Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Pembuatan Gerabah


Proses Pembuatan Gerabah


1.Risalah / Latar Belakang
    Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.
Gerabah merupakan seni kerajinan tangan yang telah melegenda, seni dan pembuatannya pun telah turun temurun, yang pada dahulu kala gerbah digunakan untuk menyimpan beras, garam dan bumbu-bumbuan disamping digunakan untuk tujuan memasak namun seiring berjalan waktu kini gerabah dapat bernilai seni tinggi tergantung kreativitas dan sang pembuat gerabah.
  Kegunaan Produk
Sebagai alat memasak, bisa juga sebagai aksesoris maupun pajangan 
  Manfaat dan Sisa Hasil Usaha
Pelestarian budaya.  Saat ini gerabah menjadi nilai seni yang cukup tinggi,  selain menjadi alat untuk memasak.  Tidak ada yang tersisa dari pembuatan gerabah semua bahan-bahannya terpakai
 
  1.   Bahan Baku Produk
-Tanah liat
- Air 
  1. Bahan Pendukung lainnya
- Alat pembuat gerabah
- Kain 
  Peralatan yang digunakan
- Tungku untuk membakar gerabah
- Biji asam / lainya untuk pewarnaan gerabah 
  Permodalan
Modal sendiri  
  Pemasaran yang dilakukan
Produk ini biasanya berdasarkan pemesanan dari Pulau Bali.  Tidak berani untuk menyiapkan barang-barang gerabah dalam jumlah yang banyak 
  Pembinaan yang dilakukan
  Pembuat / Kontak Penyedia
Ibu Bidarsih, Dusun Tongke, Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.
  Sumber Informasi
BPMPD Kabupaten Lombok Tengah 
  Alur Proses Produksi disertai gambar/foto/video
Membuat sebuah pot sederhana saja tidak semudah orang-orang pikirkan karena membutuhkan proses berliku dan lama, sebagai informasi, kami ketengahkan cara-cara pembuatan gerabah ini sebagai berikut:
1. Proses Pencarian tanah liat
Butuh inspeksi yang teliti untuk mendapatkan tanah liat terbaik yang sesuai dengan kualitas standart. Tanah liat yang bagus tidak harus berasal dari desa penghasil gerabah namun berasal dari desa terdekat. Tanah liat tidak serta merta langsung digunakan tapi butuh ketelitian yang mendalam dan memastikan kalau tanah liat tidak bercampur batu-batu kecil dan kotoran.
2. Proses Pengeringan
Setelah inspeksi, tanah liat dipotong-potong seperti kubus dan dijemur di bawah sinar matahari, butuh sekitar 3 atau 4 hari. Bila potongan kubus-kubus tersebut sudah kering, kemudian ditumbuk jadi seperti adonan tepung yang lembut dan disimpan sebelum digunakan sebagai adonan. Yang paling menarik untuk disaksikan tidak ada alat-alat modern yang mendukung dalam pembuatan gerabah, tapi lapisa-lapisan tanah liat terus ditambahkan dari jumlah adonan asli sementara para pengrajin gerabah memutar benda/alat yang digunakan sampai terbentuk benda yang diinginkan, kendati bentuknya seperti sudah jadi namun sebenarnya belum selesai, lalu ada juga pengrajin yang ditugaskan khusus untuk mendekorasi setelah itu benda/pot yang dimaksudkan dibiarkan kering di tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari.
3. Proses Mempernis dengan minyak kelapa
Benda/pot yang sudah dipernis adalah kombinasi minyak kelapa dan dibiarkan kering sebelum di kerik/digosok dengan batu hitam atau alat-alat tradisisonal lainnya karena itu permukaannya kelihatan mengkilat dan lagi dikeringkan diterik sinar matahari dan itu butuh satu hari bahkan juga digosok halus di pertengahan siang hari untuk menambah kilauannya.
4. Proses Pembakaran
Benda/pot siap untuk dibakar and dikumpulkan kedalam oven terbuka yang ditutupi jerami padi yang dibakar selama lebih dari 4 jam dan temperature produksinya sekitar 400 sampai 800 derajat Celsius.
5. Proses Pewarnaan
Pekerjaan terakhir adalah memilih warna yang tepat , bila warna merah tua yang dikehendaki dilapisi dengan sari biji asam dan bila warna merah jentik yang dikehendaki, cukup jentikkan dengan sekam.

Post a Comment for "Proses Pembuatan Gerabah"