Ust. Hanan Attaki - Allah Ga Mau Kita Susah
Agar Anda tidak lupa, maka saya tampilkan kembali beberapa ayat yang jelas-jelas
menyatakan bahwa Allah tidak menzalimi manusia. 1) Sesungguhnya Tuhan tidak berbuat zalim
terhadap manusia sedikit pun, tetapi manusialah yang berbuat zalim terhadap dirinya [QS 10:44]. 2)
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seorang pun meskipun sebesar debu, dan jika ada kebaikan
sebesar debu niscaya Dia melipatganda-kan dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya [QS
4:40]. 3) Dan Tuhan engkau tidak menganiaya seorang juapun [QS 18:49]. Jadi, jelas sekali yang
menyebabkan seseorang itu lahir dalam kehidupan yang penuh kesusahan itu berasal dari dirinya
sendiri. Justru Tuhan dengan kasih-Nya melipatgandakan kebaikan yang dilakukan oleh manusia.
Tuhan tak pernah korup terhadap kebaikan manusia.
Lho, kalau kita pernah berbuat sebelum ini, mengapa kita tidak ingat? Justru manusia tidak
ingat itu Tuhan memberi kabar tentang hal ini di 7:172-173. Dan tentu saja, meyakini kebenaran ayat
tersebut baru pada tahap ‘ilmul-yaqin. Wong baru tahu karena membaca sendiri ayatnya atau diberi
tahu orang lain. Dan, penutup ayat itu pun menyebutkan bahwa “sebagian besar manusia tidak
mengetahui [tentang landasan penciptaan yang benar itu]”. Kalau masih pada tahap ‘ilmul-yaqin’,
manusia sulit untuk bisa memasuki maqam ridha.
Kita sering mendengar orang yang mengatakan “semuanya ini takdir Tuhan”. Kaya atau
miskin, selamat atau tertimpa musibah, semuanya merupakan takdir Tuhan. Manusia lupa bahwa
Tuhan tidak berbuat zalim sedikit pun terhadap manusia. Ucapan tersebut lahir dari kekalahan manusia
dalam menghadapi tantangan hidupnya. Akhirnya, Tuhan menjadi kambing hitam dalam kenestapaan
hidup manusia. Manusia lupa bahwa Tuhan telah membuat semua organnya berfungsi dengan baik
ketika dilahirkan. Manusia lupa bahwa lahir sebagai orang Indonesia, Cina, India, Arab, atau Barat, itu
adalah pilihan hidupnya. Manusia lupa bahwa sambil menjalani peran hidupnya yang sudah
dipersaksikan itu, seharusnya dia menyiapkan masa depannya, akhiratnya. Baik itu untuk dinikmati
dalam kehidupan sekarang ini, maupun kehidupan nanti.!!
Nah, kita jangan mudah mengklaim bahwa apa yang terjadi pada kita adalah takdir Tuhan.
Padahal itu semua adalah our destiny, takdir kita sendiri. Tuhan justru memfasilitasi kehidupan
manusia, supaya ia dapat hidup sejahtera. Itulah sebabnya, disebutkan bahwa “kebaikan sebesar debu
[zarah]” akan dilipatgandakan nilainya, dan mendapat pahala yang besar. Dan, sistem inilah yang
disebut fitrah itu! Jadi, Tuhan tidak merugikan manusia walaupun sebesar debu. Tetapi, bila ada
kebaikan, nilainya dilipatgandakan 10 kali lipat hingga 700 kali, tergantung kualitas perbuatannya.
Perhatikanlah ayat 30:31, dinyatakan dengan tegas bahwa hakikatnya manusia itu kembali
kepada Allah, kembali kepada jalan Allah, jalan yang benar. Inilah jalan yang ditempuh manusia dari
zaman ketika manusia belum bisa disebut manusia hingga jadi manusia Homo sapiens sapiens. Dan
agar dapat kembali kepada-Nya manusia diperintah untuk selalu bertakwa, selalu memelihara dirinya di
jalan yang benar. Manusia harus menegakkan salat, selalu berhubungan dengan Tuhan Yang Mahaesa,
dan tidak menjadi manusia musyrik, manusia yang mementingkan egonya. Ingat, mengabdi kepada
berhala?berupa apapun?adalah akibat manusia mementingkan egonya. Apa yang disebut ‘ibadah’ pun
bisa menjadi berhala bila itu lahir dari dorongan hawa nafsu untuk dirinya sendiri, dan memutuskan
hubungannya dengan lingkungannya [biotik dan abiotik, baik yang hidup maupun lingkungan bukan-
hidup].
Manusia harus ingat siklus hidupnya! Ada kehidupan, ada kematian, dan kembali hidup lagi.
Dengan adanya sistem rezeki yang dibuat Tuhan, manusia terfasilitasi untuk menempuh proses hidup
dan mati hingga menemukan jalan Tuhan. Dengan proses hidup dan mati itu manusia mampu menapaki
keyakinannya dari tingkatan ilmu hingga yang haq, hingga yang hakikat dalam hidup ini.
Post a Comment for "Ust. Hanan Attaki - Allah Ga Mau Kita Susah"