MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Filsafat Pendidikan.Penulis berterima kasih pada
Bapak Drs.
Demmu Karo-Karo, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Medan, 28 Agustus 2017
Penulis
Kelompok
V
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3
Tujuan................................................................................................ 2
BAB II. PENGERTIAN
FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
2.1 Pengertian
filsafat ........................................................................... 3
2.2 Tujuan dan Ciri-Ciri Pikiran
Kefilsafatan........................................ 6
2.3 Alasan Berfilsafat............................................................................. 6
2.4
Peranan Filsafat................................................................................ 7
2.5
Pengertian
Filsafat Pendidikan ....................................................... 9
BAB III. PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................... 12
3.2
Saran................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Filasafat menjadi
sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas
filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat
juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal.
Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan
Filsafat juga dapat
diartikan sebagai suatu cara berpikir dan mersa sedalam-dalamnya terhadap
segala sesuatu. Filsafat juga melakukan hubungan erat dengan penyelidikan
terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Tidak hanya itu, filsafat
juga menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak,
mendalam tapi tidak berubah.
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupunkarsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalamperjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi
dalamkeseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapaitujuan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Karena
begitu luasnya kajian filsafat, maka kami mencoba mengangkat dan mengertikan
filsafat pendidikan dalam bentuk makalah.
1.2
Rumusan
masalah
1. Apakah
pengertian dari filsafat dan filsafat pendidika
2. Apakah
tujuan dan ciri-ciri dari berpikiran kefilsafatan
3. Bagaimana
peranan dari filsafat
4. Bagaimana
makna filsafat pendidikan dalam praktek pelaksanaan pendidikan.
1.3
Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari filsafat dan filsafat
pendidikan
2. Mengetahui
pengertian dari filsafat pendidikan tujuan, ciri-ciri berpikir kefilsafatan
3. Mengetahui
peranan mempelajari filsafat
4. Mengetahui
makna filsafat pendidikan dalam praktek pelaksanaan pendidikan.
BAB II
PENGERTIAN
FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
2.1
Pengertian
Filsafat
Pengertian filsafat
anatara satu ahli filsafat atau filsuf dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda
dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Namun, demikian
pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni etimologi dan
terminologi
1. Pengertian
secara etimologi
Kata
filsafat yang dalam bahasa inggris philosophy
dan dalam bahasa arab falsafah yang
keduanya berasal dari bahasa yunani yakni philosophia yaitu dari kata philos dan sophia. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam dan sophia artinya
kebijakan atau kearifan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dalam arti yang sedalam-dalamnya.
2. Pengertian
terminology
Velasques menjelaskan
bahwa filsafat diawali dengan adanya keragu-raguan yang terjadi menimbulkan
banyak hal yang dipertanyakan seperti, kita ragu mengapa kita disisni, siapa
kita sebenarnya dan lainnya. Keraguan-raguan dan pertanyaan ini muncul sejak
manusia ada, bahkan sesudah anak mulai belajar berbicara menggunakan kata
selalu mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
Pengertian
terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata
filsafat itu sendiri. Berikut akan diuraikan pendapat para ahli :
a. Plato
filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
yang asli
b. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran
yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi politik dan estetika.
c. Al Farabi
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud
dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
d. Rena Descartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan,
alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
e. Immanuael Kant
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan yang menjadi pokok
pangakal dari segala pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah yang
menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
f. Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir
dan menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan,
keabadian dan kebebasan.
g. Hasbullah Bakry
Filsafat adalah adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Tuhan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh bagaimana yang
dapat dicapai oleh kal manusia.
h. Poedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran belaka.
i.
Harol Titus mengemukakan pengetian :
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehiduapan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2) Filsafat adalah suatu proses kritis
atau pemikiran terhadap kepercayaan.
3) Filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan
4) Filsafat adalah analisa logis dari
bahasan serta penjelasan tentang arti konsep
j.
Beck memberikan pengertian :
Filsafat adalah studi tentang kebenaran alam semesta beserta
dengan isinya dengan karakteristik.
1) Kritis yaitu berfikir mengungkapkan
dan menyelesaikan masalah secara menyeluruh dan mendalam
2) Spekulatif yaitu berfikir menerobos
melampui fakta yang tersedia dalam rangka menemukan hal yang hakiki.
3) Fenomenologis yaitu berfikir dari
fenomena kemudian mencoba terus mengikuti, mengurangi dan mereduksi hal-hal
yang penting untuk sampai pada hal yang menjadi hakikat dari gejala
4) Normatif yaitu berfikir yang tertuju
untuk mencari hal-hal yang seharusnya.
Dengan memperhatikan
pengertian-pengertian atau batasan-batasan yang
jelas dapat disimpulakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal pikiran.
Filsafat bukan fenomena atau gejala atau peristiwa akan
tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu gejala atau fenomena atau
peristiwa. Hakikat adalah suatu prinsif yang menyatakan sesuatu. Filsafat
adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu dari keberadaan sesuatu.
Filsafat mempunyai pengertian yaitu filsafat sebagai produk:
mengandung arti filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan, konsep-konsep, teori,
sistem aliran yang nerupakan hasil proses berfilsafat. Ke dua filsafat sebagai
suatu proses, dalam hal ini filsafat diartikan sebagai bentuk aktivitas
berfisafat sebagai proses pemecahan masalah dengan menggunakan cara dan metode
tertentu.
Sebagai sebuah ilmu,
Filsafat adalah ilmu pengetahuan dengan objek material adalah: yang “Ada”
mencakup manusia, alam,Tuhan (anthropos, cosmos,Theos) beserta
problematika di dalamnya, sedangkan objek formal filsafat adalah menelaah objek
materialnya secara mendalam sampai ditemukan hakekat/intisari permasalahan.
2.2
Tujuan dan Ciri-Ciri Pikiran
Kefilsafatan
a. Tujuan
Filsafat bertujuan untuk mencari
hakikat dari suatu gejala atau fenomena secara mendalam. Ilmu pengetahuan
empiris hanya membicarakan gejala atau fenomena saja, jadi, dalam filsafat
harus refleksi, radikal, dan integral. Refleksi berarti manusaia menangkap
obeknya sebagai hasil dari proses tersebut dari nilai-nilai dan makna yang
diungkap dari objek yang dihadapinya. Radikal berarti akar, yakni filsafat
berarti mencari pengetahuan yang sedalam-dalamnya. Filsafat ingin menembus
hingga inti masalah namun hal ini dibatasi oleh kemampuan manusia dapat
menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang jelas berada diluar
jangkauan akal budi nyang sehat.
b. Ciri-Ciri Pikiran Kefilsafatan
Tidak semua kegiatan berpikir itu adalah suatu aktivitas
berfilsafat. Kegiatan berpikir secara kefilsafatan (dalam arti sebagai) ilmu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Kritis Radikal-Konseptual-Koheren-Rasional
Spekulatif-Sistematis-Komprehensif-Bebas Universal.
Ciri-ciri pikiran kefilsafatan yaitu
filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta proses dalam hubungan yang
umum. Filsafat bertugas sebagai pengantar, pengiring, dan sekaligus sebagai
hati nurani dari segenap kegiatan ilmiah. Dengan berfilsafat sekaligus untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat sesuatu. Dengan berfilsafat
seseorang tidak menganggap sesuatu masalah yang manapun sebagai hal sepele,
tidak mudah dipengaruhi oleh sesuatu suasana yang kebetukan terdapat pada suatu
waktu tertentu, menjadi bersikap bebas, dapat mengatasi suatu prasangka
tertentu, menjadi sikap jujur, akan mempertanyakan mengenai isi kebenaran
sesuatu perbuatan tertentu dan pada akhirnya akan mengemukakan pendapat.
2.3
Alasan Berfilsafat
a. Keheranan
Banyak filsuf berpendapat awal
munculnya filsafat adalah timbulnya rasa heran atau kagum pada manusia.
Misalnya, plato mengatakan mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, mata
hari dan langit. Pengamatan ini memberikan dorongan untuk menyelidiki. Dari
penyelidikan inilah berasal filsafat.
b. Kesangsian
Filsuf-filsuf berpendapat bahwa
kesangsian itu merupakan sumber utama pemikiran dan penyelidikan. Pada saat
manusia melihat dan berhadapan dengan suatu yang baginya merupakan suatu yang
batu maka timbul rasa heran yang diikuti dengan keragu-raguan atau rasa sangsi.
Sikap ragu-ragu atau menyangsikan merupakan awal timbulnya dorongan untuk
menemukan agar keraguab dapat terjawab.
c. Kesadaran dan Keterbatasan
Manusia mulai berfilsafat jika
menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan
dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa sangat terbatas dan terikat terutama pada
waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan akan kesadaran keterbatasan
dirinya maka manusia mulai berfilsafat.
2.4
Peranan Filsafat
a. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektual manusia terkurung dalam
tradisi dan kebiasaan. Manusia terlena dalam alam mistik penuh dengan hal-hal
yang serba rahasia yang terungkap melalui berbagai mitos. Pikiran manusia
terbuai dengan menerima begitu saja segala penuturan dongeng dan tahayul tanpa
mempersoalkan lebih lanjut. Keadaan ini berlangsun g cukup lama, kehadiran
filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral dan selama
itu tidak boleh tidak diterima. Pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup
lama namun telah membuahkan hasil yakni perubahan dalam pandangan dan sikap
manusia tentang sesuatu.
b. Pembebas
Filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir dengan
kebodohan. Filsafat telah membebaskan manusia dari kekurangan dan kemiskinan
pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Filsafat
membebaskan manusia dari cara berpikir berpikir yang tidak teratur dan tidak
jernih, cara berpikir yang tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima
berbagai kebenaran semua yang menyesatkan.
c. Pembimbing
Filsafat
membimbing manusia dari cara berpikir yang mistis dengan membimbing untuk
berpikir secara rasional, picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk
berpikir secara luas dan mendalam, tidak teratur dan tidak jernih dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara logis, utuh dan fragmentaris dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara integral.
Beberapa
ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
- Materialisme, yang berpendapat
bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini
tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki
dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
- Idealisme yang berpendapat
bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau
intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme
objektif.
- Realisme. Aliran ini
berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat
yang asli dan abadi.
- Pragmatisme merupakan aliran
paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner
tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan
adalah :
- Sebagai dasar dalam bertindak.
- Sebagai dasar dalam mengambil
keputusan.
- Untuk mengurangi salah paham
dan konflik.
- Untuk bersiap siaga menghadapi
situasi dunia yang selalu berubah.
2.5 Pengetian Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupunkarsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalamperjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi
dalamkeseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapaitujuan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Filsafat pendidikan
dalam arti luas menurut Mudyahatdjo dapat dibedakan menjadi dua yakni :
a. Filsafat
pendidikan praktek yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana
seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.
b. Filsafat
ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang pendidikandan
konsep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan teori belajar, pengukuran
pendidika, prosedur-prosedur sistematis tentang penyusunan kurikulum, dan
sebagainya yang akhirnya dapat menjadi teori pendidikan.
Selanjutnya Jamaluddin
dan Idi menjelaskan bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif
dalam bidang-bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau
ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam
hidup dan kehidupannya.
Menurut Al-Syaibany, filsafat
pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
menjadi sebagaijalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan
prosespendidikan. Artinya Filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai
danmaklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.
Kneller mengatakan
pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan teknis, atau dalam arti hasil
dan dalam arti proses. Dalam arti yang luas, pendidikan menunjuk pada suatu
tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh berhubungan dengan pertumbuhan
atau perkembangan pikiran (mind), watak (character), atau kemampuan fisik
(physical ability) individu. Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus
seumur hidup.
Dalam arti teknis,
pendidikan adalah proses yang terjadi di dalam masyarakat melalui
lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga
lain), yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu
pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan dari generasi ke generasi.
Dalam arti hasil, pendidikan adalah apa yang diperoleh melalui belajar, baik
berupa pengetahuan, nilai-nilai maupun keterampilanketerampilan. Sebagai suatu
proses, pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu sendiri; dalam hal ini
pendidikan sama artinya dengan perbuatan mendidik seseorang atau mendidik diri
sendiri.
Dewey mengatakan bahwa
pendidikan dalam arti yang sangat luas diartikan sebagai cara atau jalan bagi
keberlangsungan kehidupan sosial. Setiap orang adalah bagian dari kelompok
sosial yang terlahir dalam kondisi belum memiliki perangkat-perangkat kehidupan
sosial seperti bahasa, keyakinan, ide-ide ataupun norma-norma sosial.
Keberlangsungan kehidupan sosial itulah yang menjadi pengalaman hidup manusia.
Masalah-masalah
pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum :
1. Hakikat
kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha mencapainya sebagai
tujuannya
2. Hakikat
manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima dan melaksanakan
pendidikan
3. Hakikat
masyarakat, karena pendidik pada dasarnya merupakan suatu proses sosial
4. Hakikat
realitas akhir, karena semua pengetahuan kan berusaha untuk mencapainya
Sebagaimana
halnya dengan filsafat umum, filsafat pendidikan bersifat spekulatif,
preskriptif, dan analitik. Bersifat spekulatif artinya bahwa filsafat membangun
teori-teori tentang hakikat manusia, masyarakat dan dunia dengan cara
menyusunnya sedemikian rupa dan menginterpretasikan berbagai data dari
penelitian pendidikan dan penelitian ilmu-ilmu perilaku (psikologi
behavioristik).
Filsafat
bersifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan-tujuannya,
yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan-tujuan itu dan cara-cara
yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Filsafat
pendidikan bersifat analitik tatkala filsafat pendidikan berupaya menjelaskan
pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif, menguji rasionalitas ide-ide
pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain maupun cara-cara yang
berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran. Konsep-konsep pendidikan diuji
secara kritis; demikian pula dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut memadai
ataukah tidak ketika berhadapan dengan fakta yanga ada.
Filsafat
pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses
pendidikan, mendalami konsep-konsep pendidiakan dan memahami sebab-sebab yang
hakiki yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Sehingga filsafat pendidikan
berkaiatan dengan apa, mengapa, bagaimana, dan untik apa (tujuan) pendidikan
itu
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio
2. Filsafat
pendidikan adalah kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan
aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam
upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
3. Berfikir
filsafat ialah berfikir untuk memecahkan suatu masalah. Dimana memiliki tujuan untuk mencari hakikat dari suatu gejala
atau fenomena secara mendalam.
4. Ciri-ciri berpikir kefilsafatan
yaitu dengan berfilsafat seseorang tidak menganggap
sesuatu masalah yang manapun sebagai hal sepele, tidak mudah dipengaruhi oleh
sesuatu suasana yang kebetukan terdapat pada suatu waktu tertentu, menjadi
bersikap bebas, dapat mengatasi suatu prasangka tertentu, menjadi sikap jujur,
akan mempertanyakan mengenai isi kebenaran sesuatu perbuatan tertentu dan pada
akhirnya akan mengemukakan pendapat.
5. Peran
filsafat yaitu sebagai pendobrak, pendorong dan pembimning.
6. Makna
filsafat pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan yaitu Filsafat pendidikan
berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses pendidikan,
mendalami konsep-konsep pendidiakan dan memahami sebab-sebab yang hakiki yang berkaitan
dengan masalah pendidikan. Sehingga filsafat pendidikan berkaiatan dengan apa,
mengapa, bagaimana, dan untik apa (tujuan) pendidikan itu
3.2 Saran
Sebagai
seorang seorang pendidik sebaiknya mampu memiliki pikiran filsafat yang berguna
untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
H.
jalaludin dan Abdullah.2007. Filsafat
Pendidikan . yogyakarta : Ar Ruzz Media.
Idi
Abdullah, Jalaluddin. 2012. Filsafat
Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Purba,Edward dan
Yusnadi.2013. Filsafat Pendidikan.
Medan. Unimed Press
Rukiyati, dan Andriani
Purwastuti. 2015. Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta
Post a Comment for "MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN "