Kerajaan Islam di Sulawesi dan Maluku
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Didaerah Sulawesi juga
tumbuh kerajaan-kerajaan bercorak Islam. munculnya
kerajaan-kerajaan Islam
di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan yang berlangsung. Adapun
kepulauan Maluku menduduki posisi
penting dalam perdagangan dunia di kawasan Timur Nusantara. Mengingat keberadaan daerah Maluku ini maka tidak
mengherankan jika sejak abad ke-15 hingga abad ke 19 kawasan ini menjadi
perebutan antara bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagimana Islam bisa maruk ke daerah Sulawesi?
2.
Bagaimana Islam masuk ke daerah Maluku ?
3.
Bagaimana runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi dan Maluku?
C.
Tujuan
1.
Untuk memberitahu tentang sejarah Kerajaan Islam di Sulawesi.
2.
Untuk member Informasi tentang kerajaan-kerajaan Islam
di Maluku
3.
Untuk menambah
wawasan siswa tentang
kerajaan-kerajaan Islam
D.
Manfaat
Dengan makalah ini manfaat yang bisa diambil yaitu:
1.
Dapat memahami tentang kerajaan islam di Sulawesi
2.
Dapat memahami kerajaan Islam di Maluku
Bab II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan-Kerajaan
Islam Di Sulawesi
1. Kerajaan
Gowa-Tallo
Kerajaan
Gowa-Tallo sebelum menjadi kerajaan islam sering berperang dengan kerajaan
lainnya di Sulawesi selatan. Kerajaan Luwu yang bersekutu dengan Wajo
ditaklukan oleh kerajaan Gowa-Tallo. Kemudian kerajaan Wajo menjadi daerah
taklukan Gowa menurut Hikayat Wajo. Dalam serangan
terhadap kerajaan Gowa-Tallo, karaeng Gowa meninggal dan seorang lagi terbunuh
sekitar pada 1565. Sejak kerajaan Gowa resmi sebagai kerajaan bercorak islam
pada 1605, Gowa meluaskan pengaruh politiknya agar kerajaan-kerajaan lainnya juga
memeluk islam dan tunduk kepada kerajaan Gowa-Tallo.
Didaerah Sulawesi
selatan proses islamisasi makin mantap dengan adanya pada mubalig yang disebut
Dato’ Tallu (Tiga Dato) yaitu Dato’ Ri Bandang, Dato’ Ri Pattimang, dan Dato’
Ri Tiro. Kemudian disusul oleh raja Gowa dan Tallo yaitu
Kareang Matowaya dari Tallo yang bernamana I Mallingkang Daeng Manyonri
mengucapkan syahadat pada jum’at sore, 9 jumadil awal 1014 H atau 12 september
1605 Masehi dengan gelar Sultan Abdullah.
Dalam sejarah kerajaan
Gowa perlu dicatat tentang sejarah
perjuangan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankannya kedaulatannya terhadap
upaya penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda.
Semula VOC tidal menaruh perhatian terhadap kerajaan Gowa-Tallo yang telah
mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan. Berita tentang pentingnya kerajaan
Gowa-Tallo didapat setelah kapal Portugis dirampas oleh VOC pada masa gurbenur
Jendral J.P. Coen di dekat perairan Malaka.
Pada 1634 VOC memblokir
kerajaan Gowa tetapi tidal berhasil. Peristiwa perperangan dari waktu ke waktu
terus berjalan dan baru berhenti antara 1637-1638. Perang di Sulawesi selatan ini berhenti
setelah terjadi perjanjian Bongaya pada 1667 yang sangat merugikan pihak Gowa-
Tallo.
2. Kerajaan
Wajo
Berita tentang tumbuh
dan berkembangnya kerajaan Wajo terdapat pada sumber Hikayat lokal. Di Hikayat
lokal tersebut ada cerita yang menghubungkan tentang pendirian kampong Wajo
yang didirikan oleh 3 orang anak raja dari kampong tetengga Cinnotta’bi yaitu
berasal dari keturunan Dewa yang mendirikan kampung yang menjadi raja-raja dari ketiga bagian.
Kepala keluarga dari mereka menjadi raja diseluruh Wajo dengan gelar Batara
Wajo. Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun Tahta karna kelakuannya yang buruk
dan dbunuh oleh tiga orang Ranreng. Raja-raja
di Wajo tidal lagi dipilih dari turun temurun tetapi melalui pemilihan dari
seorang keluarga raja menjadi arung-matoa
artinya raja yang pertama atau utama.
Wajo pernah bersekutu
dengan kerajaan Luwu dan bersatu dengan kerajaan Bone dan Soppeng dalam
perjanjian Tellum pocco pada 1582. Wajo pernah ditaklukan kerajaan Gowa dalam
upaya memperluasIslam dan pernah tunduk pada 1610. Kerajaan Wajo dilantik oleh
pejabat-pejabatagama atau syura dan yang menjadi kadi pertama di wajo ialah
konon seorang wali dengan mukjizatnya ketika berziarah ke Mekkah.
Perang besar-besaran
antara kerajaan Gowa-Tallo dibawah Sultan Hasanudin melawan VOC pimpinan
speelaman yang menjadi bantuan dari Aru palaka dari Bone berakhir dengan
perjanjian Bongaya pada 1667. Sejak itu terjadi penyerahan kerajaan Gowa pada
VOC dan disusul pada 1670 kerajaan Wajo yang diserang tentanra Bone dan VOC
sehingga jatuhlah ibukota kerajaan Wajo yaitu Tosora.
B.
Kerajaan
– Kerajaan Islam di
Maluku
Sejak awal diketahui
bahwa di daerah ini terdapat dua kerajaan besar bercorak Islam, yakni Ternate
dan Tidore. Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat pulau Halmahera di
Maluku Utara. Pusat kedua kerajaan ini di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi
wilayah kekuasaanya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Kerajaan Ternate
dikenal sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan
wilayahnya meliputi Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Sementara Kerajaan
Tidore dikenal sebagai pemimpin Uli Siwa, yaitu Persekutuan Sembilan
(persekutuan Sembilan Saudara) dengan wilayahnya meliputi pulau Makyan,
Jailolo, atau Halmahera dan pulau-pulau di daerah tersebut sampai dengan
wilayah Papua.
Dalam bidang kebudayaan,
di Maluku berkembang seni pahat, seni bangunan, dan seni patung. Seni bangunan
berupa istana raja, bangunan masjid, dll. Agama Islam dan bahasa Melayu semakin
berkembang di Maluku.
Bab 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerajaan Goa Tallo
Kesultanan
Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
Sulawesi. Pada
awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama
Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa:
Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan
Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin
hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate
yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru
pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Setahun
kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang
berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari Minangkabau.
Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin
(1653 – 1669). Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di
Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang
sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan
Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda
di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan
Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan
dari
Kerajaan Ternate danTidore
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki
letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini
terletak di daerah Kepulauan Maluku.
Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".
Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".
B.
Saran
Kita perlu mempelajari
sejarah kerajaan – kerajaan islam. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita tentang
sejarah. Karena itu termasuk hal penting.
Post a Comment for "Kerajaan Islam di Sulawesi dan Maluku"