Gerakan Pramuka Tonggak Awal Pembentukan Karakter Generasi Emas Indonesia
Gerakan
Pramuka Tonggak Awal 
Pembentukan
Karakter Generasi Emas Indonesia
A.           
Latar Belakang.
Gerakan
Pramuka adalah suatu organisasi yang ada di Indonesia. Organisasi ini muncul
dari seorang pendiri The Boys Scout yaitu Lord Robert baden powell of Gilwell.
Di Indonesia pada tahun sebelum tahun tahun 1961 terdapat berbagai macam
gerakan kepanduan. Akan tetapi berkat perjuangan bangsa Indonesia, semua gerkan
kepanduan pada waktu itu yang  jumlahnya banyak, berhasil disatukan dengan
satu gerakan kepanduan yaitu gerakan pramuka.
Gerakan Pramuka ini mempunyai cita-cita dalam pengembangan karakter anak bangsa untuk membentuk karakter anak bangsa. Kepramukaan ini terdapat berbagai macam aspek pembelajaran apakah dari segi spiritual, emosional, social, jasmani dan rohani yang bertujuan untuk pembentukan karakter seseorang anggota pramuka yang pada akhirnya pembentukan karakter bagi anak bangsa. Dalam pembentukan karakter, gerakan pramuka mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan cita – cita tersebut. Dalam pembentukan karakter dan kepribadian bangsa dapat diwujudkan dengan adanya pramuka.
B.           
Apa itu Pramuka. 
Kegiatan 
ekstrakulikuler  adalah  bentuk 
kegiatan  yang  dilakukan 
siswa  atau  peserta didik diluar jam tatap muka,
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah  sebagai kegiatan tambahan, kegiatan ini di
luar kegiatan intrakurikuler. Dewa Ketut Sukardi (1990: 98).  Kegiatan 
ekstrakulikuler  adalah  bentuk 
kegiatan  yang  dilakukan 
siswa  atau peserta didik diluar
jam tatap muka, dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah sebagai kegiatan
tambahan, kegiatan ini di luar kegiatan intrakurikuler. Dewa Ketut Sukardi
(1990: 98).  
Kegiatan ekstrakulikuler ialah “kegiatan belajar yang
waktunya diluar waktu yang  telah  ditetapkan 
dalam  susunan  program 
seperti  kegiatan  pengayaan, 
yang  berkaitan dengan program
kurikuler atau kegiatan lain yang bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian
(Usman, 2000: 148)”.
Dalam 
surat  keputusan  Presiden 
RI  No.  238 
tahun  1961  Tentang 
Gerakan  pramuka (1985:3)
dijelaskan bahwa:
“Pramuka 
adalah  kegiatan  untuk 
menjadikan  manusia  dan 
warga  Negara  Indonesia 
yang berkepribadian dan berakhlak luhur, cerdas, cakap, tangkas, terampil,
dan rajin serta sehat jasmani dan rohani, yang berpancasila, dan setia
patuh  kepada  Negara 
Kesatuan  Republik  Indonesia. 
Dalam  membina  dan membentuk 
karakter  kepemimpinan  siswa 
Pramuka  harus  mampu menumbuhkan  rasa 
tanggung  jawab,  kebersamaan 
serta  kesetiakawanan antarsiswa”
Kegiatan 
ekstrakurikuler  pramuka  dalam 
kurikulum  2013  berbeda 
dengan  kegiatan  ekstrakurikuler  pramuka 
dalam  KTSP.  Jika 
dalam  KTSP  materi kepramukaan hanya bisa diajarkan
kepada peserta didik dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler  sekolah 
dan  sifatnya  hanya 
sukarela,  maka  dalam 
kurikulum  2013  kepramukaan 
dijadikan  sebagai  mata 
pelajaran  yang  berdiri 
sendiri  dan sifatnya wajib
dipelajari oleh semua peserta didik. Jenis kegiatan pramuka yang ada dalam KTSP
dan kurikulum 2013 pada dasarnya hampir sama, antara lain : tali  temali, 
pertolongan  pertama  gawat 
darurat,  morse,  semaphore, 
sandi pramuka,  penjelajahan,  baris-berbaris,  dan 
menentukan  arah.  Akan 
tetapi, kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam KTSP berupa kegiatan
pengembangan diri  yaitu  kegiatan 
ekstrakurikuler  untuk  mengembangkan 
kemampuan  dan kreativitas  peserta 
didik  sesuai  dengan 
potensi,  bakat  dan 
minat  mereka, sedangkan  kegiatan 
ekstrakurikuler  pramuka  dalam 
kurikulum  2013  berupa kegiatan yang mendukung pembentukan
karakter dan sikap sosial peserta didik.
C.           
Pengertian Karakter Generasi Emas
Indonesia.
Karakter menurut Prayitno adalah sifat pribadi yang relatif
stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan prilaku dalam
standar nilai dan norma yang tinggi. Jadi pendidikan karakter adalah
proses mencerdaskan individu yang berperilaku sesuai dengan standar nilai dan
norma yang tinggi.
Menurut Prayitno, karakter dibentuk melalui pengembangan
unsur-unsur harkat dan martabat manusia yang secara keseluruhan bersesuaian
dengan nilai-nilai luhur pancasila. Harkat dan martabat manusia meliputi tiga
komponen dasar.
D.           
Terwujudnya Generasi Muda Yang
Berkarakter.
Dalam kegiatan pramuka membentuk anak-anak menjadi pribadi
yang disiplin dalam segala bidang. Tegaknya disiplin ini dapat diterapkan dalam
bidang baris berbaris. Dalam kegiatan ini mental dan fisik anak benar-benar
disiapkan. Dengan bekal mental dan fisik yang kuat mereka mampu memfilter mana
yang baik untuk mereka yang mana dapat menyelamatkan dirinya disamping
menegakkan disiplin anak dapat belajar mencintai lingkungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat tanaman di sekolah. Penanaman sikap ini tercermin
dalam ajaran Tri Satya dan Dasa Dharma yaitu cinta alam dan kasih sayang pada
lingkungan.
Menjadi
Pramuka adalah sebuah pilihan  seorang
pemuda untuk membentuk mental dan kepribadian yang baik agar dapat bersikap dan
berperilaku sopan, santun, menjunjung 
tinggi  etika,  menghormati 
yang  tua,  menyayangi 
yang  muda, menghargai  perbedaan, 
mandiri,  bertanggung  jawab 
serta  dapat  menjaga 
harga dirinya,  keluarga,  masyarakat, 
bangsa  dan  negaranya. 
Pramuka  yang  telah 
dikenal sejak kecil dari  usia
Siaga, Penggalang,  Penegak  dan Pandega 
adalah sebuah wadah kegiatan yang sangat menyenangkan, menggembirakan,
penuh semangat serta rasa persaudaraan yang erat. Namun sebenarnya bukan hanya
senang dan gembira saja yang 
dikedepankan  dalam  pramuka, 
akan  tetapi  bagaimana 
kemudian  seorang pramuka  dilatih dan di-didik untuk menjadi seorang
pribadi yang  mempunyai mental dan  kepribadian 
baik  dan  dapat 
berguna  bagi  keluarga, 
masyarakat,  bangsa  dan negaranya.
Dari
tingkatan pendidikan kepramukaan yang terdiri dari Siaga, Penggalang,
Penegak  dan  Pandega,  
tingkat  Penegak  merupakan 
sebuah  “Kawah Candradhimuka”  yang 
sebernarnya  bagi  para 
pramuka.  Di  tingkat 
Penegak,  para pramuka mulai
dilatih dan di-didik untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya, yaitu  hidup 
dalam  masyarakat,  bangsa 
dan  negara.  Melalui 
sebuah  wadah  yang bernama 
ambalan,  para  pramuka 
Penegak  berlatih  dan 
belajar  mengelola  sebuah miniatur masyarakat, sehingga setelah
para Penegak  lulus dari sekolah, mereka
telah mendapatkan  ilmu  dan 
bekal  untuk  menghadapi 
kehidupan  nyata  serta 
mampu menerapkan  ilmu  dan 
bekal  yang  dimilikinya 
untuk  turut  serta 
membangun masyarakat.
E.            
Penutup.
Dalam
rangka mempersiapkan dan  mencetak
generasi muda Indonesia yang  berkualitas,  gerakan 
pramuka  telah  teruji 
mampu  memberi  kontribusi 
nyata. Ambalan Jodhipati-Candrasari sebagai bagian dari Gerakan Pramuka
memiliki cara tersendiri dalam 
ikutserta  mempersiapkan  dan 
mencetak  generasi  m uda 
Indonesia  yang  berkualitas, 
sehingga  lahirlah  generasi 
muda  Indonesia  anggota 
ambalan Jodhipati-Candrasari yang memiliki mental dan kepribadian yang
baik.
Melihat
peran dan keberhasilan gerakan pramuka dalam mempersiapkan dan  mencetak generasi muda  Indonesia yang berkualitas, sudah saatnya
pemerintah dan segenap  unsur  masyarakat 
yang  peduli  terhadap 
kualitas  generasi  muda 
Indonesia bergandengan tangan serta memberikan perhatian yang lebih
dalam wujud dukungan material 
maupun  spiritual  kepada 
gerakan  pramuka  supaya 
semakin  berkembang lebih  baik 
dan  lebih  berkualitas 
dalam  mendidik  dan 
membentuk  generasi  muda Indonesia, sehingga nasib bangsa
Indonesia yang berada di tangan generasi muda menjadi  lebih 
baik,  lebih  berkualitas, 
lebih  sejahtera,  lebih 
makmur  dan  lebih beradab.
DAFTAR
PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan
Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1993
Ali, Muhammad, Strategi Penelitian
Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta
: Bulan Bintang, 1975
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran
Secara Manusiawi, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1993
anonim, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Azwar, Azrul, Gerakan Pramuka AD/ ART,
Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 2009
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori
Belajar & Pembelajaran, Yogyakrta : AR-RUZZ MEDIA, 2010
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan
Terjemahnya, Semarang : CV. Asy Syifa’, t.th
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2008
D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin
Nasional dan Tata Tertib Sekolah, Jakarta : CV Murni Daya, 1998
Dyah Amiyah Lindayani dan Achmad Sapari,
Panduan Gerakan Pramuka, Surabaya : Penerbit SIC, 2006
Elias, Maurice J, Cara-cara Efektif
Mengasah EQ Remaja : Mengasuh dengan Cinta, Canda dan Disiplin, Bandung :
Kaifa, 2003
 



Post a Comment for "Gerakan Pramuka Tonggak Awal Pembentukan Karakter Generasi Emas Indonesia"