adalah orang kaya didaerah ini.”
Lagi-lagi ayah menjawab dengan kata-kata kasar.
“ Apakah enak orang mencari sepiring nasi dengan susah payah, berpanas-panasan setiap hari, setelah itu dikasihkan dengan semudah itu apakah itu yang benar?”
“ Ayah memang tidak pernah memikirkan rakyat kecil maunya menang sendiri, ayah pelit!!”
Sambil putri belari masuk kedalam rumah. Pak tani dengan sikap pelitnya itu menjadikan dia orang yang sombong. Ia setiap hari tidur bersama ayamnya. Kebetulan rumah pak tani tingai, mempunyai empat buah tiang, tiang rumahnya terbuat dari kayu meranti. Dikarenakan dia tidur di kandang ayamnya ia sangat sayang dengan kasurnya yang sangat bagus, supaya tidak cepat rusak ia memilih tidur di kandang ayam.
Suatu malam pemuda itu datang lagi ia melihat pak tani tidur di kandang ayamnya. Ia langsung masuk ke rumah pak tani. Pemuda itu ke dapur dan dia merebus air, setelah air itu mendidih lalu disiramnya air itu ke tubuh pak tani yang ada di bawah rumah. Seketika itu pak tani tidak bernyawa lagi. Besok harinya ditemukan oleh warga bahwa pak tani telah meninggal. Akhirnya pemuda itu menikahi putri Merilianti. Mereka hidup bahagia, dan mereka dikaruniai seorang anak yang diberi nama putri Meranti, sejak itulah desa itu diganti namanya menjadi desa Meranti.
Suatu hari datanglah seorang pemuda dari desa seberang, dia mendengar di daerah ini ada pak tani yang sangat pelit, dia ingin membuktikannya sendiri kepelitan pak tani, dia berpura-pura datang ingin meminta bantuan, pemuda itu berkata pada pak tani.
“ Pak tani, boleh saya meminta sepiring nasi ?”
“ Apa ? kamu ingin sepiring nasi ?” pak tani balik bertanya.
“ Ya, kalau pak tani membolehkan !”
“ Enak saja, di daerah ini lagi musim kering dan sawah kami lagi kekeringan, jdi tidak ada sepiring nasi untukmu.” Kata pak tani.
Melihat hal itu putri Merilianti merasa kasihan terhadap pemuda itu ia berkata pada ayahnya.
“ Ayah, mengapa ayah tidak memberikan sedikit nasi untuk dia? Padahal ayah adalah orang kaya didaerah ini.”
Lagi-lagi ayah menjawab dengan kata-kata kasar.
“ Apakah enak orang mencari sepiring nasi dengan susah payah, berpanas-panasan setiap hari, setelah itu dikasihkan dengan semudah itu apakah itu yang benar?”
“ Ayah memang tidak pernah memikirkan rakyat kecil maunya menang sendiri, ayah pelit!!”
Sambil putri belari masuk kedalam rumah. Pak tani dengan sikap pelitnya itu menjadikan dia orang yang sombong. Ia setiap hari tidur bersama ayamnya. Kebetulan rumah pak tani tingai, mempunyai empat buah tiang, tiang rumahnya terbuat dari kayu meranti. Dikarenakan dia tidur di kandang ayamnya ia sangat sayang dengan kasurnya yang sangat bagus, supaya tidak cepat rusak ia memilih tidur di kandang ayam.
Suatu malam pemuda itu datang lagi ia melihat pak tani tidur di kandang ayamnya. Ia langsung masuk ke rumah pak tani. Pemuda itu ke dapur dan dia merebus air, setelah air itu mendidih lalu disiramnya air itu ke tubuh pak tani yang ada di bawah rumah. Seketika itu pak tani tidak bernyawa lagi. Besok harinya ditemukan oleh warga bahwa pak tani telah meninggal. Akhirnya pemuda itu menikahi putri Merilianti. Mereka hidup bahagia, dan mereka dikaruniai seorang anak yang diberi nama putri Meranti, sejak itulah desa itu diganti namanya menjadi desa Meranti.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Nama Desa Meranti
berawal meranti nama anak dari Putri Merilianti. Putri Merilianti ini memiliki
seorang ayah bernama Pak Tani yang terkenal sangat pelit di Desa tersebut.
Kekayaannya yang melimpah dengan rumah tinggi/ berpanggung yang memiliki empat
tiang terbuat dari kayu Meranti, Pak Tani ini sangat tidak mau membantu
rakyatnya ia sangat sayang dengan hartanya bahkan ia tidur bersama ayamnya di
kandang.
3.2 Saran
Perbanyaklah mencari
tahu tentang asal-usul desa-desa tempat tinggal kita dan memahami maksudnya,
karena dengan kita banyak mencari tahu dan memahami kita dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Lampiran
Nama : Tugiman
Tempat, tanggal
lahir : Meranti, 07 Februari 1977
Umur : 39 tahun
Alamat : Jl. Trans Pulau Rimau Desa Meranti
Kec. Suak Tapeh kab. Banyuasin
Nama : Hartani
Tempat, tanggal
lahir : Meranti, 02 Maret 1980
Umur : 36 tahun
Alamat : Jl. Trans Pulau Rimau Desa Meranti
Kec. Suak Tapeh kab. Banyuasin
Post a Comment for "Makalah Sejarah Desa Meranti"