Cerita Pendek (CERPEN) Impian Tersulit
Impian Tersulit
Oleh :
Doni
XII MIPA 1
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Berbagai kata
menggambarkan diriku, salah satunya adalah, lesu. Apa sebutan itu buruk? Ah,
tidak juga. Satu kata lagi yang menggambarkan diriku, pemalas. Memang betul aku
pemalas. Aku terkadang bisa mendapat nilai jeblok saat diberi soal-soal.
Bukannya tak mengerti akan materi, tapi aku ini “malas”. Siapa aku? Yah, sebut
saja si Lesu Pemalas yang Lemah. Kenapa? Ada yang salah? Halah, hanya sebutan.
Who’s care?
“Assalamu’alaikum
warah matullahi waba rakatuh,” kalimat yang diutarakan murid-murid di kelasku.
Aku hanya diam sembari memainkan pensil kesayanganku. Wa’alaikum salam warah
matullahi waba rakatuh,” jawab guru olahragaku datar. “Sebelum ke lapangan,
Bapak mau memberikan kalian beberapa pertanyaan. Sobek kertas dua lembar, ya!”
“Yah, Bapak,” seluruh
murid di kelasku nampak kecewa. Masa bodoh, aku tidak tertarik. Sreeek! Suara
sobekan kertas menjadi gemuruh di kelas. Aku walaupun malas tetap harus patuh.
Aku menyobek kertas di bukuku juga. “Pertanyaan pertama, apa cita-citamu?”
“Ya elah, Bapak.
Pertanyaan anak TK!” sahut seorang murid di kelasku. Aku hanya memainkan pena
di atas kertas lembar. “Sh! Pertanyaan kedua, apakah cita-cita kamu bermanfaat
bagi masyarakat?” Lagi-lagi aku hanya menorehkan tinta pena tanpa mesti heboh
seperti murid-murid lain. Kamu kira aku kalem? Justru aku cerewet, tapi tidak
kalau sedang belajar.
“Pertanyaan ketiga,
apa impian kamu untuk orangtua?” seketika aku terhenyak. Aku sedikit kaku
memoles tinta di atas kertas. Perlahan tapi pasti, aku menulis jawaban
pertanyaan itu pelan-pelan.
Ingin memberangkatkan
orangtua haji dan memberi kehidupan yang lebih layak. Aku menulisnya dengan
berat. Mungkin memang mudah ditulis, tapi apakah mudah mewujudkannya? Tidak!
Sungguh tidak! Itu adalah impian yang sangat sulit untuk diwujudkan. Itu
kenyataannya! Aku barulah sebatas murid SD. Bisakah aku mewujudkan mimpiku yang
sangat tinggi itu? Semoga saja. Semoga.
“Pertanyaan keempat,
apa bahaya merokok?” Aku menulis jawaban tersebut dengan gemetar, akibat soal
nomor tiga tadi. Inilah jawaban-jawabanku:
1. Menjadi seorang direktur
perusahaan /orang yang berguna bagi nusa, negara, serta agama.
2. Ya, karena ikut andil dalam kemajuan ekonomi dan dapat membuat lapangan pekerjaan.
3. Ingin memberangkatkan orangtua haji dan memberi kehidupan yang lebih layak.
4. Di dalam rokok, terkandung berbagai zat berbahaya, salah satu contohnya adalah tar dan nikotin. Rokok juga salah satu penyebab polusi udara. Penyakit yang diakibatkan dari merokok adalah (contoh): kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan.
2. Ya, karena ikut andil dalam kemajuan ekonomi dan dapat membuat lapangan pekerjaan.
3. Ingin memberangkatkan orangtua haji dan memberi kehidupan yang lebih layak.
4. Di dalam rokok, terkandung berbagai zat berbahaya, salah satu contohnya adalah tar dan nikotin. Rokok juga salah satu penyebab polusi udara. Penyakit yang diakibatkan dari merokok adalah (contoh): kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan.
Aku terus memikirkan
soal nomor tiga itu. Apakah mimpi itu akan kugapai? Yah, semoga. sampai
sekarang aku terus memikirkannya, meskipun setelah apa yang aku alami dan aku
lewati hingga sma saat ini. aku memulai impian sulit tersebut dengan meraih
prestasi demi prestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional dalam ajang LKTI
atau karya ilmiah remaja. setelah aku melalui berbagai hal selama hidup ini,
aku akhirnya mempunyai keyakinan bahwa meskipun impian tersebut sulit tapi aku
sangat yakin bisa mencapainya, aamiin.
Post a Comment for "Cerita Pendek (CERPEN) Impian Tersulit"