Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perubahan Masa Laluku (Cerpen Cerita Pribadi)

Perubahan Masa Laluku
(Karya Laila Septa Utami)
Aku lahir pada malam hari, itu sebabnya namaku Laila. Septa karena aku lahir dibulan September, dan utami karena aku anak petama dari kedua orang tuaku. Keluargaku adalah keluarga yang sangat harmonis. Sosok terhebat dalam hidupku ialah mereka kedua orang tuaku. Walaupun aku hidup tidak bersama mereka, dari mulai aku berumur enam tahun aku tinggal bersama nenek dan kakekku. Saat itu aku telah mempunyai adik perempuan itu sebabnya aku tinggal bersama nenek dan kakekku kedua orang tuaku pergi merantau bersama adik perempuanku. Desa Sido Mulyo kecamatan tunggal ilir, itu desa tempat orang tuaku mencari penghasilan.
            Seminggu yang lalu, orang tuaku pulang, menjadi kesepakatan antara kami setiap akhir pekan orang tuaku wajib pulang kerumah nenek di betung. Hal seperti itu aku jalani hingga sekarang. Hidup jauh dari orang tua adalah hal yang biasa buatku. Aku tidak seperti teman-temanku yang tidak bisa jauh dari orang tuanya. Nenekku bilang hidup jauh dari kedua orang tua membuat kita menjadi anak yang mandiri nantinya. Aku sekarang berusia 12 tahun, saat itu aku kelas satu SMP. Aku hidup layaknya anak-anak yang lain.
Setelah aku naik kelas pada usia 13 tahun aku hidup seperti anak anjing yang baru keluar dari kandangnya. Selama bertahun-tahun aku yang selalu menuruti perkataan nenek dan kakekku begitupun orang tuaku. Waktu itu semua berubah, aku tidak tahu perubahan itu berasal dari teman-temanku disekolah atau dari diriku sendiri. Aku selalu membantah perkataan kedua orang tuaku, aku membohongi mereka, aku merasa diriku sangat hebat waktu itu.
Suatu ketika malam pergantian tahun saat itu, pertama kalinya aku pergi keluar rumah di malam hari. Seperti biasa aku membohongi mereka aku bilang ada tugas sekolah yang penting sampai harus dikerjakan malam itu. Kebohonganku semakin bertambah untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya. Belajar layaknya siswa lain? Tidak pernah kulakukan, sekolah hanya sebagai hiburan bagiku waktu itu. Pulang sekolah hampir setiap hari tidak pernah ada dirumah.
Alasan yang tidak masuk akal selalu aku lontarkan pada nenekku. Nenekku percaya atau tidak aku tidak peduli. Bertengar adu mulut hampir setiap hari terjadi dirumah antara nenek dan aku. Kata-kata kotor sering aku lontarkan kepada neneku. Sampai suatu ketika aku melihat nenek menangis karena tingkah lakuku. Saat itu, semuanya aku anggap biasa, bisa dibilang aku seperti anak tidak tahu diri. Dosa pun tidak sedikitpun terbesit dipikiranku.
Ketika aku naik kelas, aku mulai sadar bahwa tingkah lakuku selama ini telah membuat aku jauh dari Allah. Sering berbohong, membantah kata-kata orang tua, bahkan untuk sholat yang menjadi kewajiban seorang muslim pun tak pernah aku laksanakan.
Semua hal-hal yang buruk mulai aku tinggalkan. Perlahan aku memperbaiki diri. Terkadang aku berpikir kenapa tidak dari dulu saja aku seperti ini. Menjadi orang yang lebih baik. Banyak pelajaran yang aku dapat dari temanku. Teman yang baik tidak akan membuat temanya menjadi jahat. Itu yang sering aku dengar dari temanku.
Setelah aku mendapakan surat keterangan hasil ujian itu artinya aku telah selesai menempuh pendidikan sekolah menegah pertama. Saat itu aku telah mendaftar di sekolah yang populer di kabupaten tempat aku tinggal. SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, aku berniat masuk kesekolah itu dengan tujuan selain meraih prestasi aku juga ingin lebih memperbaiki diri.
Tes tahap pertama aku lalui dengan lancar. Begitupun dengan tes selanjutnya dan ketika surat keterengan lulus dibagikan alangkah senangnya hatiku aku diterima disekolah tersebut. Banyak teman-teman baru yang kukenal, teman-teman yang baik tentunya. Saat pembagian kelas aku kebingungan harus duduk dengan siapa, tetapi aku ingat ada salah satu teman yang aku kenal pada saat masa orientasi siswa. Mutia orang pertama yang aku kenal pada saat masa orientasi siswa.
Setelah selesai pembagian kelas aku pulang ke asrama. Aku tinggal diasrama karena orang tuaku menyarankannya. Aku tururti semua perkataan orang tuaku karna aku merasa bersalah selama ini telah mengecewakan mereka. Aku yakin bahwa yang orang tuaku lakukan itu semua demi kebaikanku.
Di asrama kami tinggal bersama kakak kelas, banyak belajar dari kakak kelas. Kakak-kakaknya sangat sabar membantu kami untuk beradaptasi. Tapi kadang aku jengkel dengan mereka. Mereka hanya memerintah kami dan mereka santai-santai saja. Tetapi itu semua aku anggap sebagai pelajaran, karena aku fikir aku akan seperti itu juga nanti.
Selama aku bersekolah di sekolah menengah pertama aku tidak pernah mengetahui kemampuan apa yang aku punya, karena aku tidak pernah bersungguh-sungguh dalam belajar. Di sini aku sedikit mengetahui bakat apa yang aku punya melalui ekstrakurikuler. Lomba pertamaku ternyata tidak sia-sia aku mendapatkan juara kedua dalam lomba bercerita. Tentu aku sangat senang pertama kalinya aku memberikan prestasi, begitupun selanjutnya.

Dari saat itu aku berpikir orang yang miskin saja bisa menjadi kaya, orang pemalas bisa menjadi rajin. Semua orang memang mepunyai masalalu yang kelam, semua orang mempunyai masa lalunya sendiri-sendiri, siapa yang dapat menutupi masa lalu itu? kalau bukan diri sendiri, karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin dengan niat yang ikhlas dan tulus.

Post a Comment for "Perubahan Masa Laluku (Cerpen Cerita Pribadi)"