Cerita Rakyat Banyuasin III (Legenda Desa Biyuku)
Legenda Desa Biyuku
Pada zaman dahulu,
di sebuah hutan ada sebuah kerajaan yang sangat megah. Kerajaan itu dipimpin
oleh seorang raja selalu berbuat tidak adil dan senantiasa mementingkan dirinya
sendiri. Karena itu, rakyat sangat membenci rajanya. Akan tetapi, dia mempunyai
isteri yang sangat baik hati dan selalu patuh pada perintahnya. Tetapi setelah
sekian lama menikah, mereka belum dikaruniai anak satu pun. Istrinya merasa
bersalah karena dia tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya.
Suatu hari istri
Raja jatuh sakit. Raja begitu mencemaskan keadaan istrinya karena ia sangat
mencintai istrinya. Raja pun memanggil tabib kerajaan untuk memeriksa istrinya.
Ternyata, istri raja tidak sakit, melainkan sedang hamil. Raja begitu terkejut
mendengar kehamilan istrinya. Tentu saja raja menjadi sangat senang karena dia
akan mempunyai keturunan. Raja merayakan kegembiraannya dengan mengadakan pesta
besar-besaran bersama rakyatnya. Raja sangat menginginkan anak laki-laki. Semua
persiapan untuk kelahiran dipersiapkan oleh dayang-dayang kerajaan.
Hari yang
ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Semua rakyat berkumpul untuk menyaksikan
calon pemimpin mereka. Raja begitu terkejut dan kecewa bahwa yang lahir adalah
perempuan bukan laki-laki, tetapi Raja tidak ingin merusak kebahagian istri dan
rakyatnya. Raja menamai anak perempuannya Putri Biyuku. Putri Biyuku artinya
putri kura-kura karena pada saat putri dilahirkan muncul segerombolan kura-kura
yang sangat besar di luar istana. Kura-kura itu ikut menanti kelahiran Putri
Biyuku. Setelah anaknya lahir, sikap dan perilaku Raja berubah. Raja itu
menjadi yang adil, bijaksana, dan selalu mementingkan kemakmuran rakyatnya.
Perubahan sikap Raja itu dikarenakan ia telah dikaruniai keturunan yang sangat
cantik jelita. Putri Biyuku sangat dimanja oleh kedua orangtuanya. Seiring
berambahnya waktu, Putri Biyuku tumbuh menjadi gadis remaja. Tidak
disangka-disangka, Putri Biyuku mewarisi sifat-sifat buruk ayahnya.
Suatu hari Raja
membuat sayembara untuk mencarikan jodoh anaknya. Raja berharap Putri Biyuku
akan mengubah sifat buruknya. Banyak laki-laki yang mengikuti seyembara
tersebut. Akan tetapi, pada sayembara Putri Biyuku menolak dan menghina semua
laki-laki yang berminat dengannya. Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda
yang mukanya sangat buruk dan dari golongan orang miskin. Pemuda itu datang ke
kerajaan untuk mengikuti sayembara. Perlakuan yang sama juga didapatkannya
sampai pukulan pun diterima oleh pemuda
itu. Tiba-tiba sosok pemuda itu berubah jadi pemuda yang sangat tampan.
Ternyata, pemuda itu adalah seorang pangeran yang sengaja turun ke bumi untuk
menyadarkan Putri Biyuku atas semua perilaku buruknya.
Perbuatan buruk Putri Biyuku tidak dimaafkan lagi. Pangeran pun menyihir
Putri Biyuku menjadi kura-kura. Raja sangat sedih melihat anak yang sangat
disayanginya telah berubah menjadi kura-kura. Namun, apa daya, Raja tidak bisa
berbuat apa-apa. Ia berusaha mengikhlaskannya. Putri Biyuku pun pergi ke sungai
yang ada di dalam hutan dan tidak kembali lagi untuk selama-lamanya. Karena
begitu sayang dengan putrinya dan untuk mengenang Putri kesayangannya, Raja
menamai hutan tempat putrinya tinggal dengan nama hutan Biyuku. Karena Raja
tidak mempunyai keturunan untuk meneruskan kepemimpinannya, lambat laun
kerajaan itu pun runtuh. Hutan Biyuku sekarang menjadi sebuah desa yang bernama
Desa Biyuku.
Post a Comment for "Cerita Rakyat Banyuasin III (Legenda Desa Biyuku)"