MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MAULID NABI MAUHAMMAD SAW (MEMAHAMI SEJARAH KELAHIRAN HINGGA WAFAT BELIAU DAN MEMAHAMI NILAI-NILAI YANG DI TERAPKAN KHUSUS DALAM PENDIDIKAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai
seorang muslim hendaknya mengetahui
sejarah Nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam proses kelahiran, masa kanak-kanak,
masa remaja serta kehidupannya sebelum mendapatkan mukzijat. Hal seperti itu
merupakansejarah penting yang perlu di ketahui oleh umat muslim, karena banyak
manfaat yang bisa di ambil dari kehidupan nabi Muhammad SAW baik dari
keteladanan beliau ataupun perjuangan beliau dalam mempertahankan agama Islam.
Agama islam yang di yakini oleh banyak umat sekarang ini tidak luput dari perjuangan Rasulullah dan sahabat Nabi.
Di
zaman ilmu pengetahuan modern ini mayoritas umat muslim meremehkan tentang
sejarah Nabi Muhammad. Padahal sejarah itu merupakan bagian penting dari
perjalanan sebuah umat, bangsa, negara maupun individu. Oleh karena itu kami
mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk selalu kita contoh
dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa
umat islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang
sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta
akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW. Oleh karena itu kami mencoba
untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, dan
mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada Nabi
Muhammad SAW.
1.2
Rumusan masalah
1. Bagaimana proses kelahiran Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana kepribadian nabi muhammad saw dimasa
remajanya ?
3.
Nilai-nilai apakah yang dapat di aplikasikan dari
ajaran beliau khususnya di bidang
pendidikan
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.
Menjelaskan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
2.
Menjelaskan kepribadian nabi muhammad saw dimasa
remajanya ?
3. Mengidentifikasi Nilai-nilai
apakah yang dapat di aplikasikan dari ajaran beliau khususnya di bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Proses Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi
Muhammad SAW adalah Nabi pembawa risalah Islam, rasul terakhir penutup
rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT di muka bumi.Ia adalah salah
seorang dari yang tertinggi di antara 5 rasul yang termasuk dalam golongan Ulul
Azmi atau mereka yang mempunyai keteguhan hati (QS. AL AHQAAF : 35).
Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah
bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.Pada hari
mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak
tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.(Inilah) suatu pelajaran
yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Keempat rasul lainnya
dalam Ulul Azmi tsb ialah Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, dan Nuh AS (Abu Bakar
Siraj al-Din, 2007).
“Muhammad”
dalam bahasa Arab berarti “dia yang terpuji”.Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam
yang dibawa oleh Muhammad adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa
oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah dan
menambahkan kalimat “Sallallaahu Alayhi Wasallam” yang berarti “semoga Allah
memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya” sering disingkat “S.A.W” atau
“SAW” setelah namanya. Selain itu Al-Qur’an dalam Surah As-Saff (QS 61:6)
menyebut Muhammad dengan nama “Ahmad”, yang dalam bahasa Arab juga berarti
“terpuji” (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
As-Saff (QS 61:6)
Dan (ingatlah) ketikaIsa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku,
yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang
akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:
“Ini adalah sihir yang nyata”.
Nabi
Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, sebuah kabilah yang paling mulia dalam
suku Quraisy yang mendominasi masyarakat Arab.Ayahnya bernama Abdullah
Muttalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya.Ibunya bernama
Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah.Baik dari garis ayah maupun garis ibu,
silsilah Nabi Muhammad SAW sampai kepada Nabi Ibrahim ASdan Nabi Ismail
AS.Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena
pada tahun itu terjadi peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan gajah menyerbu
Mekkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh Abrahah,
gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Abrahah ingin mengambil alih kota Mekkah dan
Ka’bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab. Ini sejalan
dengan keinginan Kaisar Negus dari Ethiopia untuk menguasai seluruh tanah Arab,
yang bersama-sama dengan Kaisar Byzantium menghadapi musuh dari timur, yaitu
Persia (Irak) (Djabbar, ).Dalam penyerangan Ka’bah itu, tentara Abrahah hancur
karena terserang penyakit yang mematikan yang dibawa oleh burung Ababil yang
melempari tentara gajah.Abrahah sendiri lari kembali ke Yaman dan tak lama
kemudian meninggal dunia. Peristiwa ini dikisahkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Fil: 1-5 (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
Apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah?Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untukmenghancurkan
Kakbah) itu sia-sia?Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang
berbondong-bondong,yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang
terbakar,lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Ketika
Nabi Muhammad masih dalam kandungan ibunya, Abdullah, Ayah dari Nabi Muhammad
SAW meninggal dalam perjalanan dagang ke Yastrib. Ayahnya meninggalkan harta
warisan berupa lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan
bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi Muhammad setelah Nabi
lahir.Beberapa Bulan kemudian, Aminah yang ditinggal meninggal suaminya pada
saat mengandung akhirnya melahirkan bayinya, yang diberi nama Muhammad. Nabi
Muhammad lahir pada malam menjelang dini hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun
Gajah, bertepatan dengan 20 April 570 M.Nama Muhammad diberikan oleh kakeknya,
Abdul Muttalib.Nama itu sedikit ganjil di kalangan orang-orang Quraisy,
karenanya mereka berkata kepada Abdul Muttalib, “Sungguh di luar kebiasaan, keluarga
Tuan begitu besar, tetapi tak satu pun yang bernama demikian.”Abdul Muttalib
menjawab, “Saya mengerti. Dia memang berbeda dari yang lain. Dengam nama ini
saya ingin agar seluruh dunia memujinya”(Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
Adalah
suatu kebiasaan di Mekkah, anak yang baru lahir diasuh dan disusui oleh wanita
desa dengan maksud supaya ia bisa tumbuh dalam pergaulan masyarakat yang baik
dan udara yang lebih bersih. Saat Nabi Muhammad lahir, ibu-ibu dari desa Sa’ad
datang ke Mekkah menghubungi keluarga-keluarga yang ingin menyusui anaknya.
Desa Sa’ad terletak kira-kira 60 km dari Mekkah, dekat kota Ta’if, suatu
wilayah pegunungan yang sangat baik udaranya.Di antara ibu-ibu tersebut
terdapat seorang wanita bernama Halimah binti Abu Du’aib as Sa’diyah. Keluarga
Halimah tergolong miskin, karena itu ia sempat merasa ragu untuk mengasuh Nabi
Muhammad karena keluarga Aminah sendiri juga tidak terlalu kaya. Akan tetapi
entah mengapa Nabi Muhammad yang masih bayi itu sangat menawan hatinya,
sehingga akhirnya Halimah pun mengambil Nabi Muhammad SAW sebagai anak
asuhnya.Ternyata kehadiran Nabi Muhammad SAW sangat membawa berkah pada
keluarga Halimah. Dikisahkan bahwa kambing peliharaan Haris, suami Halimah,
menjadi gemuk-gemuk dan menghasilkan susu lebih banyak dari biasanya. Rumput
tempat menggembala kambing itu juga tumbuh subur.Kehidupan keluarga Halimah
yang semula suram berubah menjadi bahagia dan penuh kedamaian.Mereka yakin
sekali bahwa bayi dari Mekkah yang mereka asuh itulah yang membawa berkah bagi
kehidupan mereka (Abu Bakar Siraj al-Din, 2007).
Sejak
kecil Muhammad SAW telah memperlihatkan keistimewaan yang sangat luar biasa.
Usia 5 bulan Nabi Muhammad sudah pandai berjalan, dan di usia 9 bulan ia sudah
bisa berbicara. Pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak
Halimah yang lain untuk menggembala kambing. Saat itulah ia berhenti menyusu
dan karenanya harus dikembalikan lagi pada ibunya. Dengan berat hati Halimah
terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah membawa berkah itu, sementara Aminah
sangat senang melihat anaknya kembali dalam keadaan sehat dan segar.Namun tak
lama setelah itu Muhammad SAW kembali diasuh oleh Halimah karena terjadi wabah
penyakit di kota Mekkah. Dalam masa asuhannya kali ini, baik Halimah maupun
anak-anaknya sering menemukan keajaiban di sekitar diri Nabi Muhammad SAW.
Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang memberi salam kepada Muhammad
SAW, “Assalamu ‘Alaika ya Muhammad,” padahal mereka tidak melihat ada orang di
situ. Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak Halimah, berlari-lari sambil menangis
dan mengadukan bahwa ada dua orang bertubuh besar-besar dan berpakaian putih
menangkap Nabi Muhammad SAW. Halimah bergegas menyusul Muhammad SAW.Saat
ditanyai, Muhammad SAW menjawab, “Ada 2 malaikat turun dari langit. Mereka
memberikan salam kepadaku, membaringkanku, membuka bajuku, membelah dadaku,
membasuhnya dengan air yang mereka bawa, lalu menutup kembali dadaku tanpa aku
merasa sakit”. Halimah sangat gembira melihat keajaiban-keajaiban pada diri
Muhammad SAW, namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin melemah, ia
terpaksa mengembalikan Nabi Muhammad SAW, yang saat itu berusia 4 tahun, kepada
ibu kandungnya di Mekkah (Yatim, 1993).
Pada
saat Nabi Muhammad berusia 6 tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke
Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam
ayahnya.Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit.Setelah beberapa
hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib,
dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh
kakeknya, ‘Abdul al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib (Yatim, 1993).
2.2 Kepribadian
Nabi Muhammad Saw Dimasa Remajanya
1. Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa
ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib,
dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan seorang
pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau
merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas,
masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.[8]
Muhammad SAW, besar
bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh
dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan
kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan
Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada usia 30 tahunan,
Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu
mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang
sedang melakukan renovasi Ka’bah. Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak
menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah. Beliau membagi tugas kepada mereka
dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka.[9]
Pada masa mudanya,
beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya.
Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan pemodal besar Arab dan janda
kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun.
Adapun isteri-isteri
Nabi Muhammad SAW berjumlah 11 orang, yaitu :
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti jam’ah
- Aisyah binti Abu Bakar ra.
- Hafshah binti Umar ra.
- Hindun ummu salamah binti Abu
Umayyah
- Ramlah Ummu Habibah binti Abu
Sofyan
- Zainab binti Jahsyin
- Zainab binti Khuzaimah
- Maimunah binti Al-Harts
Al-Hilaliyah
- Juwairiyah binti Al-Haarits
- Sofiyah binti Huyay
Dari 11 isteri Nabi
SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang yaitu Khadijah dan
Zainab binti Khuzaimah, sedangkan sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih
hidup saat Nabi SAW wafat. Isteri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan Ummul
Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran
agama Islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW
mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi
SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu Mariyatul
Qibtiyyah (seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar Mesir
kepada Nabi SAW. Anak-naka Nabi SAW tersebut wafat pada saat Nabi SAW masih hidup,
kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.[10]
Diriwayatkan tatkala
Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau akan
berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih,
dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah
ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan
bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama
meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar
kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang
mendalam kepada sang ayah tercinta.
2.3 Nilai-nilai
apakah yang dapat di aplikasikan dari ajaran beliau khususnya di bidang pendidikan
Kebijakan Rasulullah
dalam Bidang Pendidikan
Rasulullah
SAW., sebagai suri teladan dan rahmatan lil’alamin bagi orang yang
mengharapkan rahmat dan kedatangan hari kiamat banyak menyebut Allah
(al-ahzhab: 21) adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan
Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai
spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah dapat dikatakan
sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan di mana pun tidak dapat
melakukan hal yang sama.
Untuk melaksanakan
fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan serangkaian
kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang
melingkupi pada saat itu
Proses pendidikan
pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Hal yang demikian belum di mungkinkan, karena pada saat itu Nabi
Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara, bahkan beliau
dan para pengikutnya berada dalam bayang-bayang ancaman pembunuhan dan kaum
kafir Quraisy. Selama di Makkah pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah
secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam.
Langkah yang bijak dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal Islam ini adalah
melarang para pengikutnya untuk menampakkan keIslamannya dalam berbagai hal.
Tidak menemui mereka kecuali dengan cara sembunyi-sembunyi dalam mendidik
mereka.
Setelah masyarakat
Islam terbentuk di Madinah, barulah pendidikan Islam dapat berjalan dengan
leluasa dan terbuka secara umum. Adapun kebijakan yang telah dilakukan Nabi
Muhammad ketika di Madinah adalah:
- Membangun masjid di Madinah.
Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan
dan dakwah.[25] Nabi
Muhammad SAW juga memerintahkan beberapa sahabat seperti al Hakam Ibn
Sa’id untuk mengajar pada sebuah kuttab ketika Nabi Muhammad SAW
berada di Madinah[26].
- Mempersatukan berbagai potensi
yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini
dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan
adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang,
harmonis dan damai.[27]
3.
BAB III
4.
PENUTUP
5.
A. Kesimpulan
1.
Kedatangan para Nabi,
khususnya Nabi Muhammad SAW adalah dalam rangka mendidik, mengajar, membimbing,
dan mengarahkan umat manusia agar kembali ke kepada jalan Tuhannya. Jalan itu
adalah jalan menuju revolusi dan tranformasi kedirian dan kepribadian dari
hewani ke insani, dan dari insani ke rabbani.
2.
Membentuk kepribadian
rabbani artinya memproses diri menyerap nilai-nilai ketuhanan, kenabian dan
selanjutnya mengimplementasikannya ke seluruh aspek kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nabi Muhammad SAW merupakan pintu utama
bagi setiap hamba yang ingin membangun kepribadian rabbani tersebut.
3.
Kepribadian
dan kebijakan pendidikan dari nabi muhammad untuk kita tauladani serta dtiru
dan mengikuti jejak Rasulullah SAW termasuk perbuatan mulia nan agung, yang
menjadikan seorang muslim berhasrat mempraktekan perbuatan mulia tersebut,
dapat berharap akan kebaikan dunia dan akhirat. Di antara manfaatnya yaitu
dapat menghantar kepada cinta dan ampunan Allah SWT, menghantarkan kepada
rahmat Allah SWT yang sangat luas, menjamin diterimanya amal perbuatan,
menjamin hidayah dari Allah dan termasuk sunnah Nabi.
B. Saran
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaannya makalah kami . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin
Post a Comment for "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MAULID NABI MAUHAMMAD SAW (MEMAHAMI SEJARAH KELAHIRAN HINGGA WAFAT BELIAU DAN MEMAHAMI NILAI-NILAI YANG DI TERAPKAN KHUSUS DALAM PENDIDIKAN)"