Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesona Gunung Dempo



Assalamualaikum Readers.
Salam Lestari.
kata teman ku salam lestari itu biasa digunakan anak anak pendaki indonesia atau anak anak yang dekat atau malakukan perjalanan alam dengan tujuan untuk senantiasa mengingat dan melakukan pelestarian bukan kerusakan.

Dalam kesempatan kali ini, mimin akan menceritakan teman mimin yang pernah mendaki ke gunung dempo. Pasti readers udah tau kan di mana gunung dempo. Yaps gunung dempo berada di Pagar Alam, Sumatera Selatan. Bagi kalian yang tinggal disekitar Sumatera Selatan dan ngakunya pencinta alam tapi ngga pernah ke gunung dempo baarti kalian belum bisa disebut pencinta alam. Jangan ngaku pencinta alam kalo belum ke gunung Dempo. Bagi yang mulai menjadi pendaki, Dempo adalah tempat yang pas untuk kalian daki selain pemandangannya yang ngga kalah bagusnya tetapi juga treknya lumayan susah. Jadi kalau udah pernah mendaki gunung Dempo, gunung-gunung yang lain pun bisa kalian lewati.


Pengalaman pertama pendakian gunung dempo. Dalam sebuah pendakian bukan puncak yang dicari atau dituju melainkan pelajaran untuk kembali dengan selamat. Bersamanya terdapat banyak pelajaran yang mengiringi. Begitulah kata temanku M Jati Kusuma. Sebelumnya perkenalkan 12 anggota MEGAPALA
1. Derik (leader)
2. Alan
3. Iman
4. Andra
5. Sidiq
6. Safri
7. Irvan
8. Enggar
9. Ari
10. Aan
11. Alex
12. Jati (narasumber)  
Gunung dempo merupakan gunung tertinggi di provinsi Sumatera Selatan yang terletak di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Untuk menaklukan puncak nya terdapat dua jalur yang dapat dilalui. Pertama, jalur pendakian Kampung IV, dengan ketinggian 1575 mdpl. Dan jalur pendakian Tugu Rimau. Dan mari kita lihat ceritanya. 


Banyuasin, 4 Mei 2016, pengalaman yang tak pernah ku lupakan sekaligus kado ultah terindah selama 17 tahun hidup di dunia. Cieaalahh :v . team kami bernam MEGAPALA. Yang memiliki kepanjangan MElok Gawe Pecinta ALAm. Team yang baru didirikan sebelum berangkat di hari itu. Kami berkumpul di pom bensin Simpang Limau, Sembawa. Dan berangakat menuju Kota Pagaralam jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Sampai di pagaralam kami tidak langsung ke base camp awal pendakian melainkan ke rumah ayah Anton terlebih dahulu yang berada di kampung I PTPN VII, dirumah ayah anton kami mempersiapkan peralatan, beristirahat dan mendengarkan pengarahan pendakian gunung dempo oleh ayah anton. Kata ayah anton selama pendakian dalam team harus tetap kompak, saling tolong menolong dan jika terjadi hal aneh tidak boleh di ceritakan di atas gunung tetapi setelah pulang atau turun dari gunung.Setelah berbincang-bincang, perjalanan dilanjutkan ke basecamp. Sesampainya di basecamp kami pun registrasi, mempersiapkan alat, menyewa barang yang kurang, masak, istirahat dan bermalam disana. 
Keesokan harinya setelah sarapan, kami mulai pendakian jam 09.00 WIB dan sampai di shelter 1 jam 13.00 WIB. Selama perjalanan menuju shelter 1 kami terkena badai kabut dan badai hujan yang memaksa kami memakai ponco. Disana pun kami masak-masak dan beristirahat sejenak, saat itu dingiiinnnn sekali bro. Kesitar jam 14.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju shelter 2 diantara shelter 1 dan 2 terdapat dinding lemari. Dinding lemari merupakan salah satu trek atau jalur yang sulit untuk dilalui, trek ini memiliki kemiringan hampir 90 derajat yang hanya dapat dilewati dengan memanjat tali. Disamping trek yang terjalal kondisi di sanapun licin sampai-sampai kami hampir jatuh ke jurang.

Selang beberapa jam sampai shelter 2 sekitar jam 18.00 atau saatnya shalat magrib waktu setempat, kami pun kembali istirahat sambil masak, makan, mengambil air di mata air, dan tak lama itu kami melanjutkan perjalan ke puncak gunung. Diperjalanan seharusnya mampir sejak ke makam perintis tetapi karena keadaan sudah gelap jadi kami tidak keliatan dimana makam perintis itu (maklum baru pertama). Jadi sesampainya di cadas (batu-batu cadas) yang sangat panjang dan tinggi dengan kemiringan yang sangat curam dan muatannya hanya satu kaki seperti jalan tikus, kebayang dong gimana susahnya melewati trek ini. Karena kondisi team yang sudah lelah kami beristiraha dengan mendirikan tenda dan di huni oleh 12 orang, kami pun tidur bukan terbaring sebagaimana mestinya tetap kami tidur dengan kondisi duduk dengan kompor ditengah sebagai penghangat.
Setelah tertidur cukup pulas, sekitar jam 05.00 WIB  kami terbangun dan melanjutkan perjalanan ke puncak. Sejam berselang kami pun akhirnya sampai di top (puncak) sekitar jam 06.00 WIB. Kami istirahat sejenak dan turun di pelataran sekitar 30 menit. Pelataran merupakan tanah datar yang ada di gunung dempo yang berada di antara top dempo dan puncak merapi, disana terdapat mata air telaga putri. Disana juga kami mendirikan tenda, sarapan pagi, dan menghangatkan badan sebelum summit ke puncak merapi. Perjalanan meuju puncak merapi selama 30 menit, sesampainya di puncak merapi upacara bendera terlebih dahulu baru berpoto-poto. Saat itu kami mendapai kawah berwarna tosca. Kata Ayah Anton kalau belum dapat kawah tosca harus kembali lagi ke dempo karena konon katanya kawah berwarna tosca adalah hadiah yang diberikan gunung dempo.
Setelah merasa cukup berpoto-poto di puncak merapi kami kembali ke pelataran, karena ada anggota team yang sakit kami pun memutuskan untuk menginap sehari di pelataran. Karena waktu pergi kami tak mampir ke akam perintis kami pun memutuskan untuk datang ke makam perintis sewaktu ingin pulang dengan membawa sebungkus rokok. Mitosnya setiap pendaki harus membawa sebungkus rokok dan di bawa ke pemakam perintis.

Senang sekali rasanya bisa datang ke gunung dempo, rasanya seperti jatuh cinta lagi dan lagi dengan alam Indonesia. Seperti bertambah rasa bangga menjadi salah satu bagian Indonesia. Buat kalian yang sibuk mencari keindahan alam di luar negeri, coba tengok dulu alam Indonesia karena alam Indonesia tidak kalah indahnya dengan alam luar negeri
“Disetiap persinggahan terdapat banyak kenangan, perjalanan ini tak akan tergantikan.”
Sekian dulu ya cerita dari mimin, semoga bermanfaat bagi kalian yang pengen mendaki ke Dempo. Selamat mencoba dan semoga sukses.
SALAM LESTARI
Wassalamualaikum.

Post a Comment for "Pesona Gunung Dempo"