Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENTINGNYA PEMBANGUNAN ALUTSISTA DEMI MENJAGA BUDAYA MARITIM NUSANTARA.



PENTINGNYA PEMBANGUNAN ALUTSISTA DEMI MENJAGA BUDAYA MARITIM NUSANTARA. 


TNI AL

Pertahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional  dalam  menghadapi  segala  macam  dan  bentuk  ancaman,  tantangan, hambatan  dan  gangguan  baik  yang  datang  dari  dalam  maupun  dari  luar,  secara langsung  maupun  yang  tidak  langsung  yang  mengancam  dan  membahayakan integritas,  identitas,  kelangsungan  hidup  bangsa  dan  negara  serta  perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Kekuatan  militer  yang  dimiliki  suatu  negara  dibangun  untuk mempertahankan  negara  melawan  berbagai  jenis  ancaman  militer. Kekuatan militer  merupakan  ekspresi  implementatif  dari  total  kekuatan  negara  yang  diwujudkan  dalam  berbagai  bentuk  gelar  kekuatan  bersenjata.  Berdasarkan gagasan  ini,  pengembangan  kekuatan  militer  suatu  negara  harus  melambangkan total  kekuatan  nasional  yang  dimiliki  oleh  negara  tersebut.  Kegagalan  suatu negara untuk membangun kekuatan militer yang tangguh, dengan demikian dapat dipandang sebagai bentuk kelemahan pemerintah nasional untuk mengalokasikan kekuatan nasional ke bidang pertahanan negara. Penempatan kekuatan militer sebagai suatu tingkat keluaran dari kekuatan nasional  yang  didasari  pada  suatu  premis  universal  bahwa  organisasi  militer Indonesia  mendapatkan  dukungan  alokasi  sumber  daya  nasional  dan mentransformasi  sumber  daya  tersebut  menjadi  suatu  kemampuan  perang  yang spesifik dan proses transformasi pertahanan ini menjadi indikator utama.
Sejak  tahun  1990-an  Amerika  Serikat  (AS)  menerapkan  embargo  militer terhadap  Indonesia.  Akibatnya,  kapabilitas  persenjataan  Indonesia  menurun karena  faktor  usia  peralatan,  suku  cadang  yang  kian  menipis  serta  sudah  jauh ketinggalan  zaman  dan  teknologi,  pelaksanaan  embargo  militer  AS  tersebut mengakibatkan  adanya  technological  imperative bagi  Indonesia.
Artinya, kemajuan  teknologi  khususnya  di  bidang  militer  juga  dapat  menjadi  faktor independen  mendasar  yang  dapat  mempengaruhi  pengambilan  keputusan  dalam kebijakan suatu negara.

Kekurangan KRI untuk TNI AL

Kondisi Alutsista Indonesia Saat Ini

Dimata negera-negara Asia Tenggara, Indonesia memang disebut-sebuut sebagai bangsa yang besar. Besar karena luas wilayah darat dan perairannya, besar juga karena jumlah penduduknya dan Indonesia adalah salah satu negara dengan garis pantai terpanjang dan memiliki pulau-pulau besar serta kecil terbanyak di dunia.. Siapa yang tak bangga menjadi anak indonesia, dimana bumi pertiwi-nya terhampar kekayaan alam yang tak ada tandingnya. berbeda halnya dengan kondisi alat utama sistem pertahanan atau alutsista Indonesia yang memprihatinkan terlihat dari semua matra TNI, contohnya pada TNI – AL, dimana Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam uzur, 6 fregate dan 23 corvettes. Selain itu hanya ada kapal militer berjenis pendukung seperti untuk logistik, patrol dan amfibi dengan total jumlah kapal sekitar 140 kapal berbagai jenis, tentu ini tidak seimbang dengan wilayah indonesia yang sangatlah luas.
armada kapal laut maupun kapal perang yang berfungsi untuk menunjang patroli dari pihak TNI AL dengan wilayah indonesia yang sangatlah luas tentu akan sulit untuk mengawasinya jika amada kapal laut ataupun kapal perang yang hanya berjumlah kurang dari 200 kapal bandingkan dengan wilayah indonesia yang merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia.

Perlunya Peningkatan Armada Laut Indonesia.

Armada TNI tahun 2015
Sebetulnya pemerintah indonesia telah melakukan program jangka panjang yang disebut modernisasi diseluruh armada TNI. program ini berjalan selama 3 periode yaitu sejak tahun pemerintahan presiden SBY periode ke 2 pada tahun 2009 – 2014 sampai sekarang masa pemerintahan presiden Joko Widodo pada tahun 2014 – 2019 dan modernisasi ini masih menyisahkan 1 periode lagi yaitu pada tahun 2019 – 2024. tentu ini membutuhkan dana yang sangat besar, mengenai jumlah anggaran pertahanan negara, komponen anggaran menjadi sangat vital karena anggaran adalah salah satu kunci dari implementasi total kekuasaan negara dalam gelar kekuatan bersenjata.
Bila dilihat sekilas, anggaran yang diterima dephan dan TNI cukup besar,tetapi dana Rp. 35 triliun sangatlah kecil karena sekitar 80% anggaran habis hanya untuk menggaji para tentara dan pegawai dan hanya sekitar 20% yang bisa di alokasikan untuk perawatan dan pengembangan alutsista. Alokasi dana yang seharusnya diperlukan dephan dan TNI untuk kebutuhan minimal departemen pertahanan dan TNI sekitar Rp. 100,53 triliun.Bila dibandingkan dengan negara lain, anggaran pertahanan Indonesia sangattidak memadai.China menganggarkan sekitar 70 miliar dolar AS untuk anggaran pertahanan mereka, singapura menganggarkan sekitar 6,148 miliar Dolar AS. Ditahun yang sama indonesia hanya menganggarkan 4,160 miliar dolar AS. Ini jelas menunjukan bahwa dana yang didapatkan Dephan dan TNI sangatlahkecil sehingga untuk melakukan suatu ‘Military Build-up’ dirasakan sangatlah tidak mungkin.
oleh karena itu untuk menjadi negara maritim dunia yang di inginkan presiden tentu perlu dukungan dari negara untuk kembali bangkit dari keterpurukan. bangkit seperti dahulu dimana tahun 1960-an indonesia dikenal sebagai negara maritim dan juga negara Macan Asia. Merdeka !

Post a Comment for " PENTINGNYA PEMBANGUNAN ALUTSISTA DEMI MENJAGA BUDAYA MARITIM NUSANTARA."