Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI TEORI DAN TEKNIK MOTIVASI



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Inayah-Nya sehingga makalah ini  dapat diselesaikan walaupun  dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.Harapan kami selaku penulis, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca yang membaca makalah, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Makalah ini dirasa masih banyak perlu perbaikan dikarenakan makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih terdapat banyak  kekurangan disebabkan  pengetahuan yang masih sangat kurang dan perlu perbaikan kembali. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar kelaknya makalalah ini dapat kami perbaiki kembali dimasa yang akan datang.


Jakarta, 20 September 2017


Penulis








DAFTAR ISI
Kata Pengantar  -----------------------------------------------------------------------------------  2
Daftar Isi  -----------------------------------------------------------------------------------------   3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------   4
1.2. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------------   4
1.3. Tujuan Penelitian----------------------------------------------------------------------------   4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Motivasi-------------------------------------------------------------------------   5
2.2. Teori Motivasi-------------------------------------------------------------------------------   5
2.3. Proses Motivasi------------------------------------------------------------------------------   8
2.4. Prinsip Motivasi-----------------------------------------------------------------------------   9
2.5. Tehnik Motivasi-----------------------------------------------------------------------------   10
BAB III PENUTUP 
1.1. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------  13
BAB IV Daftar Pustaka ------------------------------------------------------------------------  14









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Di tinjau dari segi pentingnya manusia dalam organisasi, fungsi penggerakan ini merupakan fungsi terpenting.Begitu juga dengan fungsi administrasi dan manajemen karena pelaksanaan fungsi ini menjadikan manusia sebagai objek langsungnya.Tidak mengherankan apabila dalam pertumbuhan ilmu administras, istilah yang berbeda-beda adalah istilah yang dipergunakan untuk fungsi ini.Perubahan-perubahan istilah yang digunakan itu adalah suatu hal yang sangat logis apabila diingat bahwa dengan perkembangan ilmu administrasi yang amat pesat itu, pandangan terhadap manusia yang berorganisasi serta peranannya di dalam organisasi semakin dipahami. Untuk masa sekarang istilah yang paling tepat dipergunakan untuk menunjukan fungsi organic administrasi dan manajemen yang langsung menyangkut manusia-manusia di dalam organisasi adalah istilah MOTIVASI “penggerak”

1.2  Rumusan masalah

1.   Apa yang disebut dengan Motivasi ?
2.   Proses dalam Motivasi ?
3.   Prinsip Motivasi ?
4.   Apa saja Teori motivasi ?
5.   Tehnik Motivasi ?

1.3  Tujuan
Tujuan daripada penulisan makalah ini, agar mengetahui lebih jelas mengenai tehnik dan juga teori penggerakan (motivasi).




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
1.      Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau perangsang. 
2.      MenurutChifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong  tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior).
3.      MenurutFredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan  dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.
2.2 Teori-Teori Motivasi
Di bawah ini merupakan teori-teori motivasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
A.    Teori Motivasi menurut Maslow
Menurut Maslow (Robbins, 2006:214) manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau lima hierarki (hierarchy of needs) yaitu:
(a) Kebutuhan psikologis (Physicological), antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.
(b)  Kebutuhan akan rasa aman (safety), antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
 (c)    Kebutuhan sosial (social), mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.
(d)   Kebutuhan penghargaan (esteem/respected), mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
(e) Kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment), dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya, yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.


B. Teori Motivasi Menurut Douglas McGregor
Teori ini lebih dikenal dengan teori X dan Y dari McGregor dimana pada teori tersebut manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X dan manusia Y berdasarkan asumsi-asumsi tertentu diantaranya:
Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:
1.   karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan akan mencoba menghindarinya
2.   karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran
3.   karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal
4.   kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukan ambisi yang rendah
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat empat asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y:
1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain
2. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen pada sasaran
3.   Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima bahkan mengusahakan tanggung jawab
4.   Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen
Motivasi yang diterapkan kepada pegawai yang tergolong dalam kategori manusia Y ini adalah motivasi positif yaitu dengan member pujian, penghargaan, dan tindakan lain yang bersifat positif.
C. Teori Motivasi Menurut Frederick Herzberg

Teori ini sering disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene (Motivation Hygiene Theory). Penelitian yang dilakukan dalam pengembangan teori ini dikaitkan dengan pandangan
para pegawai tentang pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukan bahwa jika para pegawai
berpandangan positif terhadap pekerjaannya, dalam diri mereka tidak ada kepuasan, bukan ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh para pakar motivasi lainnya. Penekanan pada teori ini adalah jika tingkat kepuasan para pegawai tinggi aspek motivasilah yang penting.Tetapi jika tidak ada kepuasan, aspek higiene lah yang menonjol. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi adalah:
1.      Prestasi atau achievement
2.      Pengakuan atau recognition
3.      Pekerjaan itu sendiri atau the work in self
4.      Tanggung jawab atau responsibility
5.      Kemajuan atau advancement
Sedangkan pada faktor-faktor higiene meliputi:
1.      Kebijakan dan administrasi perusahaan
2.      Supervisi
3.      Hubungan dengan para supervisor
4.      Kondisi kerja
5.      Gaji
6.      Kehidupan pribadi
7.      Hubungan dengan para bawahan
8.      Status dan kepastian
D. Teori “ERG”
      Menurut Clayton Alderfer (Robbins, 2006:221) mengetengahkan teori yang mengatakan bahwa “manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan ‘inti’ (core needs) yang disebutnya eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth – ERG).
Sepintas Teori Alderfer ini mirip dengan teori Maslow, hanya bedanya pada teori Alderfer ketiga kelompok kebutuhan tersebut dapat timbul secara simultan dan pemuasannya tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong, akan tetapi ketiga-tiganya sekaligus, meskipun mungkin dengan intensitas yang berbeda-beda. Dengan kata lain Alderfer menolak pendekatan hierarki yang dikemukakan Maslow.
E. Teori Motivasi Menurut David McClelland
Salah satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori yang dikembangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari Universitas Harvard.
Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
D. Teori Harapan (Sondang 2004 : 179)
 Teori Harapan intinya terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Teori harapan mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik, hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan antara usaha dan pretasi kerja.Daya tarik artinya ialah sampai jauh mana seseorang merasa pentingnya hasil atau imbalan yang diperoleh dalam penyelesaian tugasnya.Yang dimaksud dengan prestasi kerja dan imbalan adalah tingkat keyakinan seseorang tentang hubungannya antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan kaitan antara usaha dan prestasi kerja ialah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus kepada prestasi kerja.
2.3 Proses Motivasi
Motivasi timbul dalam diri seseorang apabila terdapat dorongan dan ketegangan dalam dirinya. Motivasi dalam diri seseorang dapat terbentuk melalui beberapa tahap, maka untuk mengetahui secara jelas proses dari terbentuknya sebuah  motivasi secara umum dapat dijelaskan pada gambar  dibawah ini (gambar 2.1) :
Gambar 2.1, Proses Motivasi Rivai dan Jauvani (2009:839)
Pada dasarnya proses motivasi dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi.
Pada gambar 2.1 di atas menunjukan hal-hal mengenai proses motivasi sebagai berikut:
1)      Dalam kehidupan manusia, selalu timbul kebutuhan dan yang bersangkutan merasa perlu untuk memuaskannya.
2)      Kebutuhan itu hanya dapat dikategorikan sebagai kebutuhan apabila menimbulkan ketegangan dalam diri yang bersangkutan.
3)      Ketegangan itulah yang menimbulkan dorongan agar yang bersangkutan melakukan sesuatu.
4)      Sesuatu itu adalah upaya mencari jalan keluar agar ketegangan yang dihadapi tidak berlanjut.
5)      Jika upaya dalam mencari jalan keluar yang diambil berhasil, berarti kebutuhan terpuaskan.
6)      Kebutuhan yang berhasil dipuaskan akan menurunkan ketegangan, akan tetapi tidak menghilangkan sama sekali. Alasannya adalah bahwa kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan timbul kemudian, mungkin dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan intensitas yang berbeda.
2.4 Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi Kerja
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai (Mangkunegara, 2005:100) diantaranya yaitu :
1.            Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2.            Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3.            Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4.            Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
5.            Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai, akan memotivasi pegawai bekerja seperti apa yang diharapkan oleh pemimpin.
2.5 Tehnik Motivasi
Tekhnik Memotivasi pendekatan Kerja:
1.      Pendekatan Kerja Tradisional
Berangkat dari  “TEORI X” Mc Gregor :
a. Orang itu tidak suka bekerja, malas dan sedapat mungkin menghindarinya.
b. Orang itu tidak jujur, tidak mau bertanggung jawab, dan lebih suka “cari selamat”
c. Orang itu tidak kreatif, ambisinya rendah, tidak mementingkan pekerjaan tetapi apa yang dia peroleh.
Tekhnik Memotivasi “be strong”
•      Pemaksaan
•      Pengawasan secara ketat.
•      Perilaku pekerja diarahkan dengan insentif dan ancaman hukuman
•      Tugas dibuat dalam operasi-operasi yang sederhana dan mudah dipelajari.
2.      Pendekatan Human Relation
Berangkat dari  “TEORI Y” Mc Gregor :
     a. Orang itu rajin dan suka bekerja keras.
     b. Orang itu  jujur dan bertanggung jawab.
     c. Orang itu kreatif, inovatif dan memiliki ambisi yang tinggi untuk berprestasi.
Tekhnik memotivasi “be good”
•   Otonomi
•   Tanggungjawab.
•   Keterlibatan
•   Pemberdayaan
•   Kesempatan untuk berkembang
•   Meaningful & Challenging Works
3.      IMPLICIT BARGAINING
•    Berangkat dari kesadaran adanya kelemahan dan kelebihan dari kedua pendekatan sebelumnya.
•   Merupakan kombinasi pendekatan tradisional dan pendekatan human relations.
•   Dalam pendekatan ini selain adanya aturan formal menyangkut pekerja juga adanya perjanjian yang tidak tertulis antara pekerja dan pihak pimpinan mengenai hal-hal apa yang menjadi tugas dan yang harus dikerjakan oleh pekerja.
4.      KOMPETISI
 Asumsi dari pendekatan ini sederhana saja, yaitu bahwasanya dengan menciptakan situasi persaingan diharapkan motivasi kerja akan bertambah besar.
Dalam menciptakan situasi persaingan digunakan Insentif.
Insentif : Faktor-faktor eksternal yang oleh individu dipandang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakannya.
5.      MOTIVASI INTERNAL
•    Self-Motivation, Self-Management
•   Dalam pendekatan ini motivasi pekerja diupayakan bangkit dari dalam diri pekerja sendiri (Kesadaran).
•   Pendekatan ini relatif lebih sulit, namun lebih effektif jika mampu dilakukan.
•   Proses pembelajaran dan Effektivitas peran atasan sangat menentukan keberhasilan pendekatan ini.
Selain itu organisasi agar dapat berjalan baik, maka organisasi itu perlu melakukan teknik-teknik seperti ini :
1. Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi.
2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta menerima baik tujuan tersebut.
3. Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan- kegiatan organisasi
4. Jelaskan kebijakan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
5. Usahakan setiap orang mengerti struktur organisasi.
6. Jelaskan peranan apa yang diharapkan pimpinan organisasi untuk dijalankan setiap orang
7. Tekan kan pentingnya kerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
8. Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian
9. Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mampu bekerja.
10. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi  orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.

BAB III

PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggerakan motivating merupakan suatu usaha untuk menggerakan anggota atau kelompok yang berkeinginan dan berusaha mencapai target yang ingin dicapai dan juga memenuhi kebutuhan individunya.Motivasi itu sangatlah penting sekali dalam dunia organisasi khususnya manajemennya, karena melalui motivasi para organisator dapat mengoptimalkan potensi dan kemampuam yang ada dan mungkin ada dalam dirinya demi tercapainya tujuan baik itu dari organisasinya ataupun tujuan individu itu sendiri. Karena dengan motivasi kita akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi seperti yang di katakan David Mc. Clelland
 Setiap pimpinan organisasi harus benar-benar mampu dalam menggunakan tekhnik motivasi sehingga efisiensi kerja anggota akan maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

http://kenalmanajemen.blogspot.co.id/2013/01/teori-motivasi.html
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

Post a Comment for "MAKALAH PERILAKU ORGANISASI TEORI DAN TEKNIK MOTIVASI"