Strategi Peningkatan Mutu Belajar Dengan Cara Analisis
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah populasi dan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan ( Supranto, 2003 : 76). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III dengan jumlah populasi 384
siswa.
2. Sampel
dan Teknik Pengambilan Sample
Pengambilan sample dalam penelitian ini
menggunakan teknik sample jenuh yaitu pengambilan sample dilakukan secara
keseluruhan dari jumlah populasi. Menurut siswoyo (2004 : 149) apabila sama
sekali tidak ada pengetahuan tentang besarnya variance dari populasi. Beberapa
hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan besarnya prestasi
sample :
a. Bila
populasi N besar, prestasi yang kecil saja sudah dapat memenuhi syarat.
b. Besar
sample hendaknya jangan kurang dari 30.
Dalam
penelitian ini teknik pengambilan sample yang dilakukan secara stratified
sampling selanjutnya ditarik secara random dengan menggunakan metode simple
random sampling atau pengambilan secara acak sederhana. Untuk menentukan
besarnya ukuran sampel digunakan model slovin, dengan tingkat keyakinan 90%
atau tingkat kesalahan 10% seperti dibawah ini :
n
= N / (1 + N e2)
Keterangan
:
n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= tingkat kesalah yang digunakan
sehingga
besarnya sampel sesuai dengan kelas atau tempat belajar siswa adalah sebagai
berikut :
Dari
perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa pada penelitian ini digunakan sampel
sebanyak 80 siswa yang terbagi menjadi 30 siswa sebagai sampel uji coba
instrument dan 50 siswa sebagai sampel penelitian sebenarnya.
C. Rancangan
Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan keadaan
sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti berdasarkan analisis statistik.
Penelitian ini diperlukan untuk melihat pengaruh variable bebas yaitu: strategi
kooperatif (XI), motivasi (X2), dan disiplin belajar (X3) dengan variable
terikat prestasi elajar siswa (Y), serta untuk menguji hipotesis-hipotesis yang
telah dirumuskan.
D.
Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Variabel
terikat yaitu prestasi belajar siswa (Y).
2. Variabel
bebas yaitu strategi kooperatif (XI), motivasi (X2), dan Disiplin Belajar (X3)
1.
Prestasi
belajar siswa (Y)
a. Definisi
Konseptual
Prestasi
belajar merupakan segala sesuatu yang didapat baik itu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh setelah mengalami proses belajar.
b. Definisi
Operasional
Perwujudan
hasil skor dari yang ditujukan pada responden dengan dimensi yang terdiri dari
: 1. Kognitif, 2. Afektif, 3. Psikomotorik.
c. Kisi-kisi
Instrumen Variabel Prestasi Belajar Siswa
Tabel
3.3
Dimensi
dan Indikator Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)
No
|
Definisi
|
Indikator
|
Nomor pernyataan
|
1
|
Kognitif
(pengetahuan)
|
·
Pengamatan
·
Ingatan
·
Pemahaman
·
Aplikasi/penerapan
·
Analisis
·
Evaluasi
|
1
2
3
4
5,
6
7
|
2
|
Afektif
|
·
Menerima
·
Sambutan
·
Apresiasi
·
Internalisasi
·
Karakteristik
|
8
9
10
11
12,
13, 14
|
3
|
Psikomotorik
(keterampilan)
|
·
Keterampilan
bergerak dan bertindak
·
Kecakapan
berekspresi
|
15,
16, 17
18,
19, 20
|
2. Variabel
Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Defenisi
Konseptual
Strategi
kooperatif adalah metode pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antarsiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Definisi
Operasional
Untuk
mengukur metode pembelajaran dilihat dari empat dimensi yaitu mendidik belajar
sendiri, menumbuhkan keinginan belajar, meniadakan verbalitas, dan kesempatan
mewujudkan hasil karya.
c. Kisi-kisi
Instrument Variabel metode pembelajaran Kooperatif
Table 3.4
Dimensi dan Indikator metode
pembelajaran Kooperatif (X1)
No
|
Dimensi
|
Indikator
|
No. Pertanyaan
|
1
|
Mendidik
belajar kerjasama kelompok
|
Bekerja
keras apabila dinilai secara rinci prestasi belajar
|
1,2,3,4
|
2
|
Menumbuhkan
keinginan belajar
|
Melatih
siswa berinisiatif dan kreatif
|
6,7,8,9,10
|
3
|
Meniadakan
verbalitas
|
Menumbuhkan
dan membina kerjasama
|
11,12,13,14,15
|
4
|
Kesempatan
mewujudkan hasil karya
|
Memupuk
bakat
|
16,17,18,19,20
|
3. Variabel
Motivasi Belajar Siswa (X2)
a. Defenisi
Konseptual
Motivasi belajar merupakan sesuatu
keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan
untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
b. Untuk
mengukur motivasi belajar siswa dilihat dari tiga dimensi yaitu tekun
menghadapi tugas, keinginan untuk sukses, dan sukses bekerja keras.
c. Kisi-kisi
Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa
Table 3.5
Dimensi dan Indikator Variabel
Motivasi Belajar Siswa
No
|
Dimensi
|
Indikator
|
No. Pertanyaan
|
1
|
Tekun
menghadapi tugas
|
Menimbulkan
keinginan belajar dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan
|
1,2,3,4,5,6,7
|
2
|
Keinginan
untuk sukses
|
Keinginan
memcapai prestasi yang lebih baik
|
8,9,10,11,12,13,14
|
3
|
Suka
berkerja keras
|
Menimbulkan
keinginan untuk melakukan semua pekerjaan yang diberikan
|
15,16,17,18,19,20
|
4. Variabel
Disiplin Siswa (X3)
a. Defenisi
Konseptual
Disiplin
belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan
kewajiban belajar secara sadar dengan cara mentaati peraturan yang ada di
lingkungan belajar di rumah.
b. Defenisi
Operasional
Untuk mengukur disiplin
belajar dilihat dari dua dimensi yaitu disiplin belajar disekolah dan disiplin
belajar di rumah.
c. Kisi-kisi
Instrument Variabel Disiplin Belajar
Table
3.6
Dimensi dan Indikator Variabel Disiplin
Belajar Siswa
No
|
Dimensi
|
Indikator
|
No.
Pertanyaan
|
1
|
Disiplin
belajar disekolah
|
Ketaatan
terhadap tata tertib disekolah
|
1,2,3,4,5
|
Ketaatan
terhadap kegiatan belajar di sekolah
|
6,7,8,9,10
|
||
2
|
Disiplin
belajar dirumah
|
Ketaatan
dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran
|
11,12,13,14,15
|
Ketaatan
terhadap kegiatan belajar di rumah
|
16,17,18,19,20
|
Dengan
instrument penelitian diatas, peneliti memberikan sejumlah daftar pertanyaan
kepada responden dengan menggunakan skala likert. Instrument yang digunakan
adalah kuisioner tertutup dengan alternative jawaban sebagai berikut :
a. Sangat
tidak setuju (STS) : Bobot 1
b. Tidak
setuju (TS) :
Bobot 2
c. Kurang
setuju (KS) : Bobot 3
d. Setuju
(S) :
Bobot 4
e. Sangat
Setuju (SS) : Bobot
5
E.
Instrument Penelitian
1. Metode
Pengumpulan Data
Instrument penelitian
yang digunakan dalam penelitian adalah dalam bentuk angket, penelitian
menggunakan skala likert, (Sugiyono,
1991 : h.86) dalam angket tersebut berisi kuesioner mengenai keempat variabel
yaitu metode kooperatif, motivasi belajar, disipin belajar, dan prestasi
belajar siswa dengan skala yang memiliki lima tingkatan dan merupakan skala
jenis ordinal dengan perkiraan nilai jawaban pada setiap pertanyaan yang akan
dikembangkan menjadi berbagai komponen yang di ukur. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Untuk data primer teknik
pengambilan datanya adalah dengan menggunaka kuesioner, sedangkan data skunder
didapat dari berbagai sumber perpustakaan maupun data-data lingkungan SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.
2.
Uji
Instrument
a.
Uji
Validitas
Validitas menunjukkan
sejauh mana alat dan pengukuran sesuatu yang inin di ukur. Jika peneliti
menggunakan quisioner yang telah disusun harus dapat mengukur apa yang ingin di
ukur. Setelah quisioner tersebut disusun dan diuji validitasnya, didalam
praktiknya belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid.
Menurut sugiono (2003 :
h.124) uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkolerasi skor tiap butir
dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pertanyaa dijawab oleh
responden. Sebelum quisioner digunakan untuk mengumpulkan data terlebih dahulu
di uji validitasnya dengan menggunakan rumus teknik kolerasi item total produk moment. Skor dalam setiap pertanyaan
yang diuji validitasnya dikolerasikan dengan skor total seluruh item. Jika
koofisien kolerasi positif, maka item yang bersangkutan valid jika negative
maka item yang bersangkutan tidak valid dan dikeuarkan dari quisioner, dengan
kata lain item valid jika koofisien kolerasi antar skor item dengan skor totalnya
positif dan signifikan dengan P-value ≤ 0,05. Dengan demikian dari hasil uji
coba yang dilakukan terhadap 30 responden dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0, untuk variabel
prestasi pelajar ( Y, metode pembelajaran cooperative (X1), motivasi belajar
(X2), disiplin belajar (X3), menunjukkan semua butir pernyataan yang valid
ditandai (**) atau (*). Dengan demikian semua butir pernyataan dapat digunakan
untuk pengujian selanjutnya.
b.
Uji
Reliabilitas
Pengujian reliabilitas
adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat test
(instrument). Suatu instrument dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
jika hasil dari pengujian test/instrument tersebut menunjukkan hasil yang
tetap. Dengan demikian masalah reliabilitas instrument berhubungan dengan
masalah ketepatan hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan ketetapan hasil
instrument, namun perubahan tersebut dianggap tidak berarti. Pada penelitian
ini metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah metode Alpha Cronbach.
Metode Alpha Cronbach adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai r hitung dan r table. Nilai r dapat dihitung
diwakili oleh nilai Alpha Cronbach. Dalam SPSS, apabila nilai Alpha Cronbach
yang diperoleh sebesar 0,05 instrument dinyatakan reliable (Haryono, 2007 : h.8)
F.
Teknik
Analisis Data
1.
Analisis
Deskriptif
a.
Analisis
Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data.
Selain menyajikan tabel dan grafik, dua ukuran penting yang sering dipakai
dalam pengambilan keputusan adalah :
1. Mencari
central tendency (kecendrungan terpusat) seperti : mean, median, dan modus
2. Mencari
ukuran dispesion seperti : range, standar devisi, dan varians.
Selain kedua ukuran
diatas, ukuran lain yang biasa dipakai adalah skweness dan Kurtosis untuk
mengetahui kemiringan dan keruncingan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan
menggunakan Histogram dengan kurva normalnya.
b.
Analisis
Butiran Instrument
Analisis
butiran instrument dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari tiap
butiran pernyataan. Dengan dilakukan analisis butiran pertanyaan, maka dapat
diketahui dimensi dan indicator mana yang masih lemah dari setiap instrument
variabel yang diteliti, sehingga dapat diberikan saran untuk perbaikan kondisi
dari variabel yang diamati. Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai
indikator dari item pertanyaan setiap variabel, digunakan skala penafsiran seperti
pada tabel berikut :
Tabel
3.7
Skala
Penafsiran Nilai Indikator
No
|
Interval
Nilai
|
Penafsiran
|
1
|
0
< Nilai Indikator ≤ 1,00
|
Tidak
Baik
|
2
|
1,00
< Nilai Indikator ≤ 2,00
|
Kurang
Baik
|
3
|
2,00
< Nilai Indikator ≤ 3,00
|
Cukup
Baik
|
4
|
3,00
< Nilai Indikator ≤ 4,00
|
BAik
|
5
|
4,00
< Nilai Indikator ≤ 5,00
|
Sangat
Baik
|
2.
Analisis
Statistik Inferensial
a.
Uji
Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan
analisis statistik deskriptif dan inferensial selanjutnya dilakukan pengujian
persyaratan analitis, berupa uji normalitas, uji homogenitas dan uji
linearitas, serta uji asumsi klasik regresi yang meliputi uji
heteroskedastisitas, uji multiaskolinearitas, dan dan uji autokerelasi.
1. Uji
Normalitas
Uji normalitas
dipergunakan untuk melihat apakah sebaran hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian dilakukan
terhadap semua item pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dan reliabel. Alat
bantu analisis ini adalah pengujian statistik non parametric : uji one sample Kolmogorov smirnov. suatu
sebaran data dikatakan normal apabila nilai hasil perhitungan Kolmograf Smirnov Z positif.
2. Uji
Homogenitas
Uji homogenitas
dilakukan untuk mencari keseragaman data dari varian. Hal ini dapat dilihat
dari signifikasi yang lebih besar dari 0,05 dan angka levene statistik yang
diperoleh.
3. Uji
Linearitas
Pengujian linearitas
dilakukan untuk mengetahui apakan dua variabel mempunyai hubungan yang linear
atau tidak. Uji linearitas digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi
linear dan korelasi. Dua variabel dikatakn mempunyai hubungan yang linear
apabila signifikansi (linearity) kurang
dari 0,05.
4. Uji
Asumsi Klasik
1. Uji
Heteroskedastisitas
Penguji
Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain
·
Jika ada data
yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk data teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah menjadi heteroskedastisitas.
·
Jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Korelasi Spearman yaitu
nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya. Apabila
kedua nilai Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
( korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolut).
2. Uji
Multikolinearitas
Multikolinearitas
adalah kondisi terdapatnya hubungan linear atau korelasi yang tinggi antara
masing-masing variabel independent dalam model regresi. Uji multikolerasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai sig > 0,05 yang berarti tidak ada korelasi
yang signifikan antara variabel bebas. Dengan demikian berarti tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Uji
Autokorelasi
Autokorelasi merupakan
korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu atau
urutan tempat/ruang (data cross section), atau korelasi yang timbul pada
dirinya sendiri (Sugiharta, 1992). Autokorelasi sangat penting untuk dilakukan
tidak hanya pada data yang bersifat time
series saja, akan tetapi semua data (independen variabel) yang diperoleh
perlu di uji terlebih dahulu autokorelasinya. Autokorelasi dalam penelitian ini
dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan
untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik
mendekati angka 2.
4. Regresi
Linier Berganda
Untuk
melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terkait digunakan uji
statistik dengan model regresi linier berganda dengan persamaan estimasi fungsi
regresi.
Keterangan :
Y = Prestasi Belajar Siswa
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi
metode pembelajaran
b2 = Koefisien regresi
moivasi belajar
b3 = Koefisien regresi
disiplin belajar
X1 = Metode
pembelajaran
X2 = Motivasi
pembelajaran
X3 = Disiplin Belajar
e = Error
dengan analisis regresi
berganda akan diketahui apakah secara keseluruhan variabel indevenden ( X )
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen ( Y ).
5. Koefisien
Korelasi
Pada kasus diatas, untuk
mengetahui keeratan pengaruh antara metode pembelajaran kooperatif, motivasi,
dan Disiplin terhadap prestasi belajar besaran yang akan dianalisis adalah
korelasi ( r ). Korelasi adalah salah satu teknik statistic yang digunakan
untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak
ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lain. Nilai Koefisien
berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekat satu nilai absolute koefisien
korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat sedangkan semakin
kecil (mendekati nol) nilai koefisien korelasi maka pengaruh antara variabel
tersebut semakin lemah.
Kuat dan lemahnya
korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti, menurut Young (2002:317)
ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut :
a. 0,70
– 1,00 (baik positif maupun minus) menunjukkan derajat asosiasi yang tinggi.
b. 0,40-<0,70
(baik positif maupun minus) menunjukkan hubungan yang substansi.
c. 0,20
– 0,40 (baik positif maupun minus) menunjukkan adanya korelasi yang rendah.
d. <
0,20 (baik positif maupun minus) korelasi dapat diabaikan.
G.
Uji
Hipotesis Statistik
Uji
hipotesis dalam penelitian ini baik secara simultan maupun secara varsial.
a. Secara
Simultan, digunakan uji F
Hipotesis pertama :
Pengaruh metode Pembelajaran Kooperatif, motivasi dan Disiplin Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2
Banyuasin III.
1. H0
dan H1
H0 : b1 ; b2
; b3 = 0, tidak ada pengaruh metode Pembelajaran Kooperatif Motivasi dan
Disiplin. Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
H0 : b1 ; b2
; b3 ≠ 0, ada pengaruh metode Pembelajaran Kooperatif Motivasi dan Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.
2. Level
of significance ( α ) = 0,05
3. Kriteria
pengujian :
H0 ditolak,
apabila sig. F ≤ 0,05 dan H0 diterima, apabila sig.F ≥ 0,05
4. Kesimpulan
menerima atau menolak H0
b. Persial
digunakan uji t
Untuk menguji hipotesis antara variabel
bebas terhadap variabel terikat secara maka akan digunakan uji t. uji ini untuk
menguji hipetesis kedua, ketiga dan keempat untuk mengetahui scara parsial masing-masing
variabel independen berpengaruh pada variabel devenden.
Hipotesis kedua :
pengaruh metode pembelajaran kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X
Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
1. Formulasi
Pengujian H0 dan H1
H0 : b1 = 0,
tidak ada pengaruh metode Pembelajaran Kooperatif (X1) Terhadap Prestasi
Belajar (Y) Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2
Banyuasin III.
H0 : b1 ≠ 0,
ada pengaruh metode Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
2. Level
of significance ( α ) = 0,05
3. Kriteria
pengujian :
H0
ditolak, apabila sig. F ≤ 0,05 dan H0 diterima, apabila sig.F ≥ 0,05
4. Kesimpulan
menerima atau menolak H0
Hipotesis ketiga : Motivasi
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.
1.
Formulasi
Pengujian H0 dan H1
H0 : b3 = 0,
tidak ada pengaruh motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran
Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
H0 : b3 ≠ 0,
ada pengaruh motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
2.
Level of
significance 95% ( α ) = 0,05
3.
Kriteria
pengujian :
H0 ditolak, apabila sig. F ≤
0,05 dan H0 diterima, apabila sig.F ≥ 0,05
4.
Kesimpulan
menerima atau menolak H0
Hipotesis keempat : Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.
1.
Formulasi
Pengujian H0 dan H1
H0 : b4 = 0,
tidak ada pengaruh motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
H0 : b4 ≠ 0,
ada pengaruh motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
2.
Level of
significance ( α ) = 0,05
3.
Kriteria
pengujian :
H0 ditolak, apabila sig. F ≤
0,05 dan H0 diterima, apabila sig.F ≥ 0,05
Post a Comment for "Strategi Peningkatan Mutu Belajar Dengan Cara Analisis"