Makalah Sejarah Kota betung kabupaten banyuasin...'check it out'...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti yang sudah diketahui bahwa sejarah lokal merupakan bagian sejarah yang bersifat mikro sedangkan untuk sejarah nasional sendiri bersifat makro. Yang mana sejarah nasional lebih bersifat konsepsi umum yang mendukung penanaman nilai nasionalisme. Dan untuk sejarah lokal sebagai mikro dapat memberikan bantuan dalam kajian sejarah nasional yang membicarakan sesuatu secara umum. Keterkaitan antara sejarah lokal dengan sejarah nasional tidak dapat dikatakan bahwa kumpulan-kumpulan dari sejarah lokal itu dapat diartikan sejarah nasional. Karena sejarah lokal sebagai penyempurnakan sejarah nasional dan memberi hubungan timbal balik. Sehingga dengan demikian antara sejarah lokal dan Nasional sangatlah berhubungan. Dengan melakukan penelitian tentang sejarah lokal, kita tidak hanya memperkaya pembendaharaan sejarah Nasional tetapi lebih penting lagi memperdalam pengetahuan kita tentang dinamika sosiokultural dari masyarakat Indonesia yang majemuk ini secara lebih intim. Dengan ini kita makin menyadari berbagai corak penghadapan manusia dengan lingkungannya dan dengan sejarahnya serta memperdalam pula kesadaran sejarah kita untuk mendapatkan makna dari berbagai peristiwa sejarah yang dilalui.
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana asal-usul atau sejarah dari kota Betung, kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan?
2. Bagaimana Asal-usul atau sejarah dari daerah Betung yaitu Rimba Asam ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan pada karya tulis ini adalah sebagai beikut:
1. Mengetahui asal-usul atau sejarah dari kota Betung, kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan.
2. Menambah pengetahuan tentang adat istiadat Indonesia khususnya adat istiadat dari desa Betung.
3. Mendorong generasi muda untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya generasi muda dari desa Betung untuk melestarikan budaya mereka.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pelajar, dapat mengetahui asal-usul nama kota/kecamatan/kabupaten dari tempat tinggal atau tempat kelahiran mereka dan menjadi generasi penerus bangsa yang berwawasan lingkungan dan pengetahuan.
2. Bagi masyarakat, dapat menyalurkan informasi-informasi yang pernah terjadi di daerah tempat tinggal atau kelahiran sebelum adanya nama daerah.
3. Bagi pemerintah, dapat mempromosikan sejarah wilayah daerah dan menjadikannya sebagai bentuk kearifan lokal dalam menjaga kelangsungan wilayah daerah.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bagaimana asal-usul atau sejarah dari kota Betung, kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan?
Narasumber 1:
B. Nama : Mak Yem
C. Tempat/tanggal lahir: Banyuasin, 10 Oktober 1938
D. Umur : 70 tahun
E. Pekerjaan : -
Narasumber 2:
A. Nama : Dewi Lestari
B. Tempat/tanggal lahir: Kayu Ara Kuning, 15 Maret 1978
C. Umur : 38tahun
D. Pekerjaan :Wiraswasta
Betung merupakan nama daerah dari Kabupaten Banyuasin yang diambil dari nama serumpun bambu yang sangat banyak tumbuhaan bambu. Sehingga Betung yang dahulu letaknya terdapat di daerah desa Betung sekarang ini. Sekitar tahun 1720 M penduduk dusun Betung waktu itu diperkirakan sekitar kurang lebih 20-30 KK. Menurut cerita desa Betung telah berdiri sejak lebih kurang tahun 1520 dan di tempati oleh puak-puak atau kelompok-kelompok kecil yang merupakan pengungsian dari daerah Lampung.
Kelompok kecil yang ada didaerah Betung ini yang pertama sekali ialah bernama “Gabul “ yang dikepalai oleh Keriak Minak Ratu Rajamas yang disebut juga Keriak Ginjing. Yang kemudian kelompok itu disusul dengan “Korbang“, kemudian lagi “Limus Tohat“. Kelompok-kelompok tersebut berasal dari daerah Lampung, dengan latar belakang masalah sebagai berikut :
Di daerah Kerajaan Tulang Bawang ada suku Abung yang konon kabarnya berasal dari angkatan laut Gajah Mada yang tidak mau tunduk dengan kedatangannya islam di Jawa dan mereka melarikan diri ke Sumatera, yang diantaranya mendiami dipesisir Wai Abung Lampung. Orangnya pemalas untuk bertani, suka perang dan merampok, dan merampas harta benda orang lain. Karena terjadi perang-perang kecil tadi, ada satu suku atau golongan yang terdesak, terpaksa mengungsi didekat Mesir batas dengan Komering. Yang sekarang dinamakan daerah moyang Canguk. Dusun ini baru berdiri setelah diserang oleh orang Abung dan menerima kekalahan, sehingga mereka mengungsi ke Seriau Tungis.
Beberapa tahun kemudian mereka diserang kembali oleh orang-orang Abung dan mengungsi lagi ke Ulu Sungai Macak yang bernama Lubuk Buhun. Setelah mereka mengungsi di Lubuk Buhun, mereka di serang kembali oleh orang-orang Abung sehingga menyebabkan Tuan Bujang tewas dalam peperangan itu dan mereka pun dengan terpaksa mengungsi lagi kesebelah ilir, yaitu di Muara Wai Halom. Ulu Cahya Negeri sekarang ini. Setelah itu dusun diserang lagi oleh orang-orang Abung dan terpaksa mereka pun pindah ke Kota Tanoh. Dusun didirikan lebih kuat dengan membuat benteng dari tanah. Di pintu benteng yang curam dipasang kayu penghalang, yang maksudnya apabila musuh naik, kayu tersebut dilepaskan agar dapat melimpis musuh musuh tersebut.Tiba-tiba benteng yang diperkirakan sudah kuat tadi, diserang lagi oleh orang-orang Abung dan orang-orang Abung berhasil mengalahkan mereka. Akibatnya tewaslah Moyang Tuan Bujang dan Cuncun Dungul ditempat tersebut. Pengungsian terpecah dua, sebagian melintas hutan dan rawa ke arah sebelah barat di pesisir Komering, yang sebagian lagi terus keilir menuju sungai Lampuing dan mendirikan dusun di ulu Tebing Suluh sekarang ini. Kelapa belum sempat berbuah di serang lagi oleh orang Abung, sedangkan ladangnya habis dibakar. Itulah sebabnya sampai sekarang bernama Umbul Mutung. Di tempat tersebut meninggalkan makam tuan Penghulu. Kemudian mereka pindah ke Rantau Durian, diserang lagi, lalu pindah ke Ulu Pulau Korak/kota Bosi, diserang lagi, lalu pindah ke ilir tepatnya ke Paku Haji-Lebak Luar di Rimba sekampung, lalu diserang lagi, dan akhirnya memberantas lebak luar dan sampai ke Kayu Agung. Itulah asal nenek moyang orang Kayu Agung sekarang ini.
Nenek moyang di Komering desa Betung berasal dari Pengungsian dari Kota Tanoh menuju Pesisir Komering yang telah di jelaskan diatas tadi.
Berikut adalah nama-nama nenek moyang Desa Betung :
1. Keria Minak Ratu Raja Mas disebut juga Keria Gincing di Gabul desa Betung
2. Keria Minak Ratu Batara di Karang Anyar Menanga
3. Keria Dahim di Adumanis Tua
B. Sejarah Desa Rimba Asam Kecamatan Betung
Penjajah Kolonial Belanda dan sekutunya membuat strategi untuk kelancaran misinya dalam rangka memeras rakyat, maka dibentuklah suatu pemerintah khusunya di daerah keresidenan Palembang, Di sini banyak terdapat pohon yang besar, rimbun dan merimba berbuah rasanya Masam (Asam). maka dari itu tempat ini di sebut Kampung/ pemukiman yang menjadi cikal bakal sebutan Marga Rimba Asam. Setiap dusun dikepalai oleh Kario dibantu oleh Penggawa. Yang dimaksud dengan PAMONG MARGA adalah Dewan Marga atau ada yang menyebutkan DPRnya Marga terdiri dari Ketua, Wakil ketua, Sekretaris dan 7 orang anggota sampai 9 orang, kemudian penghulu setiap marga, P3NTR: 1 Orang setiap dusun. P3NTR dibantu oleh Bilal dan Marbot.
Secara Tetorial Kekuasaan dan batas Marga Rimba Asam.
Sebelah Utara Berbatas dengan Marga Tungkal Ilir dan Marga Penuguan di tengah laut banyuasin.
Setiap marga mempunyai dusun pengandang (Kandang = Pagar),Dusun pengandang Marga Rimba Asam dengan ibu kota Marga yang terletak di Dusun Betung, Antaralain: Dusun Lubuk Karet, Pulau Rajak ( Dulunya Talang Rajak Orang menyebutnya), Bukit (akan di uraikan di sejarahnya dibawah ini), Sri Kembang, Muara Betung ( Yang Sekarang menjadi Desa Sumber ibu kota Pulau Rimau)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Sejarah terbuntuk nama Betung berawal dari Betung yang memiliki banyak tumbuhan Bambu.
2. Desa Rimba Asam tebentuk dikarenakan dahulu di tempat itu terdapat pohon yang rasanya asam dan merimba didaerah tersebut. Sehingga daerah tersebut diberi nama Rimba Asam
B. Saran
Adapun Saran dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untukmasyarakatgenerasitua, sebaiknyabisamemberipengertiankepadagenerasimuda agar tetapmelestarikankebudayaan atau tradisi di desanyadanmenjagakemurnian kebudayaantersebutdaripengaruhbudayaluar.
2. Untukmasyarakatgenerasimuda, sebaiknyalebihkritismenyikapikebudayaanatautradisi di DesaBetung, menjagakelestariankebudayaantersebut agar tidaklunturdandapatbersaingdengankebudayaanluar.
Note :
Boleh copas asalkan mencantumkan alamatnya....!
hahaa bang kamu buat skrpsi ee buat sejarah lan mecak buat skripsi wkwkw
ReplyDelete