Menghayati Pesan Puisi "Seonggok Jagung"
1. Puisi karya W.S. Rendra di atas menggambarkan seorang pemuda yang hanya tinggal berdiam; terkungkung di dalam rumah sehingga ia tidak hidup bebas bergerak dan berekspresi di luar rumah. setelah membaca puisi tersebut, bandingkan isinya dengan kesempatan kalian untuk berpendapat dalam kehidupan sehari – hari?
2. Bagaimanakah
kesempatan kalian untuk berpendapat di rumah?
3. Bagaimanakah
kesempatan kalian untuk berpendapat di masyarakat?
4. Setujukah
kalian bahwa pendidikan sekolah yang sekarang diselenggarakan di Negara
tercinta ini secara terus – menerus sedang mengembangkan kesempatan untuk
berpendapat bagi siswa?
5. Sebagai siswa,
apakah kalian merasa bebas atau tidak untuk berpendapat di sekolah?
6. Dengan cara
apakah biasanya kalian mengajukan pendapat di sekolah? Siapa yang biasanya
mendengarkan pendapat kalian di sekolah?
7. Saat mengikuti
pelajaran di kelas kapan kalian diberi kesempatan untuk berpendapat?
8. apakah pendapat
kalian sering disetujui atau ditolak? tahukah kalian mengapa disetujui atau
ditolak?
Jawaban
:
1.
Perbandingan penggalan puisi diatas dengan kesempatan kami dalam
berpendapat ialah:
·
Jika penggalan puisi di atas itu menggambarkan bahwa seseorang yang
akan menyampaikan pendapat itu dalam kondisi yang terhalangi sehingga seseorang
tidak dapat bahkan tidak bebas untuk berekspresi, mengeluarkan dan menyampaikan
pendapat di depan umum.
·
Sedangkan kesempatan kami untuk berpendapat di kehidupan sehari –
hari saat ini adalah bebas yang artinya setiap orang berhak atas penyampaian
pendapat di mata umum kapan pun dan dimana pun.
2.
Kesempatan kami untuk berpendapat di dalam keluarga itu bebas, jika
ada yang ingin disampaikan, bisa langsung disampaikan. Asalkan menyampaikan
pendapat dengan sopan dan tidak menyinggung anggota keluarga tersebut.
3.
Kesempatan kami untuk berpendapat di masyarakat menurut tanggapan
kami sulit untuk menyampaikannya, karena kami masih dianggap kecil diantara
mereka sehingga masyarakat tidak mendengarkan argument dan pendapat yang
biasanya kami sampaikan.
4.
Menurut kami, kami setuju dengan adanya pendidikan sekolah yang
mengembangkan kesempatan untuk berpendapat bagi siswa, karena itu membuat para
siswa dilatih untuk menyampaikan pendapat di depan umum, dan juga siswa bisa
dilatih untuk berbicara dengan tata cara berbicara dan sopan santun yang ada.
5.
Menurut kami, kami sebagai siswa merasa bebas untuk berpendapat di
sekolah, karena siswa memang dituntut untuk mampu dan berani mengungkapkan
pendapatnya. Apalagi di dalam penilaian kurikulum 2013 siswa diminta untuk
berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga setiap siswa
bebas untuk menyampaikan pendapatnya di sekolah.
6.
Cara yang biasanya kami ajukan ketika menyampaikan pendapat yaitu dengan cara:
·
Menyampaikan pendapat dengan kata yang sopan.
·
Jika lagi ada yang berbicara jangan memotong pembicaraan
·
lakukan utarakan pendapat
dengan dasar hati nurani dan juga akal yang sehat.
·
berani bertanggung jawab
mengenai pendapat yang di utarakan.
·
Utamakan kepentingan bersama jika mengutarakan pendapat.
·
jangan suka memberikan pendapat
yang selalu berlawanan.
·
bisa menerima hasil
keputusan dengan bersama.
·
bisa menerima saran yang di
berikan oleh rekan anda.
·
yang terakhir memiliki besar
hati mau menerima.
Yang biasanya mendengarkan pendapat kami guru/wali kelas, dan juga
teman.
7.
Setelah guru menerangkan atau menjelaskan materi pelajaran yang
disampaikan dan juga kami berpendapat ketika diskusi sedang berlangsung.
8.
Pendapat kami sering disetujui, hal ini dikarenakan pendapat yang
biasanya kami sampaikan sesuai dengan harapan yang dicapai.
Post a Comment for "Menghayati Pesan Puisi "Seonggok Jagung""