Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mau Jadi PMR? Harus Baca Ini Dahulu

BUKU PANDUAN PMR (Palang Merah Remaja)

PENDAHULUAN
Obat dalam rumah tangga sangat penting dalam penatalaksanaan kesehatan. Ketaktersediaan obat dasar /sederhana di rumah dapat mengakibatkan kesakitan menjadi lebih parah, apalagi jika penatalaksanaannya tidak tepat dan lambat. Kecelakaan merupakan peristiwa tidak terduga yang menimpa seseorang. Peristiwa tersebut terjadi begitu saja, tidak direncanakan, tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, dan tidak memilih siapa yang akan mendapatkannya. Kecelakaan dapat berakibat fatal, menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini sangat tergantung dari faktor penyebab, peristiwa itu sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan kecelakaan. Jika penanganan tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi semakin parah. Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah kematian atau perburukan kondisi korban. Kecelakaan di rumah tangga cukup tinggi, seperti jatuh dari tangga/pohon, tersayat pisau/pecahan gelas; tersiram air/minyak panas, kemasukan benda asing ke dalam hidung/telinga, salah minum obat, dan sebagainya. Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan di rumah sangat terbatas sehingga untuk melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak memperparah kondisi korban. Selain itu, diperlukan ketepatan dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.
Makalah ini akan memaparkan secara ringkas tentang pertolongan pertama kecelakaan di rumah tangga dan pengelolaan obat yang baik dirumah tangga.

Cibuaya, …………….2010


Penulis



PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1.    Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
2.   Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3.   Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4.   Remaja adalah kader relawan.
5.   Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di Sekolah

a.  Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI 
b.  Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang SDM/PMR/Diklat 
c.  PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
d.  Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e.  Struktur Organisasi PMR Di Sekolah   Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS 
f.   Susunan Pengurus PMR di sekolah :  
      1)  Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten  
      2)  Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah  
      3)  Pembina PMR   
      4)  Pelatih PMI   

Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
  a)   Seorang Ketua
  b)  Seorang wakil ketua  
  c)   Seorang sekretaris
  d)  Seorang bendahara
  e)  Unit-unit : 
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan  
(3) Persahabatan   
(4) Umum


SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL

A.     GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur, melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang emnajdi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama dengan penduduk setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1.      Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
2.      Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).


Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara, maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan Internasional yang mengatur perlindungan bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL

1.      Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss.  ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.

2.      Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah.

3.      Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson, warga negara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.


PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. 
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.


PERAN AN TUDGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)

MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
1.      murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
2.      kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).

Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:
1.      Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin, selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.

2.      Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

3.      Terpotong Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.

4.      Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas. Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.

Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.
a.       Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
b.      Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena panas.

c.       Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke rumah sakit.

5.      Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah tulang terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.

6.      Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang menyempitkan pembuluh darah.

7.      Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit

8.      Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit. 
9.      Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.

10.  Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung, istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.

11.  P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1.   Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2.   Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3.   Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4.   Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a.    Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b.   Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

12.  P3K bagi korban Sengatan Listrik
1.      Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2.      Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3.      Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis dating

13.  P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1.      Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
2.      Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
3.      Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4.      Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5.      Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

14.  Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1.    Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2.    Tanda-tanda Shok
a.     Denyut nadi cepat tapi lemah
b.     Merasa lemas
c.     Muka pucat
d.     Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e.     Merasa haus
f.      Merasa mual
g.     Nafas tidak teratur
h.     Tekanan darah sangat rendah
4.      Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a.     Menghentikan pendarahan
b.     Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c.     Memberi nafas buatan
d.     Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
5.    Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a.       Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b.      Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c.       Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien tidak melihat lukanya
d.      Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
  1 sendok teh garam dapur
  ½ sendok teh tepung soda kue
  4-5 gelas air
  dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e.       Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15.  Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat bulu. Meski dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa mengandung bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada kasus gigitan serangga.
16.  Sengatan lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.

17.  Terkena ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).

18.  Gigitan nyamuk
Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia
Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit perut/diare: oralit, carbon adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk (khusus bagi yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit): cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas pencuci mata.

Jumlah yang Harus Tersedia
Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga dan kesulitan mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga harus lengkap jenis dan jumlahnya.

Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan. 
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari langsung, hindari penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya. Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah kerusakan obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan secara periodik.

Obat Rusak
Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar sinar matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain adanya perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran saat dikocok tidak tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan, sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.

Cara Penggunaan
Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara aman ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam), lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2 X 24 jam jika gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan jika obat tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum obat 1-2 jam sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan pada dokter yang memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala yang asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare, segeralah ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock), karena efek obat tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.

Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga
Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan meminum obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat sederhana. Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan di tempat menyimpan obat. Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat dan alat kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang benar. Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi rumah. Penyediaan obat tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi keadaan darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang paling mudah adalah dengan memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang diminum untuk bayi dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal dapat mencegah salah penggunaan.

Cara Pembalutan Patah Tulang
2.             Pembalut dan Pembalutan
1.             Pembalut
Macam-macam pembalut :
a.              Pembalut kasa gulung
b.             Pembalut kasa perekat
c.              Pembalut penekan
d.             Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e.              Gulungan kapas
f.              Pembalut segi tiga (mitella)
2.             Pembalutan
a.              Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b.       Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan tangan
c.          Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi                  
d.              Pembalutan spiral pada tangan
e.              Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

BUDAYA HIDUP SEHAT
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1.         Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2.         Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3.         Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4.         Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5.         Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah
6.         Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada orang lain

PENUTUP
Beberapa hal yang perlu ditekankan antara lain, perlu disediakan tempat khusus/kotak/lemari untuk menyimpan obat dirumah tangga. Obat perlu dikelola dengan baik dan teratur oleh ibu rumah tangga. Pengelola obat rumah tangga mengetahui dan menguasai cara penggunaan obat yang baik dan rasional dirumah tangga. Dengan demikian peran ibu rumah tangga sangat besar dalam pengobatan yang baik dan rasional di rumah tangga.
BUKU PEDOMAN PALANG MERAH REMAJA INDONESIA
PERTOLONGAN PERTAMA
Apakah Definisi Pertolongan Pertama ?
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.  Ini berarti :
  • Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.
  • Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban
Apa saja Tujuan utama Pertolongan Pertama?
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
  • Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
  • Membuat keadaan penderita tetap stabil
  • Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
  • Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.

Klasifikasi Penolong:
a.   Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b.   Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c.   Tenaga Khusus/Terlatih :
      Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Apa saja Kualifikasi Seorang Pelaku Pertolongan Pertama ?
Agar dapat menjalankan tugas, petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut
  • Jujur dan bertanggungjawab.
  • Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
  • Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
  • Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
Apa saja Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama ?
  • Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
  • Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
  • Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
  • Meminta bantuan / rujukan
  • Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat
  • Mempersiapkan untuk ditransportasikan
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)
Sarung Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit
Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan. 
Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?
  • Penutup Luka misalnya kasa steril
  • Pembalut misalnya pembalut segitiga (mitella) dan pembalut gulung
  • Cairan Antiseptik misalnya alkohol
  • Cairan Pencuci Mata misalnya boorwater
  • Peralatan stabilisasi misalnya bidai dan papan spinal panjang
  • Gunting
  • Senter
  • Tandu
  • Tensimeter dan Stetoskop
  • Kapas
  • Pinset
  • Senter
  • Alat Tulis
  • Kartu penderita
Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai berikut:
  • Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
  • Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
  • Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1.    Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah terjadinya kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.
2.    Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya menyatu kembali.
3.     Mitella (pembalut segitiga)



  Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
  Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
  Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

4.     Dasi (cravat)
  Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
  Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
  Cara membalut:
    o  Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
    o  Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara  sebelum diikat arahnya
        saling menarik
    o  Kedua ujung diikatkan secukupnya
5.     Pita (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
1.     2,5 cm : untuk jari-jari
2.    5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
3.    7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
4.    10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
5.    10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.

Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
1.    Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
2.   Pastikan bahwa perban tergulung kencang
3.   Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
4.   Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga bagian sebelumnya.
5.   Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.


6.    Plester (pembalut berperekat)
  Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi lengan plester.
  Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
1.    Luka diberi antiseptik
2.   Tutup luka dengan kassa
3.   Baru letakkan pembalut plester.
 7.    Kassa Steril
  Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
  Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
 8.    Bidai

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1.   Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah,
     otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2.   Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena
     rasa nyeri yang hebat.
3.   Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya
     infeksi tulang.

Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
 9.    Pembalut Lainnya
  Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
  Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.

 
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
A. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
·    Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·    Canned be heard the voice of the additional breath
·    Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·    Irama nafas tidak teratur
·    Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·    Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.    Tenangkan korban
2.    Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.    Posisikan setengah duduk
4.    Atur nafas
5.    Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
B. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
  • Nyeri di dada
  • Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
  • Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
  • Denyut nadi tak teraba / lemah
  • Gangguan nafas
  • Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
  • Kepala terasa ringan
  • Lemas
  • Kulit berubah pucat/kebiruan
  • Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
C. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
·   Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
.    Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·    Kadang disertai pusing
Penanganan
1.    Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.    Tenangkan korban
3.    Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.    Diminta bernafas lewat mulut
5.    Bersihkan hidung luar dari darah
6.   Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
·    Perut terasa nyeri/mual
·    Berkeringat dingin
·    Lemas
Penanganan
1.    Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.    Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.    Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
·    Warna kebiruan/merah pada kulit
·    Nyeri jika di tekan
·    Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.    Kompres dingin
2.    Balut tekan
3.    Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
·    Bengkak dan nyeri bila ditekan
·    Kebiruan/merah pada derah luka
·    Sendi terkunci
·    Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1.    Korban diposisikan nyaman
2.    Kompres es/dingin
3.    Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.    Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
·    Nyeri pada otot
·    Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.    Istirahatkan
2.    Posisi nyaman
3.    Relaksasi
4.    Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
·    Seolah-olah hilang kesadaran
·    Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·    Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.    Tenangkan korban
2.    Pisahkan dari keramaian
3.    Letakkan di tempat yang tenang
4.    Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman
Gejala
·    Mual, muntah
·    Keringat dingin
·    Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1.    Bawa ke tempat teduh dan segar
2.    Korban diminta muntah
3.    Diberi norit
4.    Istirahatkan
5.    Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.    Dilakukan jika mutlak perlu
2.    Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.    Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
       semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
       bahkan kematian
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1.    Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
  ·   Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
  ·   Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
  ·   Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
·    Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
·    Model membawa balok
·    Model membawa kereta
2.    Alat bantu
·    Tandu permanen
·    Tandu darurat
·    Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
·    Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
1.    Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian
2.   Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3.   Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4.   Memilih alat
5.   Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar.
 Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
·    Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
·    Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan  kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1.    Hematotoksin (keracunan dalam)
2.    Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3.    Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama :



  Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
  Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
  Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
    • Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung  sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/  toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
    • Letakkan daerah gigitan dari tubuh
    • Berikan kompres es
    • Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im  untuk menghilangkan rasa nyeri
  • Perawatan luka
    •  Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
    • Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
  • Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
  • Perbaikan sirkulasi darah
    • Kopi pahit pekat
    • Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
    • Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
  • Obat-obatan lain
    • Toksoid tetanus 1 ml
    • Antibiotic
Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1.    Ada sepasang luka bekas gigitan
2.  Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1.    Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2.    Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1.    Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2.    Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika salah maka cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.
Gejala
  • Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
  • Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
  • Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
  • Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
  • Perubahan bentuk
  • Nyeri bila ditekan dan kaku
  • Bengkak
  • Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
  • Ada memar (jika tertutup)
  • Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga menimbulkan luka berdarah.
Langkah – langkah penanganan:
  • Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
  • Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
2. Patah Tulang Terbuka
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.
Langkah – langkah penanganan:
  • Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
  • Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
  • Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah atau terluka.
3. Patah Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
Langkah – langkah penanganan:
  • Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala, berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke atas.
  • Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
  • Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll diangkut minimal dua orang agar stabil.
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
  • Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
  • Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
  • Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
  • Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
  • Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
  • Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
  • Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
  • Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
  • Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
  • Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
  • Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
  • Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
  • Pengikatan dengan tourniquet.
    • Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
    • Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
    • Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
    • Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
  • Elevasi bagian yang terluka
Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
  • Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
  • Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
  • Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
  • Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
  • Tidak mudah kendor atau lepas
Prinsip dan Prosedur Pembidaian :
Prinsip
  • Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
  • Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
  • Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
  • Siapkan alat-alat selengkapnya
  • Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
  • Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
  • Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
  • Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
  • Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
  • Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
  • Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
 Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan atau injury.
Gejala
  • Terbukanya kulit
  • Pendarahan
  • Rasa nyeri
Penanganan
1.    Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2.    Tutup luka dengan kasa steril / plester
3.    Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.    Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1.    Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
  • Keluarkan tanpa menyinggung luka
  • Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
  • Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.   Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:

Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
  •  Untuk mengurangi rasa sakit
  •  Mencegah terjadinya infeksi
  •  Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban
      
Tingkatan Luka Bakar :
Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.
Gejala :
-   kemerahan pada bagian yang terbakar
-   bengkak ringan
-   nyeri
-   kulit tidak terkoyak karena melepuh
Penanganan:
1.   Siram dengan air mengalir bagian luka  yang terbakar atau kompres dengan air dingin
      Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
2.   Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3.   Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4.   Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5.   Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
Luka Bakar Tingkat II
Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari bensin atau substansi lain.
Gejala:
-   kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
-   melepuh
-   bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
-   kulit terlihat lembab atau becek
Penanganan
1.   Siram dengan air dingin / air es bagian luka  yang terbakar atau kompres handuk kecil
      atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2.   Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3.   Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4.   Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5.   Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau
      kesulitan bernapas.
Luka Bakar Tingkat III
Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik
Gejala :
-   daerah luka tampak berwarna putih
-   kulit hancur
-   sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
Penanganan
1.   Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut,
      karpet, jaket dan bahan lain.
2.   Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada wajah,
      leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai pembakaran.
      Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3.   Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka di bagian
      wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka
4.   Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau bahan lain
      yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.
5.   Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski lukanya
      tidak terlalu besar.

Bagaimanakah Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah sebagai berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
Lakukan Penilaian terhadap penderita yang meliputi :
a)   Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
1.    Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.
2.   Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
    • Nama Penolong
    • Nama Organisasi
    • Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3.   Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4.   Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5.   Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6.   Minta bantuan.
b)   Penilaian Dini
  • Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
jika termasuk kasus trauma maka mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba misalnya luka bakar, patah tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba misalnya sesak napas, pingsan,dll
  • Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita. Terdapat 4 tingkat Respons penderita yaitu:
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T=Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali.
Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.

Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.

Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
Pemeriksaan Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit ), dalam urutan berikut:
1. Kepala
  • Kulit Kepala dan Tengkorak
  • Telinga dan Hidung
  • Pupil Mata
  • Mulut
2. Leher
3. Dada
  • Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
  • Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakan
  • Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
  • Periksa rigiditas (kekerasan)
  • Periksa potensial luka dan infeksi
  • Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
  • Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
  • Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
  • Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan tanda vital
1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.
Denyut Nadi Normal :
  • Bayi : 120 - 150 x /menit
  • Anak : 80 - 150 x /menit
  • Dewasa : 60 - 90 x /menit
Frekuensi Pernapasan Normal :
  • Bayi : 25 - 50 x /menit
  • Anak : 15 - 30 x /menit
  • Dewasa : 12 - 20 x /menit
Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1.    Keadaan respon
2.   Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3.   Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4.   Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
5.   Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
6.   Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7.   Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
8.   Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :

    •    Umur dan jenis kelamin penderita
    •    Keluhan Utama
    •    Tingkat respon
    •    Keadaan jalan napas
    •    Pernapasan
    •    Sirkulasi
    •    Pemeriksaan Fisik yang penting
    •    KOMPAK yang penting
    •    Penatalaksanaan

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan,  lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh),  anemia, dan lain-lain

Gejala umum :
  • Perasaan limbung
  • Pandangan berkunang-kunang
  • Telinga berdenging
  • Nafas tidak teratur
  • Muka pucat
  • Biji mata melebar
  • Lemas
  • Keringat dingin
  • Menguap berlebihan
  • Tak respon (beberapa menit)
  • Denyut nadi lambat
Penanganan
  • Baringkan korban dalam posisi terlentang
  • Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
  • Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
  • Beri udara segar
  • Periksa kemungkinan cedera lain
  • Selimuti korban
  • Korban diistirahatkan beberapa saat
  • Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
  • Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
  • Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
  • Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
  • Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
  • Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
  • Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.
 Bagaimanakah Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat
RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan ABC meliputi :
  Airway Controlling ( membuka Jalan udara / napas )
  Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :      
  • Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
  • Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda asing menggunakan jari penolong.
  • Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan.
  Breathing Support (bantuan pernapasan / napas buatan )
  Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
  • Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat  2 kali napas penuh. Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
  • Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung, dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
  • Lanjutkan pemberian udara kepada korban melalui mulut,hidung atau keduanya sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali hembusan permenit  (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
  • Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik dan turun pertanda dia bernapas, jika dada sudah mulai mengembang hentikan tiupan


  Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
  Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
  • Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit 
  • Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu 
  • untuk membuka jalan udara. Bersiaplah untuk memberikan 2 pernapasan penyelamat. Jepit ujung hidung dan berikan napas ke mulut pasien selama 1 detik. Jika dada naik berikan napas kedua. Jika tidak naik, ulangi memiringkan kepala ke belakang-mengangkat dagu dan berikan napas kedua. Itu satu siklus. Jika ada orang lain selain anda, minta orang tersebut berikan dua napas setelah anda melakukan 15 tekanan.





Seperti Apakah Anatomi dan Fisiologi Manusia secara Umum
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh
Fisiologi (faal tubuh) adalah Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal:
  • Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
  • Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
  • Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)

Pembagian tubuh manusia
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi :



  Kepala : Tengkorak, wajah, dan rahang bawah
  Leher
  Batang tubuh : Dada, perut, punggung, dan panggul
  Anggota gerak atas :
 Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan.
  Anggota gerak bawah :
 Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki.

Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam tubuh yaitu :
   
  Rongga tengkorak : Berisi otak dan bagian-bagiannya
  Rongga tulang belakang : Berisi bumbung saraf atau “spinal cord”
  Rongga dada : Berisi jantung dan paru
  Rongga panggul : Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam
  Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut:
   i.   Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus)
   ii.  Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
   iii. Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu)
   iv. Kwadran kiri bawah (terutama usus).
Sistem dalam tubuh manusia
Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem:
1.  Sistem Rangka (kerangka/skeleton)
     a. Menopang bagian tubuh
     b. Melindungi organ tubuh
     c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
     d. Memberi bentuk bangunan tubuh
2.  Sistem Otot (muskularis)
Memungkinkan tubuh dapat bergerak
3.  Sistem pernapasan (respirasi)
Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas kedalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
4.  Sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
5.  Sistem saraf (nervus)
Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang tidak disadari
6.  Sistem pencernaan (digestif)
Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh
7.  Sistem Klenjar Buntu (endokrin)
8.  Sistem Kemih (urinarius)
9.   Kulit
10. Panca Indera
11. Sistem Reproduksi

PERAWATAN KELUARGA
Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
  • Maksud  Perawatan  Keluarga
    a.   Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat kurang.

    b.   Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos
          Rumah Sakit.
    c.   Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan
          untuk  dirawat diluar.
  • Tujuan Perawatan Keluarga
    a.   Meringankan keadaan si korban.

    b.   Mempercepat upaya penyembuhan.
    c.   Memperkecil penularan.
    d.   Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
    e.   Membiasakan hidup sehat.
  • Fungsi Perawatan Keluarga
    a.   Pengamatan terhadap penderita.

    b.   Tindakan perawatan
    c.   Tindakan pengobatan
    d.   Pencatatan.
    e.   Penyuluhan kesehatan.
  • Sasaran Perawatan Keluarga
    a.   Penderita yang layak dirawat dirumah.

    b.   Bayi dan anak yang tidak terawat.
  • Alasan Perawatan Keluarga
    a.   Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah sendiri.

    b.   Dapat menghemat waktu dan biaya.
    c.   Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
  • Pelaku Perawatan Keluarga
    a.   Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.

    b.   Mereka yang mampu menyelenggarakan.
  • Sifat pelaku Perawatan Keluarga
    a.   Mempunyai rasa kasih sayang.

    b.   Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
    c.   Mengutamakan kepentingan si penderita.
    d.   Sehat jasmani dan rohani.
    e.   Bertanggungjawab
    f.   Terbuka
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.

1.  Persiapan
a.    Mencuci tangan. Tujuannya :
       Setiap pelaku PK sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku PK harus mencuci
       tangan.
       Tujuannya yaitu :
  • Membersihkan tangan dari segala kotoran
  • Menjaga kesehatan pelaku
  • Mencegah penularan penyakit
  • Melatih suatu kebiasaan yang baik
       Cara Pelaksanaan :
  • Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
  • Buka kran/siram air dari ketel
  • Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
  • Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan sikat tangan mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan lengan sampai siku
  • Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
  • Bilas tangan sampai bersih
  • Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
  • Selesai
b.   Memakai celemek, fungsinya :
         Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada waktu merawat
         orang sakit.
         Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan penyakit.
         Cara menggunakan celemek:
  • Setelah mencuci tangan pegang tali penggantung celemek
  • Masukkan melalui kepala
  • Kedua tali diikat pada bagian belakang dengan ikatan yang mudah dilepaskan
         Cara menggantung celemek setelah dipakai:
  • Apabila di dalam ruangan orang sakit : bagian luar celemek terlihat dari luar
  • Apabila di luar ruangan orang sakit : bagian dalam celemek terlihat dari luar
    - Untuk menghindari penularan.
    - Melindungi pakaian.
c.   Urutan tindakan Perawatan Keluarga
      a.   Persiapan pelaku.
      b.   Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
      c.   Persiapan penderita.
      d.   Pelaksanaan.
      e.   Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
      a.   Membersihkan tempat tidur si penderita.
      b.   Penggantian dan pemasangan sprai.
      c.   Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
      d.   Pemberian makan dan minum.
      e.   Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
      a.   Alat-alat untuk tidur
      b.   Celemek
      c.   Thermometer
      d.   Obat-obatan
      e.   Alat mandi
      f.   Pispot
      g.   Pasu najis
      h.   Alat kompres

ALAT EVAKUASI (TANDU)

A. PENGERTIAN TANDU
Tandu ialah sebuah alat yang dibuat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan.
Adapun rujukan dapat di artikan sebagai tempat dimana korban harus dirawat, misalnya rumah sakit, puskesmas, ataupun tempat yang dimana korban layak untuk dirawat/ tempat yang lebih aman.
B. TUJUAN TANDU
          Ada begitu banyak macam-macam tandu, namun penulis akan uraikan sebagian dibawah ini, meskipun begitu banyak macam-macam tandu namun tujuan dari tandu itu semua sama. Yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan.
C. MANFAAT TANDU
          Memudahkan penolong untuk mengevakuasi korban, memberi rasa nyaman pada korban pada saat evakuasi berlangsung.dll
D. MACAM-MACAM TANDU
          Macam-macam tandu itu sangatlah banyak dan beraneka ragam bentuknya, namun tujuan dari tandu itu sama yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban.
Adapun macam-macam tandu yang sering kita kenal antara lain :
1. Tandu Sepinal
     Yaitu: tandu yang digunakan untuk mengevakuasi korban patah tulang belakang. Tandu ini memiliki bentuk seperti daun pintu yang rata. Dikarnakan tulang yang patah tersebut adalah bagian belakang maka tandu harus berbentuk rata, tujuannya agar tulang balakang yang patah tetap pada posisi yang benar, mencegah terjadinya kematian dan dapat memberi rasa nyaman terhadap pasien.

2. Tandu Sorong
         adapun tandu ini sering kita jumpai di rumah sakit - rumah sakit, puskesmas, maupun di dalam ambulance. tandu sorong ini jarang kita jumpai pada saat di lapangan dikarnakan adanya roda yang memerlukan jalan atau lintasan yang bagus maka tandu ini jarang kita jumpai pada saad di lapangan.
Tandu sorong ini adalah tandu yang sangat megah, dikatakan megah karena tandu ini terbuat dari bahan busa yang beralaskan kain yang membuat pasien merasa lebih nyaman

3. Tandu Lipat

        Dikatakan tandu lipat yaitu: karena tandu ini memiliki sifat yang sangat praktis, kepraktisannya ini terdapat pada kemudahan tandu untuk dapat dilipat sehingga tandu tidak memebesar dan mudah dibawa, tandu ini dibuat dengan memakai alat atau bahan dari besi dan kain. Tandu ini sering digunakan untuk mengevakuasi korban pada saat permainan bola. Dikarnakan tandu ini memiliki sifat yang sangat praktis,maka tandu ini dapat dugunakan dimana saja.

4. Tandu Darurat
         Tandu darurat yaitu : tandu yang sering sekali di gunakan ketika dalam keadaan darurat atau mendesak yang diluar dari perkiraan atau kemampuan manusia misalnya lupa atau lintasan yang tidak memungkinkan untuk membawa tandu yang sudah ada.
Tandu darurat ini sering di gunakan ketika dalam keadaan darurat misalnya ketika di hutan ataupun lembah yang mana dalam keadaan itu tidak mungkin untuk membawa tandu yang sudah ada atau sudah jadi, maka dalam keadaan itulah tandu darurat ini dipakai.
Adapun pengertian tandu darurat itu sendiri adalah: sebagai alat transportasi darurat yang dibuat dengan menggunakan alat atau bahan yang seadanya.
Hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan tandu darurat adalah sebagai berikut:
1. bambu atau kayu
2. tali
3. mitella
4. pembalut gulung

Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
a. 2 (dua) buah bambu panjang yang memiliki ukuran panjang 225 cm atau yang disebut ibu tandu. 2 buah bambu pendek yang memiliki ukuran panjang 60 cm atau yang disebut anak tandu.
b. 2(dua) buah tali tandu yang memiliki panjang 13 m dan memiliki ukuran diameter 3,5,8 ml
c. 3 (tiga) buah mitella yang memiliki ukuran segitiga sama kaki yang panjang kakinya 60 dan lebar 125
d. 2(dua) buah pembalut gulung yang memiliki ukuran panjang 2m adapun kegunaan dari pembalut gulung ini adalah untuk pengikat korban, agar korban tetap dalam posisi dan tidak jatuh dari tandu ketika melewati lintasan yang sulit, misalnya didaerah tebing dan lintasan-lintasan yang dikhawartirkan korban dapat terjatuh.


E. SIMPUL
            Selain dari pada apa yang telah penulis uraikan di atas pembuatan tandu juga memiliki cara pengikatan yang khusus yaitu dengan memakai simpul. Simpul yang digunakan dalam pembuatan tandu darurat ada dua macam yaitu:

1. simpul pangkal
yaitu simpul yang digunakan pada awal pembuatan tandu darurat.
2. simpul jangkar
yaitu simpul yang digunakan dalam proses pengenaman jaring tandu.

Dari pengikatan simpul jangkar yang benar, maka akan ditemukan 7(tuju) buah belah ketupat.
F. JARAK DAN SISA TALI
            Dalam pembuatan tandu darurat harus juga diperhatikan akan adanya jarak, adapun tujuan dari jarak ini adalah agar penolong mendapatkan kemudahan dan kenyamanan baik dalam hal pengangkatan tandu saat evakuasi ataupun yang lainnya.
a. jarak pegangan tandu adalah 25-30 cm
b. jarak anak tandu 3-5 cm
c. sisa tali tandu 10-12 cm

G. CARA PEMBUATAN TANDU DARURAT
           Terlebih dahulu kita siapkan alat-alat yang akan digunakan, kemudian kita membuat simpul pangkal yang kemudian simpul tersebut di kaitkan pada anak tandu, kemudian tali dililitkan keatas memutar sebanyak 3(tiga) kali, dan kesamping juga sebanyak 3(tiga) kali. Pada saat memasuki pelilitan dua ke tiga ibu jari dimasukkan pada daerah peliitan, tujuannya adalah untuk memberi senggang atau kemudahan pada saat memasukkan tali yang untuk mengikat agar tandu kuat, begitu juga yang di lakukan pada pelilitan berikutnya.
Teknik selanjutnya dalam proses pembuatan tandu darurat ialah membuat simpul jangkar yang langsung di kaitan pada ibu tandu.

H. PEMASANGAN MITELLA
Adapun tujuan dari pemasangan mitella ini adalah sebagai berikut
1. sebagai penentu letak kepala
2. pemberi rasa nyaman terhadap pasien
Keterangan
- mitella harus dipastikan pada posisi bagian atas tandu
- mitella tengah menunjukkan atau menentukan letak posisi kepala korban.
I. PEMASANGAN PEMBLUT GULUNG (PG)
          Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa fungsi dari pembalut gulung ini adalah sebagai pengikat korban agar tidak jatuh dari tandu pada saat melintasi lintasan yang sulit yang di khwatirkan korban akan jatuh dari tandu.

tandu ini peranannya sangat penting pada saat terjadi bencana alam,kecelakaan,maupun hal-hal yang diluar kemampuan manusia yang membutuh kan evakuasi missal kecelakaan. dan lain-lain
penulis menulis materi tandu ini adalah bertujuan agar pada saat terjadi bencana alam ataupun hal-hal yang membutuhkan evakuasi, tidak terjadi kepanikan atau kesalahan dalam menangani korban dan mencegah terjadinya kematianUrutan apél yang digunakan dalam PMR






MATERI PENDIRIAN TENDA SUDAH DATANG
sumber : dari teman di pusat

1. Pengertian, Sifat dan Guna Tenda
Tenda merupakan bangunan darurat yang didirikan untuk menghadapi kebutuhan mendadak yang relatif singkat, dan untuk berteduh yang bersifat sederhana yang mempunyai komponen peralatan minim dan ringan, proses mendirikan dan membongkarnya mudah dan cepat, sehingga mudah dipindahkan ke tempat lain.
Komponen Peralatan Tenda
Atap
Kerangka
Tali temali
Pasak
Alat bantu lainnya seperti palu
2. Tenda dan penggunaannya a. Macam-macam tenda
Tenda kubah
Tenda lonceng
Tenda tipi(teepee)/kerucut
Tenda mini
Tenda dinding
Tenda terob
b. Kelebihan
Dapat didirikan kapan dan di mana saja.
Dapat dibawa ke mana saja
Dapat didirikan dalam waktu singkat
Dapat digunakan untuk keperluan yang sangat sederhana (buka warung sampai keperluan yang sangat vital seperti menampung korban bencana)
Tenaga yang diperlukan relatif sedikit
c. Kelemahan
Tidak tahan lama
Untuk pengadaannya memerlukan biaya yang relatif mahal
3. Tenda Standar PMI 1. Kategori tenda standar PMI
Tenda Mini
Tenda Regu
Tanda Peleton
Ketiga macam tenda ini sering digunakan dalam kegiatan pelatihan dan penampungan korban bencana.Oleh karena itu, tenaga-tenaga PMI(PMR,KSR,TSR) dianjurkan mengetahui seluk-beluk dan memiliki keterampilan Pasang Bongkar Tenda (PBT). 1. Kelengkapan Pendirian Tenda Mini
1 atap dari plastik ukuran 5x6 m atau 5x8 m
2 tiang utama panjang 2,5 meter
8 tiang samping panjang 1,65 m
2 pasak utama dan 8 pasak samping
1 tali utama panjang ±20 m dan 8 tali samping panjang 2-2,5 m
2 palu besi @ 2 kg
5 orang untuk mendirikan dan atau membongkarnya
2. Kelengkapan Pendirian Tenda Regu
1 atap dari kain parasit atau terpal(jika terpasang ukuran 5x8 m)
1 belandar besar ±2 m
2 tiang utama panjang 3,5 meter
20-22 tiang samping panjang 1,65 m
4-6 buah tali utama panjang ±7 m dan 20-22 tali samping panjang ±3 m
6 pasak utama dan 20-22 pasak samping
2 palu besi @ 2 kg
5-7 orang untuk mendirikan dan atau membongkarnya
3. Kelengkapan Pendirian Tenda Peleton
1 atap dari kain parasit atu terpal
2-3 belandar besar @±2 m
3-4 tiang utama panjang 3,5 meter
34-40 tiang samping panjang 1,65 m
8-10 buah tali utama panjang ±7 m dan 34-40 tali samping panjang ±3 m
8-10 pasak utama dan 34-40 pasak samping
2 palu besi @ 5 kg
7-10 orang untuk mendirikan dan atau membongkarnya
5. Tabel Kelengkapan
NO
PERALATAN
MINI
REGU
PELETON
1.
Ukuran Tenda
5x6m;5x8m
4,6x7 m
6x13,5m;9x16 m
2.
Tiang Utama
2 buah
2 buah
3-4 buah
3.
Tiang samping
8 buah
22 buah
34-40 buah
4.
Belandar
-
1 buah
2-3 buah
5.
Tali Utama
2 buah
6 buah
8-10 buah
6.
Tali Samping
8 buah
22 buah
34-40 buah
7.
Pasak Utama
2 buah
6 buah
8-10 buah
8.
Pasak Samping
8 buah
22 buah
34-40 buah
9.
Palu Besi
2 buah @ 2 kg
2 buah @ 2 kg
2-5 buah @ 5 kg
10.
Tenaga yang diperlukan
5 orang
7 oarang
10 orang
Contoh Pasang Bongkar Tenda Mini
1. Persiapan
1. Tenda mini dibuka lebar-lebar, lipat bagian atas dan terletak di bagian dalam
2. Lipat jadi 4, lipat jadi 8 sekaligus
3. digulung atau lipat satu arah
4. Cek tali, patok pasak, tongkat dan palu
2. Pelaksanaan Pasang Tenda
1. Buka tenda setengah bagian
2. Letakkan tongkat di kedua sisi menghadap keluar
3. Rentangkan tali lebih panjang 30 cm di arah tongkat yang satu ke tongkat yang lain
4. Ikat dengan simpul pangkal, tali masuk lobang dan simpul pangkal kembali pada tongkat
5. Ikat dengan simpul pangkal kedua patok, tancapkan kedua patok pada sisi sepanjang tongkat(tali terlihat kendor)
6. Tenda direntangkan utuh
7. Ikat ujung tenda dengan tali simpul pangkal, masukkan tali pada lobang tenda, ikat pada ujung tenda sisi lainnya dengan simpul pangkal
8. Ikat kedua patok dengan simpul pangkal dan tancapkan pada posisi penyudut dari ujung tenda
9. Lakukan hal yang sama seperti gerakan no.8 di sisi tenda lainnya
10. Dua tongkat diarahkan ke kanan ke dalam tenda posisinya setengah berdiri menuju berdiri dari arah dalam tenda, lalu rapikan
3. Pelaksanaan Bongkar Tenda
1. Cabut patok pada sisi kanan dan kiri
2. Lepaskan tali pada kedua sisi kanan dan kiri tenda, sekaligus digulung rapi
3. Cabut patok tengah tenda sekaligus dilepaskan dari tali
4. Lepaskan tongkat dari simopul kedua pangkal
5. Tali dirapikan
6. Tenda mini dibuka lebar-lebar, lipat bagian atas dan diletakkan dibagian dalam
7. Lipat tenda jadi empat, lipat jadi delapan sekaligus
8. Tenda digulung satu arah
9. Rapikan dan kembalikan alat pada posisi semula.







Post a Comment for "Mau Jadi PMR? Harus Baca Ini Dahulu"