Makalah Osmosis dan Difusi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara
irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan
adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.
Perkecambahan diawali dengan
penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran
biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun
embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar dan biji yang melunak.
Tumbuhan berbiji ( spermatophyte)
dapat dibedakan menjadi dua yaitu : tumbuhan berkeping satu ( monokotil) dan
tumbuhan berkeping dua ( dikotil ) . masing masing jenis tumbuhan berkeping
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda beda baik secara morfologi maupun
anatomi oleh karena itu untuk mengetahui perbedaan dalam biji monokotil dan
dikotil sehingga dilakukan penelitian ini.
Dalam
mempelajari dunia tumbuhan, tidak lepas dari teori-teori yang dapat membantu
manusia mempelajari hakikat alam yang sebenarnya. Seiring perkembangan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan juga ikut berkembang dengan pesatnyta, sehingga
banyak memunculkan teori-teori baru yang belum diketahui manusia sebelumnya.
Salah stunya adalah teori tentang Difusi yang merupakan peristiwa mengalirnya
atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah.
Dalam
pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Jaringan merupakan organ penyusun makhluk hidup terkecil setelah
sel. Dalam jaringan, terdapat bagian-bagian yang memiliki kesamaan dan
perbedaan pada tiap individu. Misalnya, jaringan otot jantung dan otot lurik
memiliki perbedaan dari segi struktur dan letaknya. Selain itu, dalam sebuah
organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur organisme lainnya. Salah
stunya, twrdapat sel yang mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka
dapatkan dari alam. Contohnya, akar-akar pohon yang menyerap air dari dalam
tanah. Naiknya air tanah dari konsentrasi rendah menuju konsentasi tinggi
disebut osmosis.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
menyebabkan terjadinya difusi dan berapa lama waktu terjadinya difusi?
2.
Apa yang
menyebabkan terjadinya osmosis?
3.
Bagaimana bentuk
jaringan tumbuhan dari monokotil dan dikotil?
1.3
Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui
penyebab terjadinya difusi.
2.
Mengetahui
penyebab terjadinya osmosis.
3.
Mengetahui
bentuk jaringan tumbuhan dari monokotil dan dikotil.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi siswa,
lebih memahami tentang proses terjadinya difusi dan osmosis, serta mengetahui
bentuk jaringan tumbuhan dari monokotil dan dikotil.
2.
Bagi guru,
mengamati perkembangan siswa dalam memahami proses terjadinya difusi dan
osmosis, serta mengetahui bentuk jaringan tumbuhan dari monokotil dan dikotil.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Difusi
Difusi
adalah peristiwa ketika zat di dalam pelarut mengalir atau berpindah, dari
bagian yang punya konsentrasi tinggi, ke bagian dengan konsentrasi rendah.
Proses ini akan terus terjadi sampai semua zat tersebut tersebar secara merata
atau konsentrasi sudah seimbang, tidak ada lagi yang lebih tinggi atau rendah.
Mengambil contoh teh di atas, teh yang tawar tersebut perlahan menjadi manis
seluruhnya.
Proses difusi
Proses difusi terjadi akibat adanya pergerakan suatu partikel zat dari daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi menuju daerah yang berkonsentrasi lebih rendah melewati suatu membran sel. Syarat agar partikel dapat melalui membran ketika berdifusi ialah ukuran partikel tersebut sangat kecil dan partikel tersebut dapat larut di dalam air dan di dalam lemak. Proses difusi dapat terjadi pada zat padat, zat cair ataupun zat gas. Proses difusi tidak membutuhkan energi sehingga proses difusi juga disebut sistem transpot pasif. pergerakan partikel pada proses difusi berasal dari gerakan acak partikel-partikel zat yang berdifusi.
Permeabilitas membran dalam proses difusi dibedakan menjadi :
1. Impermeabel (tidak permeabel)
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat yang terlarut dan air. contoh membran karet.
2. Permeabel
Membran yang dapat dilalui partikel zat-zat terlarut dan air. contoh membran sel pada kentang
3. Semipermeabel
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat terlarut dan hanya dilalui oleh air. contoh membran sel pada sitoplasma.
Setiap partikel zat akan terus bergerak lurus hingga ia bertumbukan dengan partikel lainnya. Misalnya partikel glukosa yang larut di dalam air akan terus bergerak hingga ia bertumbukan dengan partikel air atau partikel glukosa yang lainnya. Ketika bertumbukan partikel molekul zat akan
terpental ke arah lain sehingga menyebabkan gerak acak molekul zat tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi suatu zat :
Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel menyebabkan kecepatan partikel semakin besar.
b. Ketebalan membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
d. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
e. Suhu
Ketika suhu semakin tinggi maka partikel akan mendapat energi yang lebih besar untuk bergerak sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
Proses difusi
Proses difusi terjadi akibat adanya pergerakan suatu partikel zat dari daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi menuju daerah yang berkonsentrasi lebih rendah melewati suatu membran sel. Syarat agar partikel dapat melalui membran ketika berdifusi ialah ukuran partikel tersebut sangat kecil dan partikel tersebut dapat larut di dalam air dan di dalam lemak. Proses difusi dapat terjadi pada zat padat, zat cair ataupun zat gas. Proses difusi tidak membutuhkan energi sehingga proses difusi juga disebut sistem transpot pasif. pergerakan partikel pada proses difusi berasal dari gerakan acak partikel-partikel zat yang berdifusi.
Permeabilitas membran dalam proses difusi dibedakan menjadi :
1. Impermeabel (tidak permeabel)
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat yang terlarut dan air. contoh membran karet.
2. Permeabel
Membran yang dapat dilalui partikel zat-zat terlarut dan air. contoh membran sel pada kentang
3. Semipermeabel
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat terlarut dan hanya dilalui oleh air. contoh membran sel pada sitoplasma.
Setiap partikel zat akan terus bergerak lurus hingga ia bertumbukan dengan partikel lainnya. Misalnya partikel glukosa yang larut di dalam air akan terus bergerak hingga ia bertumbukan dengan partikel air atau partikel glukosa yang lainnya. Ketika bertumbukan partikel molekul zat akan
terpental ke arah lain sehingga menyebabkan gerak acak molekul zat tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi suatu zat :
Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel menyebabkan kecepatan partikel semakin besar.
b. Ketebalan membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
d. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
e. Suhu
Ketika suhu semakin tinggi maka partikel akan mendapat energi yang lebih besar untuk bergerak sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
Jenis difusi
Difusi dibedakan menjadi dua, yaitu difusi biasa dan
khusus. Inilah uraiannya:
- Difusi biasa
Sel ingin mengambil nutrisi, atau terjadi pada
molekul/partikel hydropobhic (tidak berpolar). Partikel akan langsung
berdifusi tanpa memerlukan energi, dan bisa melewati membran langsung.
- Difusi khusus
Terjadi di
sel yang ingin mengambil nutrisi, terjadi di partikel yang punya polar/ion (hydrophilic).
Diperlukan protein yang khusus agar partikel bisa melewati membran.
Contoh
difusi dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Ikan air tawar yang diletakkan di dalam air laut menyebabkan volume tubuh ikan akan menyusut karena air laut bersifat hypertonic terhadap sel tubuh mahluk hidup. Mengkonsumsi air laut menyebabkan tubuh akan mengalami dehidrasi.
2. Parfum yang disemprotkan akan menyebar ke seluruh ruangan karena berdifusi dengan udara.
3. Gula yang dimasukkan ke dalam minuman panas di dalam gelas akan menyebar ke seluruh volume air gelas walaupun tanpa di aduk karena berdifusi di dalam zat cair.
1. Ikan air tawar yang diletakkan di dalam air laut menyebabkan volume tubuh ikan akan menyusut karena air laut bersifat hypertonic terhadap sel tubuh mahluk hidup. Mengkonsumsi air laut menyebabkan tubuh akan mengalami dehidrasi.
2. Parfum yang disemprotkan akan menyebar ke seluruh ruangan karena berdifusi dengan udara.
3. Gula yang dimasukkan ke dalam minuman panas di dalam gelas akan menyebar ke seluruh volume air gelas walaupun tanpa di aduk karena berdifusi di dalam zat cair.
2.2
Osmosis
Peristiwa
osmosis merupakan suatu proses perpindahan zat pelarut melalui membran
semipermiabel dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonis) hingga larutan tersebut
mencapai konsentrasi seimbang.
Pada proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak dari larutan encer (konsentrasi rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi tinggi).
Peristiwa osmosis merupakan salahsatu peristiwa yang berlangsung secara alami. Peristiwa osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi konsentrasi yang lebih encer. Tekanan yang diaplikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses osmosis dari pelarut murni atau larutan encer ke dalam larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik buatan.
Ada 3 kemungkinan yang akan dialami oleh sel akibat peristiwa osmosisi, yaitu :
a. Plasmolisis
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi apabila sel tumbuhan dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonis.
b. Krenasi
Krenasi adalah peristiwa mengkerut sel. Krenasi terjadi apabila sel berada pada larutan hipertonis.
c. Lisis
Lisis adalah peristiwa robeknya membran plasma sel. Lisis terjadi apabila sel terjsebut berada pada larutan hipotonis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa osmosis, diantaranya :
Pada proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak dari larutan encer (konsentrasi rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi tinggi).
Peristiwa osmosis merupakan salahsatu peristiwa yang berlangsung secara alami. Peristiwa osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi konsentrasi yang lebih encer. Tekanan yang diaplikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses osmosis dari pelarut murni atau larutan encer ke dalam larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik buatan.
Ada 3 kemungkinan yang akan dialami oleh sel akibat peristiwa osmosisi, yaitu :
a. Plasmolisis
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi apabila sel tumbuhan dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonis.
b. Krenasi
Krenasi adalah peristiwa mengkerut sel. Krenasi terjadi apabila sel berada pada larutan hipertonis.
c. Lisis
Lisis adalah peristiwa robeknya membran plasma sel. Lisis terjadi apabila sel terjsebut berada pada larutan hipotonis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa osmosis, diantaranya :
a. Ukuran
molekul
Molekul yang berukuran lebih kecil dari ukuran diameter membran sel akan lebih mudah meresap atau melewati membran sel tersebut.
b. Keterlarutan lipid
Molekul yang memiliki kelarutan tinggi akan lebih cepat meresap atau melewati membran sel
c. Luas permukaan membran
Permukaan membran yang luas menyebabkan proses penyerapan oleh membran semakin besar.
d. Ketebalan membran
Membran yang tipis menyebabkan proses penyerapan di dalam membran menjadi lebih cepat.
e. Suhu
Suhu yang tinggi menyebabkan proses penyerapan oleh membran sel berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari :
1. wortel yang direndam di dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 %, sel-sel wortel akan kehilangan kekakuannya (rigid). Hal ini terjadi karena sel wortel mempunyai potensial air yang lebih tinggi (hipertonis) dibandingkan dengan larutan garam sehingga air akan keluar dari dalam sel wortel menuju larutan garam. Apabila diamati menggunakan mikroskop vakuola sel wortel tidak terlihat dan sitoplasma sel wortel akan mengkerut sehingga membran sel akan terlepas dari dinding sel yang mengakibatkan terjadinya plasmolisis.
2. Pemasangan cairan infus harus isotonik dengan sel darah merah di dalam tubuh untuk mencegah terjadinya plasmolisis dan krenasi.
3. Penyerapan air dan zat hara dari dalam tanah oleh akar secara osmosis. Adanya perbedaan konsentrasi air antara tanah dan sel akar tumbuhan menyebabkan air dari dalam tanah masuk ke dalam sel tumbuhan melalui rambut akar kemudian melewari jaringan epidermis, korteks, endodermis dan xylem.
Molekul yang berukuran lebih kecil dari ukuran diameter membran sel akan lebih mudah meresap atau melewati membran sel tersebut.
b. Keterlarutan lipid
Molekul yang memiliki kelarutan tinggi akan lebih cepat meresap atau melewati membran sel
c. Luas permukaan membran
Permukaan membran yang luas menyebabkan proses penyerapan oleh membran semakin besar.
d. Ketebalan membran
Membran yang tipis menyebabkan proses penyerapan di dalam membran menjadi lebih cepat.
e. Suhu
Suhu yang tinggi menyebabkan proses penyerapan oleh membran sel berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari :
1. wortel yang direndam di dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 %, sel-sel wortel akan kehilangan kekakuannya (rigid). Hal ini terjadi karena sel wortel mempunyai potensial air yang lebih tinggi (hipertonis) dibandingkan dengan larutan garam sehingga air akan keluar dari dalam sel wortel menuju larutan garam. Apabila diamati menggunakan mikroskop vakuola sel wortel tidak terlihat dan sitoplasma sel wortel akan mengkerut sehingga membran sel akan terlepas dari dinding sel yang mengakibatkan terjadinya plasmolisis.
2. Pemasangan cairan infus harus isotonik dengan sel darah merah di dalam tubuh untuk mencegah terjadinya plasmolisis dan krenasi.
3. Penyerapan air dan zat hara dari dalam tanah oleh akar secara osmosis. Adanya perbedaan konsentrasi air antara tanah dan sel akar tumbuhan menyebabkan air dari dalam tanah masuk ke dalam sel tumbuhan melalui rambut akar kemudian melewari jaringan epidermis, korteks, endodermis dan xylem.
2.3
Monokotil
dan Dikotil
Tumbuhan berkeping biji tunggal
(atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang
bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini
diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat
berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae. Kelompok
tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia.
Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri,
perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya.
Contoh tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
·
Bentuk akar,
memiliki sistem akar serabut
·
Bentuk
sumsum atau pola tulang daun, melengkung atau sejajar
·
Kaliptrogen
/ tudung akar, ada tudung akar / kaliptra
·
Jumlah
keping biji atau kotiledon, satu buah keping biji saja
·
Kandungan
akar dan batang, tidak terdapat cambium
·
Jumlah
kelopak bunga, umumnya adalah kelipatan tiga
·
Pertumbuhan
akar dan batang, tidak bisa tumbuh berkembang menjadi
membesar.(Wikipedia)
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji
dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang
sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada
embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar
anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan sistem Crouquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakan
nya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam
nama Magnoliopsida dengan akhiran - opsida . Kelas Magnoliopsida dipakai
sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan
monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang
dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas
“tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”). Ciri pada tumbuhan
dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
·
Bentuk akar,
memiliki sistem akar tunggang
·
Bentuk
sumsum atau pola tulang daun, menyirip atau menjari
·
Kaliptrogen
/ tudung akar, tidak terdapat ada tudung akar
·
Jumlah
keping biji atau kotiledon, ada dua buah keping biji
·
Kandungan
akar dan batang, ada cambium
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat penelitian
v Waktu: 10 September 2015
v Tempat: Ruang Biologi, Sma Plus Negeri 02 Banyuasin
III
3.2
Metode
Pengumpulan data
1. Studi
pustaka yaitu, mengumpulkan data-data melalui buku-buku dan internet.
2. Eksperimen
yaitu dengan melakukan eksperimen terhdapa objek penelitian dalam praktikum
reaksi kimia.
3.3
Metode
menganalisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam mengamati hasil penelitian adalah
analisis kualitatif.
3.4
Metode Penelitian
3.4.1
Alat dan Bahan
Alat:
1.
Silet
2.
Mikroskop
3.
Beker Gelas
4.
preparat
Bahan:
1.
Batang, daun,
dan akar dikotil
2.
Batang, daun,
dan akar monokotil
3.
Aquadez
4.
Cairan pekat
5.
Eceng gondok
4.4.2
Langkah-Langkah
1.
Difusi. Masukan
air 200 ml ke dalam gelas kimia, lalu teteskan cairan pekat(tinta) ke dalam
gelas kimia yang diisi air. Lalu amati perubahannya.
2.
Osmosis.
Masukkan tanaman yang yang cepat menyerap air(eceng gondok) ke dalam gelas
kimia yang diisi air.
3.
Monokotil dan
dikotil. Potonglah daun, akar dan batang monokotil dan dikotil menjadi sangat
tipis(transparan), lalu letakan akar, batang, daun yang telah di potong menjadi
sangat tipis tadi ke preparat kemudian tambahkan aquades kemudian letakkan di
mikroskop. Lalu amatilah bentuk jaringan dari tumbuhan tersebut.
4.
Setelah semua
selesai tulislah hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
dari percobaan difusi.
|
Bahan
|
Waktu
|
Difusi
|
Tinta
+ air
|
60
menit( tanpa diaduk)
|
Osmosis
|
Tinta
+ air
|
2
jam untuk 1 cm batang eceng gondok
|
4.2 Pembahasan
1. Apa
yang menyebabkan terjadinya difusi dan berapa lama waktu terjadinya difusi?
Proses
terjadinya difusi ketika ada pemindahan molekul zat dari larutan hipertonis
kelarutan hipotonis. Air sebagai larutan hipotonis dan sirup atau tinta hitam
sebagai larutan hipertonis. Sirup atau tinta hitam yang dituangkan ke air, lama
kelamaan akan menyebar dan merata kedalam air. Molekul – molekul kecil yang
terdapat pada larutan nilainya akan sebanding atau seimbang dengan air. Waktu
yang diperlukan untuk tinta menyebar adalah ±60 menit.
Mengambil
zat-zat nutrisi yang penting dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan. Sel
dilakukan melalui berbagai jenis aktivitas, dan Salah satunya adalah difusi.
Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau
tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi kedalam membran
plasma yang terbuatdari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energy atau ATP(Adenosine Tri-Phosphate).
Difusi khusus
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau
berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan
jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan
partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam
difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel. Larutan sirup dan
tinta hitam yang diaduk lebih cepat merata dibandingkan dengan cara tanpa
pengadukan, karena larutan sirup atau tinta hitam yang diaduk akan
menyebar secara merata, sedangkan larutan sirup atau tinta hitam yang tidak
aduk akan mengendap pada permukan gelas. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
menyebar secara rata akan lama.
2.
Apa yang
menyebabkan terjadinya osmosis?
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah
merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan
mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor
sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel
darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang
dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding
sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami
plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew’an/sel
darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air. Waktu
yang diperlukan eceng gondok melakukan osmosis adalah 2 jam untuk 1 cm batang
eceng gondok menyerap air.
3.
Bagaimana bentuk
jaringan tumbuhan dari monokotil dan dikotil?
·
Tanaman
monokotil seperti pepaya(carica papaya) merupakan tumbuhan dengan keping biji satu. Ciri-ciri tumbuhan monokotil
akar serabut, batang beruas, tulang daun sejajar, buah terbuka, biji berkeping
satu.
·
Tanaman
dikotil seperti
tumbuhan karet merupakan tumbuhan dengan dua
keping biji. Ciri-ciri tanaman dikotil yaitu akar tunggang, batang berkayu,
tulang daun menjari, buah tertutup, biji berkeping dua.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada
praktikum ini, didapatkan bahwa:
3.
Proses
difusi pada tinta print, memakan waktu kurang
lebih 2 jam untuk 1 cm pada gelas beker yang berisi tinta print.
4.
Proses
osmosis yang terjadi pada enceng godok mengalami
pemasukan air, dalam
larutan tinta print maupun pada aquades. Namu pada kentang mengalami plasmolysis atau
pengkerutan dikarenakan kandungan air yang ada di dalam kentang keluar, hal ini
terjadi pada larutan tinta print.
5.
Tanaman
monokotil memiliki ciri-ciri fisik akar serabut, batang beruas, tulang daun
sejajar, buah terbuka, biji berkeping satu.
6.
Tanaman
dikotil memiliki ciri-ciri fisik akar tunggang, batang berkayu, tulang daun
menjari, buah tertutup, biji berkeping dua.
4.2 Saran
Sebaiknya
ketika melakukan pengirisan dengan menggunakan silet pada tumbuhan dikotil dan
monokotil dilakukan dengan hati-hati dan irisan sebaiknya diiris setipis
mungkin,agar memudahkan dalam proses penglihatan dengan mikroskop.
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
Id,warino,joko.
Pengertian, faktor, proses dan jenis difusi
Pendidikan,informasi.
2015. Pengertian difusi dan aplikasinya
Pendidikan,seputar.
2015. Pengertian osmosis dan aplikasinya.
Zulfikar,fero.2010.
Perbedaan dikotil dan monokotil
Post a Comment for "Makalah Osmosis dan Difusi"