MAKALAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI “ENERGI GEOTHERMAL”
MAKALAH
PEMANFAATAN SUMBER DAYA MINERAL DAN
ENERGI
“ENERGI
GEOTHERMAL”
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Pemanfaatan Sumber Daya Mineral Energi mengenai Energi
Geothermal.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat
untuk penyempurnaan dan peningkatan makalah ini.
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama sesama mahasiswa maupun pembaca, dan dapat dimanfaatkan sebagai perkembangan ilmu
dikemudian hari.
Palembang, Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang sangat
vital bagi kehidupan baik kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Kebutuhan
energi tersebut tentunya harus diimbangi dengan tersedianya pasokan energi yang
cukup. Akan tetapi semakin berkembangnya proses kehidupan manusia,energi yang
dibutuhkan semakin banyak sementara ketersediaan energi makin berkurang.
Manusia dan semua mahluk
hidup yang ada di bumi sangat bergantung terhadap energi. Energi yang saat ini
banyak digunakan adalah energi fosil. Ketergantungan terhadap energi fosil
menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Energi fosil, seperti yang sudah
kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah energi yang tidak
dapat diperbarui. Artinya suatu saat akan habis sehingga diperlukan upaya
pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif
lainnya selain fossil yang sifatnya dapat diperbaharui untuk mencukupi
kebutuhan energi masa depan.
Berdasarkan statistical
world review yang dirilis Juni 2012 oleh British Petroleum,
cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa sekitar 4
miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam
negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak-minyak
tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Masih dari data yang
sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak mentah sebanyak 488 ribu barel
karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel per harinya. Artinya bahwa pada
tahun 2025 Indonesia sudah sangat kekurangan energi yang berasal dari energi
fosil, atau bahkan kehabisan sehingga perlu adanya Energi Baru Terbarukan (EBT)
yang harus dikembangkan oleh Indonesia.
Energi panas bumi merupakan
salah satu diantara beberapa energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri sampai tahun 2004 diidentifikasi
terdapat 252 area yang berpotensi panas bumi sudah termasuk dalam inventarisasi
dan eksplorasi. Sebagian besar berada pada lingkungan vulkanik sisanya berada
dilingkungan batuan sedimen dan metamorf. Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai
total potensi tersebut hanya 3% yang dimanfaatkan untuk energi listrik atau
sekitar 807 MWe dan 2% pemakaian energi listrik nasional.
Berdasarkan data dari
Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009 total potensi panas bumi Indonesia
diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di 256 titik. Terdapat
penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari penemuan
lapangan pada tahun 2009. Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia
dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu Barel
Oil Equivalen (BOE) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat
besar.
Melihat besarnya potensi
tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian energi
dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan energi
geothermal?
- Bagaimana
kondisi energi geothermal di Indonesia?
- Bagaimana
pemanfaatan energi geothermal di Indonesia?
- Apa saja dampak posifit dan negatif dari penggunaan energi geothermal?
- Bagaimana
masa depan energi geothermal di Indonesia?
1.3 Tujuan
- Mengetahui definisi dan
manfaat dari energi geothermal.
- Mengetahui kondisi
energi geothermal di Indonesia.
- Mengetahui dampak positif
dan negatif dari penggunaan energi geothermal.
- Mengetahui perkembangan
energi geothermal di Indonesia.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Geothermal
Geothermal berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu geo
yang berarti bumi dan thermal yang artinya panas, berarti geothermal
adalah panas yang berasal dari dalam bumi. Proses terbentuknya energi panas
bumi sangat berkaitan dengan teori tektonik lempeng yaitu teori yang
menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi,
terbentuknya pegunungan, lipatan, palung, dan juga proses vulkanisme yaitu
proses yang berkaitan langsung dengan geothermal. Berdasarkan penelitian
gelombang seismik, para peneliti kebumian dapat mengetahui struktur bumi dari
luar sampai ke dalam, yaitu kerak pada bagian luar, mantel, dan inti pada
bagian paling dalam. Semakin ke dalam bumi (inti bumi), tekanan dan temperature
akan meningkat. Temperature pada inti bumi berkisar ± 4200 C. Panas yang
terdapat pada inti bumi akan ditransfer ke batuan yang berada di bagian mantel
dan kerak bumi. Batuan yang memiliki titik lebur lebih rendah dari temperature
yang diterima dari inti bumi akan meleleh dan lelehan dari batuan tersebutlah
yang kita kenal dengan magma. Magma memiliki densitas yang lebih rendah dari
batuan, otomatis batuan yang telah menjadi magma tadi akan mengalir ke
permukaan bumi. Jika magma sampai ke permukaan maka magma tersebut berubah nama
dengan sebutan lava gunung api.
Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam
bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari
yang diserap oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk
memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun
sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 GW
pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun
2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas bumi
cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area
perbatasan lapisan tektonik.
2.2 Prinsip Kerja Panas Bumi
Uap hasil penguapan air
tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap berada di dalam tanah jika tidak
ada saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan.
Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada
daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap
tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai
entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin
sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses lain sebelum
uap memutar turbin). Setelah uap memutar turbin dan uap telah kehilangan
tekanan dan entalpi maka uap tersebut akan mengalami proses pengembunan
sehingga uap akan berubah kembali menjadi air. Air hasil pendinginan
(condensattion) yang didinginkan dengan condensator akan dikumpulkan dan akan
diinjeksikan kembali ke dalam tanah, sehingga volume air tanah tidak akan
berkurang secara drastis. Salah satunya Karena proses injeksi inilah kenapa
energi geothermal disebut dengan energi yang terbarukan (renewable) dan energi
yang ramah lingkungan. Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini
dapat dikelompokkan menjadi energi panas bumi uap basah, energi panas bumi air
panas, dan energi panas bumi batuan panas.
2.2.1 Energi Panas Bumi Uap Basah
Pemanfaatan energi panas
bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap
kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator
listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di
Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung
sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk
menggerakkan Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air
panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah
menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara
uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam
bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
2.2.2 Energi Panas Bumi Air Panas
Air panas yang keluar
dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut “brine” dan
mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air
panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada
pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas
bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas
(heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi
panas bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya
lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.
2.2.3 Energi Panas Bumi Batuan Panas
Energi panas bumi jenis
ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan
sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan
cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas,
kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam
perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.
2.3 Energi Panas Bumi di Indonesia
Di Indonesia usaha
pencarian sumber energi panas bumi pertama kali
dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga
tahun 1929 lima sumur eksplorasi
di bor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ 3
masih memproduksikan uap panas kering
atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan
dihentikannya kegiatan eksplorasi di
daerah tersebut.
Kegiatan eksplorasi panas
bumi di Indonesia baru dilakukan secara
luas pada tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan
bantuan Pemerintah Perancis dan
New Zealand dengan melakukan
survey pendahuluan di seluruh wilayah di
Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panas bumi, yaitu di
sepanjang jalur vulkanik mulai dari
bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan
Sulawesi. Survey yang dilakukan
selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru
sehingga jumlahnya meningkat menjadi
256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76
prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusa Tenggara,
3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku
dan 5 prospek di Kalimantan. Sistim
panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225˚C),
hanya beberapa diantaranya yang
mempunyai temperatur sedang (150 ‐ 225˚C).
Pengembangan panas bumi
hingga saat ini didominasi oleh perusahaan
nasional, yaitu PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE). Pada saat ini
PT. PGE merupakan perusahaan panas bumi
yang memiliki hak pengelolaan Wilayah
Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi paling banyak di Indonesia, yaitu 15 WKP. Dari 15 WKP, ada 3 WKP dikerjasamakan
oleh PT. PGE dengan mitra asing.
Disamping oleh PT. PGE, ada beberapa WKP Panas Bumi yang hak pengelolaannya ada
pada PT. PLN. Peningkatan produksi dan capacity building melalui peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dan penguasaan teknologi harus
terus dilakukan agar kemandirian di bidang panas bumi dapat diwujutkan untuk mencapai target 2014, pemerintah
telah ataupun akan melelang 18 WKP
baru. Untuk mencapai target 2025 masih banyak WKP lain yang akan
dilelang karena hasil eksplorasi
pendahuluan mengindikasikan adanya 255 geothermal area di Indonesia yang sangat potensial
untuk pembangkit listrik.
Menurut Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM), saat ini diperkirakan total potensi
energi panas bumi Indonesia sebesar 27000 MW. Potensi ini setara dengan 40%
dari cadangan panas bumi dunia. Lokasi panas bumi di Indonesia tersebar di 252
tempat mengikuti jalur gunung api yang membentang dari Sumatra, Jawa, Nusa
Tenggara, Sulawesi sampai Maluku. Dari 252 lokasi panas bumi yang ada, baru 31%
yang telah dilakukan survei secara rinci. Sehingga jumlah potensi tersebut akan
berubah sesuai dengan hasil survey.
Mengingat potensi panas
bumi dunia yang terbesar terdapat di Indonesia
dan sifat sistem panas bumi yang sangat site specifik, sudah
semestinya pengembangan lapangan panas
bumi Indonesia dikembangkan oleh perusahaan
nasional dengan menggunakan tenaga ahli Indonesia yang diakui
kepakarannya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di dunia Internasional.
2.4 Alur dan Pola Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Di dalam kulit bumi, ada kalanya aliran air berada dekat dengan
batu-batuan panas yang temperaturnya bisa mencapai 148°C. Air tersebut tidak
menjadi uap (steam) karena tidak ada kontak dengan udara. Bila air panas
tersebut keluar ke permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi,
maka akan timbul air panas yang biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam
(hot spring) ini biasa dimanfaatkan untuk kolam air panas dan banyak pula yang
sekaligus dijadikan tempat wisata.
Apabila air panas alam
mengalami kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka semburan akan
keluar melalui retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap panas (steam).
Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit
tenaga listrik. Agar energi geotermal dapat dikonversi menjadi energi listrik,
tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik (power plants). Apabila
air panas alam mengalami kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka
semburan akan keluar melalui retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap
panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik. Agar energi geotermal dapat dikonversi
menjadi energi listrik, tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik
(power plants). Teknologi yang digunakan dalam pembangkit listrik ini adalah
Dry Steam Power plant, Flash Steam Power plant, dan Bynary-cycle Power Plant. Ketiga
macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
2.4.1 Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe
ini uap panas (steam) langsung
diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan
listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam
reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini pertama kali
digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi
dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti
yang ada di Geysers, California Utara.
Gambar
2.1 Dry Steam Power Plant
2.4.2 Flash
Steam Power Plants
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring)
di atas suhu 1750oC dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash
Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang
tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang
disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk mengaktifkan
generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai
masuk kembali ke reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam
Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso
Geothermal field, California, USA.
Gambar 2.2 Flash Steam
Power Plant
2.4.3 Binary
Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua
teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau
uap panas yang berasal dari sumur produksi (production
well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk
memanaskan apa yang disebut dengan working
fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan
menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya
menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang
dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan
sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah
yaitu 90o-1750oC. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP
ini ada di Mammoth Pacific Binary Geothermal Power Plants di Casa Diablo
geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan
semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.
Gambar 2.3 Binary Cycle Power Plant
Pada prinsipnya,
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas bumi (PLTP). Yang membedakannya adalah pada PLTU uap dibuat dipermukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi.
Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik
secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan
berbasis panas bumi, yaitu terdiri dari generator, heat exchanger, chiller,
pompa, dsb.
Apabila fluida panas
bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan
proses pemisahan pada fluida. Hal ini
dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke
dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.
Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang
kemudian dialirkan ke turbin.
Apabila
sumberdaya panas bumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi masih
dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit listrik siklus binari
(binary
plant). Dalam siklus pembangkit
ini, fluida sekunder seperti isobutane, isopentane dan ammonia dipanasi oleh
fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor (heat exchanger). Fluida
sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida
sekunder mengalir ke turbin dan setelah
dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida
panas bumi. Siklus tertutup dimana
fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh
fluida kedua, sementara fluida
panas bumi diinjeksikan kembali
kedalam reservoir.
Gambar 2.4
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan Hasil Produksi Fluida 2 Fasa
(Cair Dan Gas)
Faktor penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan produksi
tenaga listrik dari energi panas bumi adalah besarnya gradien geotermal serta
besarnya panas yang dihasilkan. Semakin besar gradien geotermal maka akan
semakin dangkal sumur produksi yang dibutuhkan, dan semakin tinggi temperatur
yang dapat ditangkap sampai ke permukaan, maka akan semakin mengurangi biaya
produksi di permukaan.
Gambar 2.5
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan Temperatur Sedang
Energi panas bumi dapat menyediakan sumber tenaga yang bersih dan
terbarukan serta dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Emisi energi
panas bumi tak mengandung polutan kimiawi atau tak mengeluarkan limbah dan
hanya mengandung sebagian besar air yang diinjeksikan kembali kedalam bumi.
Energi panas bumi adalah sumber tenaga yang andal yang dapat mengurangi
kebutuhan impor bahan bakar fosil. Panas bumi juga dapat terbarukan karena
praktis sumber panas alami dari dalam bumi tidak ada batasnya.
2.5 Kendala-Kendala yang Mungkin Terjadi pada
Tahap Produksi
Faktor yang masih
menghambat perkembangan industri listrik tenaga panas bumi di Indonesia antara
lain adalah mahalnya biaya eksplorasi terutama untuk pemboran eksplorasi.
Besarnya biaya pemboran eksplorasi berbanding secara eksponensial dengan
kedalaman, padahal untuk mendapatkan temperatur yang tinggi harus membor lebih
dalam. Konsekuensinya sumur eksplorasi panas bumi di Indonesia masih terlalu
sedikit sehingga tingkat ketidak-pastian keberhasilan masih tinggi. Kendala
yang lain adalah investor ragu dengan proyek di Indonesia karena beaya
eksplorasi dan pengembangan harus ditanggung dan tidak kembali sampai energi
terjual kepada pelanggan.
Saluran pipa adalah
salah satu fasilitas penting untuk transport uap menuju turbin, yang dapat
mengalami kendala atau kerusakan selama menjalankan fungsinya. Penyebab
terjadinya kendala ataupun kerusakan tersebut diantaranya adalah kesalahan
rancangan/desain, masalah konstruksi, pengoperasian yang tidak tepat, suhu uap
dan pengendapan (scaling) bahan-bahan kimiawi tertentu (silika, kalsit atau
belerang); dimana semuanya akan berdampak kepada menurunnya daya tahan pipa tersebut.
Dua faktor terakhir masing-masing dapat menimbulkan penipisan/korosi dan
penyempitan pada pipa penyalur fluida. Apabila terjadi kendala pada jalur pipa
utama transportasi dan tidak ditangani secara proporsional, maka akan
menyebabkan penurunan produktifitas eksploitasi; bahkan kemung-kinan kehilangan
secara signifikan nilai ekonomis dengan akibat penutupan operasional suatu
perusahaan pembangkit listrik.
2.6 Harga Jual Panas Bumi
Agar dapat dimanfaatkan
secara ekonomis, sumber panas bumi harus memenuhi berbagai persyaratan antara
lain:
§ Memiliki suhu yang
relative tinggi (minimal 2300oC)
§ Bertekanan uap yang
cukup besar (minimal 35 atmosfir)
§ Mempunyai volume uap
yang cukup banyak (10 ton/jam setara dengan 1000 KW listrik)
§ Kedalamanya tidak
melebihi 2500 meter
§ Fluidanya tidak bersifat
korosif
§ Lokasinya sesuai dengan
kepentingan konsumen
Secara bertahap harga
jual panas bumi (geotermal) akan mencapai 5 dollar AS per kWh dalam kurun 30
tahun kontrak pembangkit listrik. Pada kurun 10 tahun pertama produksi, harga
jual geotermal kemungkinan masih di atas 5 sen dollar AS per kWh guna
pengembalian investasi, namun secara bertahap akan turun menjadi 5 sen dollar
per kWh.
Kekayaan alam Indonesia
memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya mineral
semua tersedia. Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia
karena energi yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas
polusi.
2.7 Keuntungan dan Permasalahan Tenaga Panas
Bumi
Energi panas bumi memiliki berbagai keuntungan, diantaranya:
§ Menyediakan tenaga
listrik yang andal dengan pembangkit yang tidak memakan tempat
§ Terbarui dan
berkesinambungan
§ Memberikan tenaga beban
dasar yang konstan
§ Memberikan keuntungan
ekonomi secara lokal
§ Dapat dikontrol secara
jarak jauh
§ Tersedia melimpah
§ Menghasilkan karbon
dioksida 65 kali lebih kecil dari batubara
§ Pembangkit listrik
tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga
geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75% pembangkit
listrik berbahan bakar fosil
§ Salah satu limbah yang
dihasilkan dari kegiatan operasional PLTPB CGI adalah drill cutting dari
kegiatan pengeboran (drilling). Limbah drill cutting dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti agregat halus untuk konstruksi beton ringan. Untuk itu, perusahaan
melakukan kajian guna memastikan pemanfaatan drill cutting tersebut tidak akan
merusak kualitas lingkungan. Limbah drill cutting dapat dimanfaatkan untuk
saluran drainase, blok beton, dan batako. Produk tersebut dipilih karena telah
mengalami proses solidifikasi sehingga aman lingkungan. Komposisi campuran
untuk memperoleh produk yang memenuhi SNI juga telah diupayakan.
Permasalahan dengan pembuatan PLTPB ini adalah
antara lain:
§ Panas bumi yang dapat
dieksploitasi sangat jauh didalam perut bumi. Untungnya dibeberapa negara
terdapat retakan-retakan sehingga panas bumi relatif rendah. Indonesia ternyata
juga termasuk dalam daerah lingkaran gunung berapi sehingga letak panas bumi
lebih rendah dari yang lain
§ Untuk mencapai panas
bumi yang dapat dieksploitasi diperlukan pengeboran pada suhu tinggi dan
biasanya batuan keras
§ Air panas dari
geothermal kadang kadang bisa habis karena dieksploitasi. Ada pengalaman dari pembangkit
listrik tenaga panas bumi, ternyata setelah beroparasi beberapa tahun ternyata
uap air tidak ada lagi. Berdasarkan penelitian ternyata air di perut bumi di
sekitar daerah tersebut telah habis sehingga tidak bisa menghasilkan uap.
Solusi dari hal itu adalah dengan cara mengebor dan memasukkan air ke perut
bumi sehingga proses penguapan akan berlanjut lagi.
2.8 Kebutuhan Energi Panas Bumi di Indonesia
Tahun 2016
Indonesia menjadi negara terbesar dalam
kebutuhan energi di Asia Tenggara mencapai 44% dari total kebutuhan energi di
kawasan tersebut disusul Malaysia sebesar 23% dan Thailand 20%. Data Asean
Center for Energy juga mengungkap bahwa energi fosil diperkirakan akan
mendominasi permintaan energi di kawasan tersebut mencapai 80% pada 2030 atau
di atas realiasi pada 2011 sebesar 76%. Sedangkan sektor industri diperkirakan
tetap mendominasi pertumbuhan permintaan energi fosil tersebut dengan penaikan
sekitar 2,7% per tahun hingga 2035 mendatang.
Perkembangan kebutuhan energi itu dibahas dalam forum
diskusi Shell Indonesia Technology Conference 2016 yang diselenggarakan oleh PT
Shell Indonesia di Jakarta, pada Rabu-Kamis (17-18/2/2016) ini. Forum tersebut
juga membahas data yang dilansir Dewan Energi Nasional (DEN) tentang kebutuhan
energi nasional Indonesia yang akan mencapai 2,41 juta setara barel minyak
(SBM) pada 2025. Perkiraaan jumlah tersebut meningkat sekitar 84% dari total
kebutuhan energi nasional pada 2013 yang hanya mencapai 1,243 juta SBM, yang
sebagian besar masih didominasi oleh energi fosil.Adapun kontribusi energi
fosil pada 2013 mencapai 94.6 % dari total kebutuhan/konsumsi energi nasional
sebanyak 1.357 juta SBM, terdiri dari minyak sebesar 44,0%, gas alam 21,9%, dan
batubara 28,7%. Sedangkan sisanya sekitar 5,5% dipasok dari energi baru dan
terbarukan (EBT).
2.9 Masa Depan Listrik
Panas Bumi
Meningkatnya kebutuhan energi dunia ditambah lagi dengan semakin
tingginya kesadaran akan kebersihan dan keselamatan lingkungan, maka panas bumi
(geothermal) akan mempunyai masa depan yang cerah. Program EGS (enhanced
geothermal systems) yang dilakukan Amerika Serikat misalnya, adalah suatu
program besar-besaran untuk menjadikan geothermal sebagai salah satu primadona
pembangkit listrik pada 2050 yang akan datang.
Indonesia sendiri sebetulnya sangat berpeluang untuk
melakukan pemanfaatan geothermal sebagai pembangkit listrik, bahkan berpotensi
sebagai negara pengekspor listrik bila ditangani secara serius. Hal ini tidak
berlebihan, mengingat banyaknya sumber geothermal yang sudah siap diekploitasi
di sepanjang Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Untuk mempermudah pelaksanaannya
tidak ada salahnya bila kita bekerja sama dengan negara maju asalkan kepentingan
kita yang lebih dominan. Misalnya kita bekerja sama dengan US Department of
Energy (DOE) untuk mendapat berbagai hasil riset mereka dalam EGS.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Geothermal adalah energi panas yang
berasal dari dalam bumi.
2.
Menurut Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM), saat
ini diperkirakan total potensi energi panas bumi Indonesia sebesar 27000 MW.
Potensi ini setara dengan 40% dari cadangan panas bumi dunia.
3.
Indonesia menjadi negara terbesar dalam
kebutuhan energi di Asia Tenggara mencapai 44% dari total kebutuhan energi di
kawasan tersebut disusul Malaysia sebesar 23% dan Thailand 20%.
4.
Agar energi geotermal dapat dikonversi menjadi energi listrik,
tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik (power plants). Teknologi
yang digunakan dalam pembangkit listrik ini adalah Dry Steam Power plant, Flash
Steam Power plant, dan Bynary-cycle Power Plant.
5. Secara bertahap harga
jual panas bumi akan mencapai 5 dollar AS per kWh dalam kurun 30 tahun kontrak
pembangkit listrik. Pada kurun 10 tahun pertama produksi, harga jual geotermal
kemungkinan masih di atas 5 sen dollar AS per kWh guna pengembalian investasi,
namun secara bertahap akan turun menjadi 5 sen dollar per kWh.
6.
Meningkatnya kebutuhan energi dunia ditambah lagi dengan semakin
tingginya kesadaran akan kebersihan dan keselamatan lingkungan, maka panas bumi
(geothermal) akan mempunyai masa depan yang cerah.
3.2
Saran
1.
Energi panas bumi di Indonesia sudah
sangat melimpah, oleh karena itu sebaiknya lebih dikembangkan dan dikelola agar
lebih bermanfaat bagi masyarakat dan Negara Indonesia sendiri.
2.
Pemerintah harus lebih mengembangkan
PLTTB, karena selain memiliki berbagai dampak positif terhadap lingkungan, juga
memiliki peluang yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Andri,
2013. Mengenal Teknologi Pembangkit Listrik. (online). http//www.mengenal-teknologi-pembangkit-listrik-panasbumi.html
(diakses pada 29 Oktober 2017).
Marwaningsih,
Fitri. 2012. Energy Geothermal - Energi
Panas Bumi. (online). http://fitrimarwaningsih.wordpress.com
(diakses pada 30 Oktober 2017).
Pangestu,
Nugroho. 2015. Energi Panas Bumi
(Geothermal). (online). http://n-pangestu.blogspot.co.id/2014/05/makalah-energi-panas-bumi-geothermal.html
(diakses pada 30 Oktober 2017).
Prayuda,
Munandar. 2013. Energi Panas Bumi
(online). http://www.bangmuvet.com/2016/03/makalah-energi-panas-bumi.html
(diakses pada 29 Oktober 2017).
Post a Comment for "MAKALAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI “ENERGI GEOTHERMAL”"