Sistem Koloid
A. Latar Belakang
Mengingat banyaknya bahan kimia yang ikut bergelut bersama kita dalam kehidupan kita
sehari-hari, maka perlulah kita melakukan identifikasi terhadap zat-zat
tersebut agar dapat memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat yang sesuai dengan
adanya zat tersebut, khususnya zat yang berhubungan dengan sistem koloid yang
di antaranya adalah sabun, detergen, dan lain-lain.
Identifikasi ini juga perlu di lakukan agar hasil dari
identifikasi tersebut bias dijadikan acuan dalam menggunakan zat-zat tersebut.
Sehingga kemudian zat tersebut dapat di gunakan sebagaiman mestinya.
B. Tujuan
·
Mengamati dan membedakan koloid dari tampilan
fisik, serta beberapa sifatnya secara umum
C. Dasar Teori
Sistem Dispersi
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat yang lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai “medium pendispersi” dan tepung kanji disebut “zat terdispersi”. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Suspensi
Merupakan sistem dispersi dimana partikel yang relative berukuran besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupaka campuran yang heterogen, sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur ke dalam air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel – partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.
b. Larutan
Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati antara partiel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunaan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogen yang susah dipisahkan menggunakan penyaringan dan alat sentrifuge.
c. Koloid
Berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloit pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya pada gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari pada larutan.
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat yang lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai “medium pendispersi” dan tepung kanji disebut “zat terdispersi”. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Suspensi
Merupakan sistem dispersi dimana partikel yang relative berukuran besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupaka campuran yang heterogen, sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur ke dalam air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel – partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.
b. Larutan
Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati antara partiel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunaan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogen yang susah dipisahkan menggunakan penyaringan dan alat sentrifuge.
c. Koloid
Berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloit pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya pada gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari pada larutan.
D. Alat dan Bahan
Alat:
1. 4 buah gelas kimia 100 cm3
2. 1 buah lampu senter
3. 1 buah corong
4. 1 buah erlenmeyer
5. Kertas saring secukupnya
Bahan:
1. Gula pasir
2. Susu bubuk
3. Pasir
E. Cara Kerja
1.
Siapkan
3 gelas kimia dan isilah dengan air kira-kira setengahnya.
2.
Larutkan
satu spatula gula pasir ke dalam gelas kimia 1, satu spatula susu bubuk ke
dalam gelas kimia 2, dan satu spatula pasir ke dalam gelas kimia 3.
3.
Sorotlah
setiap larutan dengan senter. Amati jalannya sinar pada setiap larutan. Catat
hasil pengamatan anda.
4.
Saringlah
ketiga larutan dengan kertas saring dan tampung hasil saringannya di dalam
erlenmeyer. Amati apakah ada residu yang tertinggal pada kertas saring dan
filtrat hasil saringan dalam erlenmeyer.
F. Hasil
Hasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan:
Sistem Dispersi
|
Sebelum disaring
(kekeruhan, kestabilan)
|
Sesudah disaring
(kekeruhan danjalannya sinar)
|
Penyaringan (ada tidaknya residu,
kondisi filtrate)
|
Kestabilan
(mudah mengendap atau tidak)
|
Larutan
(air + gula)
|
Tidak keruh dan stabil
|
Tidak keruh, tembus sinar dan tidak menyebar
|
Tidak ada residu
|
Tidak mengendap
|
Koloid
(air + susu)
|
Keruh dan stabil
|
Keruh dan sinar menyebar
|
Ada residu
|
Tidak mudah mengendap
|
suspensi
(air + pasir)
|
Keruh dan tidak stabil
|
Tidak keruh, tembus sinar dan
menyebar, terlihat adana gerakan partikelnya
|
Ada residu
|
Mudah mengendap
|
G. Pembahasan
·
Larutan
( air + gula )
Mula – mula air diisi ke gelas kimia sebanyak 100 ml dan di
masukkan 3 spatula gula. Pada saat belum disaring larutan gula tidak
keruh dan dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring larutan gula tidak keruh
juga dan tembus cahaya dan sinarnya tidak menyebar. Padaa saat penyaringan
kondisi filtrate tidak ada residu. Kestabilan larutan gula yaitu tidak
mengendap melainkan larut.
·
Koloid
( air + susu )
Sinar
yang datang melalui koloid akan dibelokkan karenak ada partikel dalam
koloid tersebut. Partikel-partikel inilah yang membelokkan sinar yang datang
sehingga sinar akan menyebar.
·
Suspensi
( air + pasir )
Mula
– mula diisi ke gelas kimia sebanyak 150 ml dan di masukkan 3 spatula pasir.
Pada saat belum disaring suspensi air ditambah dengan pasir keruh dan dalam
keadaan tidak stabil. Lalu, sesudah disaring suspensi air ditambah dengan pasir
tidak keruh, tembus cahaya dan sinarnya menyebar dan terlihat adanya gerakan
partikelnya. Padaa saat penyaringan kondisi filtrate ada residu. Kestabilan
suspensi air ditambah dengan pasir yaitu mudah mengendap.
H. Kesimpulan
·
air + gula adalah Larutan yang
tembus sinar tidak menyebar.
·
Air + susu adalah koloid yang
sinarnya menyebar.
·
Air + pasir adalah suspense yang
tembus sinar yang menyebar dan terlihat gerakan partikelnya.
Post a Comment for "Sistem Koloid"