MAKALAH FILSAFAT FILSAFAT ILMU HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU GIZI
MAKALAH
FILSAFAT
FILSAFAT ILMU
HUBUNGAN
FILSAFAT DENGAN ILMU GIZI
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ ..... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ .... ii
BAB I Pendahuluan............................................................................................. .... 1
1.
Latar
Belakang.......................................................................................... 1
2.
Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
3.
Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan................................................................................................ 2
I.
Pengertian
Filsafat..................................................................................... 2
II.
Pengertian
Ilmu Gizi................................................................................... 3
III.
Hubungan
Filsafat dengan Ilmu Gizi............................................................ 4
IV.
Kasus
Gizi dan Hubungannya dengan Filsafat Ilmu..................................... 5
BAB III Penutup...................................................................................................... 7
I.
Kesimpulan............................................................................................... 7
II.
Saran........................................................................................................ 7
III.
Daftar
Pustaka....................................................................................... 7
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadira Allah SWT , karena
atas rahmat nya diberi kesehatan dan kemampuan untuk membuat makalah “FILSAFAT
ILMU HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU GIZI” dengan lancer tanpa ada
halangan.Penulasan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT
.Dalam Pembuatan makalah ini penuli mendapat dukungan dan bantuan dari Dosen
pembimbing , Orang tua serta teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya , untuk itu penulis sangat mengharapkan bagi pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini agar
dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya .
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bekasi, 10 Oktober 2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis
terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara
empiris maupun rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba
berbuat bagi keilmuan yang dikerjakanfilsafat terhadap seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori
tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan
bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis
segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan
tindakanPerkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan
munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh
Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem
yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat
benar-tidaknya dapat ditentukan.
II.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian filsafat dan filsafat ilmu ?
2.
Apa
pengertian ilmu gizi ?
3.
Hubungan
filsafat dengan ilmu gizi ?
4.
Apa
hubungan kasus gizi dengan ontologi , epistemologi dan akrologi ?
III.
Tujuan
1.
Mengetahui
tentang filsafat dan filsafat ilmu
2.
Mengetahui
pengertianilmu gizi
3.
Mengetahui
hubungan filsafat dengan Ilmu Gizi
4.
Mengetahui
kasus tentang Ilmu Gizi dan hubungannya dengan Ontologi , Epistemologi dan
Akrologi .
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Filsafat
Secara etimologis kata „filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia
dari kata “philos”berarti cinta atau “philia” (persahabatan,
tertarik kepada) dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman. praktis, intelegensi) (Bagus, 1996). Dalam bahasa
Inggris adalah philosophy. Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti
dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan. Secara harfiah, filsafat
berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak
pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu
yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus harus mengejarnya. Filsafat
adalah pengetahuan yang dimiliki rasio yang menembus dasar-dasar terakhir dari
segala sesuatu.
Pengertian
Filsafat Ilmu
Dilihat dari segi katanya filsafat ilmudapat dimaknai sebagai filsafat
yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari
filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu
bentuk pengetahuan dengankarakteristik khusus, namun demikian untuk memahami
secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan
yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut. Para
ahli telah banyak mengemukakan definisi/pengertian filsafat ilmu dengan sudut pandangnya
masing-masing, dan setiap sudut pandang tersebut amat penting guna pemahaman yang
komprehensif tentang makna filsafat ilmu.
Filsafat
ilmu (philosophy of science) adalah pemikiran reflektif terhadap
persoalanpersoalanmengenai sifat dasar landasanlandasan ilmu yang mencakup
konsep-konsep pangkal, anggapan-anggapan dasar, asas-asas permulaan,
struktur-struktur teoritis, dan ukuranukuran kebenaran ilmu. Pengertian ini
sangat umum dan cakupannya luas, hal yang penting untuk dipahami adalah bahwa
filsafat ilmu itu merupakan telaah kefilsafatan terhadap hal-hal yang
berkaitan/menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam struktur ilmu itu sendiri.
Ilmu
pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang
terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
II.
Pengertian Ilmu Gizi
Ilmu
gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadapa kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi,
dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh
kurangnya zat-zat vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita
mengalami gangguan gizi. Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan
adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih popular kita kenal dengan penyakit
sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahwa
penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin C. Ilmu gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang
berkaitan dengan berbagai ilmu dasar misalnya ilmu kimia, biokimia,
fisiologi, biologi, pathologi, ilmu pangan dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, untu menguasai ilmu gizi maka seseorang harus menguasai ilmu-ilmu
yang relevan dengan kebutuhan ilmu gizi.
Abad sebelum masehi filosof Junani bernama
Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam
salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalam “pemeliharaan
kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar perkembangan
ilmu dietetika yang belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’.Memasuki abad
ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan yang dapat
dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang
hubungan antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih
dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat
bahwa “makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur”. Memasuki
abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang sesuatu yang
dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan
jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian
mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan berbagai
percobaan.Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu
yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan
adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam
tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh oleh
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).Lavoisier bersama seorang ahli fisika
Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai
pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier
selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai
Bapak Ilmu Gizi Dunia.
Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara
produksi pangan, perubahan pascapanen
(penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta
cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit.Ilmu gizi berkaitan
dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal,
biologi molekular dan kedokteran.
III.
Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Gizi
Filsafat adalah induk semua ilmu
pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan
membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat
hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap
rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara
rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan
dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang
obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).Sedangkan ilmu gizi adalah
ilmu yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan hidup manusia kearah
yang lebih modern . Ilmu gizi adalah ilmu pasti yang membahas mengenai makanan
yang di konsumsi manusia dan pengaruh nya terhadap tubuh . Ilmu gizi juga
membahas mengenai penyakit-penyakit yang berhubungan dengan tumbuh kembang
manusia . Dalam hal ini filsafat berperan sebagai induk dari semua ilmu
pengetahuan yang membantu mengembangkan berbagai ilmu lain , salah satunya ilmu
gizi . Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat
itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang
mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Dengan demikian, perkembangan
ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang
pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu
pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh
karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu
pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat
asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat
ditentukan.
Terlepas dari berbagai macam
pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626)
mengembangkan semboyannya “Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa
peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun
sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu implikasi yang timbul menurut Koento
Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan
cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu
dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.Filsafat ilmu
sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan).
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang
menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan
aksiologi.
§ Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas
tentang realitas.Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu
kebenaran.
§ Epistimologi membicarakan cara
memperoleh pengetahuan itu.
§ Aksiologi membicarakan guna pengetahuan
itu.
IV.
Kasus Gizi dan
Hubungannya dengan cabang Filsafat ilmu
Contoh kasus gizi yang saya ambil untuk pembahasan ini
adalah Kekurangan Vitamin A . Vitamin A
adalah Vitamin larut lemak. Berdasarkan struktur kimianya disebut retinol atau
retina atau disebut juga dengan asam retinoat , terdapat pada jaringan hewan dimana
retinol 90-95% disimpan pada hati. Vitamin A adalah salah satu zat gizi dan
golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh berguna untuk kesehatan mata
(agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh meningkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit infeksi.Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan
mencegah kebutaan, vitamin A menngkatkan daya tahan tubuh. Tubuh memerlukan
asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut lemak, vitamin A membangun
selsel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi kesehatan
mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi.
Karena fungsi tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
§ Ontologi
Kekurangan Vitamin A merupakan suatu
kondisi dimana mulai timbul gejala kekurangan konsumsi vitamin A. Defisiensi
vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi. Kekurangan
Vitamin A dapat pula disebut kekurangan sekunder apabila disebabkan oleh
gangguan penyerapan dan penggunaan vitamin A dalam tubuh, kebutuhan meningkat,
atau karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A.Kekurangan vitamin
A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel
kulit.
§ Epistemologi
Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena
beberapa sebab antara lain konsumsi makanan yang tidak cukup vitamin A dan
provitamin A untuk jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif, menu yang tidak seimbang (kurang lemak, protein, zink atau zat gizi
lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A
dalam tubuh, adanya gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A seperti pada
penyakit-penyakit antara lain diare kronik, KEP dan lain-lain sehingga
kebutuhan vitamin A meningkat, adanya kerusakan hati yang menyebabkan gangguan
pembentukan retinol binding protein (RBP) dan pre-albumin yang penting untuk
penyerapan vitamin.
Kekurangan Vitamin A sering timbul
pada balita dan anak-anak. Di Indonesia, kecukupan gizi anak usia hingga tiga
tahun seharusnya 350-400 RE per hari. Namun, dalam beberapa survei dikatakan
bahwa 50% anak berusia 1-2 tahun tidak mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang
memadai karena faktor kemiskinan dan malnutrisi. Selama krisis ekonomi melanda
Indonesia sejak tahun 1997, daya beli masyarakat menurun sehingga terjadi
kecenderungan meningkatnya KVA pada ibu hamil dan balita.Tubuh memerlukan
asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A
membangun sel-sel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi
mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi.
Karena fungsi tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Vitamin A juga berperan dalam epitil, misalnya pada epitil
saluran pencernaan dan pernapasan serta kulit. Vitamin A berkaitan erat dengan
kesehatan mata. Vitamin A membantu dalam hal integritas atau ketahanan retina
serta menyehatkan bola mata. Vitamin A fungsinya tak secara langsung mengobati
penderita minus, tapi bisa menghambat minus. Kekurangan vitamin A menyebabkan
mata tak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam
retina.
§ Aksiologi
Beberapa langkah yang dapat dilakukan guna
menanggulangi kasus kekurangan vitamin A seperti, memperbaiki pola makan
masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga masyarakat kita semakin gemar
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan , meningkatkan program pemberian suplemen
vitamin A yang sudah berjalan pada kelompok sasaran tertentu , mengkonsumsi
makan yang seimbang agar metabolisme vitamin A dalam tubuh dapat berjalan
secara normal.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah di ulas ,
dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu tidak dapat dipisahkan dengan ilmu gizi ,
hal tersebut dikarenakan filsafat adalah induk dari semua ilmu , dan ilmu gizi
merupakan salah satu ilmu yang merupakan pengembangan dari filsafat ilmu .
Mengenai kasus yang dibahas pada
makalah ini mengenai kekurangan vitamin A , Kekurangan vitamin A diantaranya disebabkan
karena konsumsi vitamin A yang kurang dari kebutuhan harian, terkena penyakit
infeksi, dan kurangnya kesadaran mengenai pentingnya vitamin A untuk kesehatan
tubuh dan mata.Apabila gejala-gejala kekurangan vitamin A tidak segera diobati,
maka akan menyebabkan penyakit atau gangguan pada mata yang lebih seris dan
dapat menyebabkan kebutaan.
II.
Saran
Dalam pembuatan
makalah ini , apabila ada kesalahan mohon dimaafkan . Penulis sangat
mengharapkan bagi siapa pun yang membaca makalah ini dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun agar dapat terciptanya makalah yang lebih baik lagi .
penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu bagi siapapun yang
membacanya .
III.
Daftar Pustaka
Muntasyir,Rizal.2006.Filsafat Ilmu,Yogyakarta.Pustaka Pelajar
Widyawati,Setya.2013.Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan
Ilmu Pendidikan.Surakarta : Institut Seni Indonesia
Kirom,Syahrul.2011.Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan
Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan . Yogyakarta
: Universitas Gajah Mada
Marliyati,dkk . 2014 . Asupan vitamin A , Status vitamin A dan
Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor .
Bogor : Institut Pertanian Bogor
Azalista,Itaqqi . 2014 . Makalah Kekurangan Vitamin A .Surakarta
: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Post a Comment for "MAKALAH FILSAFAT FILSAFAT ILMU HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU GIZI"